Aussie Yang Bersih, Nyaman dan Kopi Nikmat

Tadi pagi cerita ini saya terima. Tentang Aussie (Australia) yang bersih, nyaman dan kopinya nikmat sekali. Ini cerita langsung dari boss saya yang baru pulang dari Australia. Baca saja kalau kau mau...

Bahwa kebersihan itu adalah bagian dari iman sudah duluan diterapkan di Aussie. Itulah yang dirasakan oleh boss saya. Kita (baca Indonesia) mungkin baru memegang kata-kata itu sebagai jargon dan simbol. Pelaksanaan nol besar. Bila Aussie bersih dan nyaman, maka Indonesia sebaliknya. Pulang dari Aussie dan kebetulan menghadiri pertemuan di Griya Agung, boss saya yang tidak tahan melihat joroknya toilet bagian belakang, langsung turun tangan. Ngusruk, membersihkan toilet tersebut. 

Begitu timpang kondisi kita dan mereka. Bila Aussie (mungkin sebagian besar negara maju lainnya) bersih dan nyaman, kita kotor, kumuh, dan semrawut. Saya berkata dalam hati,

"Beginilah kita. Kita sulit majunya. Sulit bangkit.."
"Kalau ada fasiitas umum yang dibuat nyaman dan bersihpun, tidak dirawat. Alih-alih dirawat dan dijaga, yang ada besi dan baut dicopot untuk dijual. Lapar katanya.."

Di Aussie, boss saya itu bisa ngopi 5-6 kali sehari. Saking nikmatnya. Nah, soal ini jelas saya ngiler sekali, he. Bagaimana tidak kata beliau, pengolahan kopinya dibuat sedemikian rupa. Bersih, fresh, dari biji kopi pilihan. Sebenarnya tidak heran, di banyak cafe di Indonesia, konsep pembuatan secangkir kopi nikmat tersebut sudah standard seperti di beberapa negara maju lainnya. Biji kopi pilihan langsung digiling saat itu juga. Proses pemasakan/penyeduhan tepat. Proses pencampuran bahan lain, gula, krem sudah pas. Pas, secangkir kopi (entah latte, entah capucinno) nikmat.

Secangkir kopi kita, hiks, tetap saja saya lebih suka secangkir kopi kampung. Bukan karena lebih nikmat, lebih karena, itulah kopi yang ada di sekitar saya. Terjangkau oleh kantong saya. Sesekali, tentu asyik menikmati secangkir kopi ala cafe macam starbuck atau excelso. Harganya bo, sekali ngopi 50 ribuan. Sedangkan saya, hm ngopi bisa 3 kali sehari. Tak cocok dengan kondisi kantong saya, hahaha.

Kenapa secangkir kopi kampung rasanya begitu-begitu saja ? Ya, maklumi saja. Sudah untung kita bisa memperoleh secangkir kopi dengan mudah dimana saja dan kapan saja. Sesekali, coba perhatikan bagaimana pengolahan kopi di kampung kita. Di kampung Bejo dulu, sehamparan buah kopi dijemur di jalan. Bercampur dengan debu, sedikit tanah dan kerikil. Sudah pasti sering dilindas mobil, truk dan motor yang lewat. Setelah kering, dikupas kulitnya. Dibersihkan kerikil dan tanahnya dengan ditampi. Dicuci dan ditiriskan. Lalu digoreng dengan tungku kayu yang apinya sangat besar. Warnanya hitam, sangat hitam. Sudah hampir jadi arang. Hasilnya, ya, seperti itulah. Meski awalnya dibuat dari buah kopi pilihan saat dipetik di pohon, rasanya tak begitu enak buat saya. Untunglah saya dan keluarga punya pilihan, sebuah merk kopi tradisional yang enak (kapan-kapan saya kasih tau merknya).

Begitulah. Saya mendapat banyak renungan dari cerita Aussie boss saya. Banyak PR besar bangsa kita ini, (hadeuh, belum lagi soal banjir dan macet). Salah satunya, bagaimana menjadikan kata-kata "Kebersihan itu adalah bagian dari iman" tak sekedar slogan tapi betul-betul kita terapkan. Bagaimana kita bangkit mengejar mutu.Termasuk mutu secangkir kopi. Sebelumnya, sebagaimana yang kita tau, tentu saja harus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Renungan tidak penting. Salam.

Comments

  1. Hadeuh..tadi udh nulis uneg2 panjang.. :'( Ternyata koneksi putus. Jelasnya, kita harus belajar sangat banyak. Dan ternyata kita memang jago merumuskan wacana, heheheeeee....

    ReplyDelete
  2. Saya gak terlalu suka ngopi mba, meski ternyata kopi jg memiliki manfaat bagi kesehatan dlm takaran yg pas.

    Aussie, kerabat ada yg tinggal disana...dia pernah bercerita bagaimana mrk hidup setelah menikah dan menjaga warga negara aussie. saya nungu oleh2nya saat diwaktu2 tertentu dia pulang ke indonesia...:D

    ReplyDelete
  3. saya udah baca terus pengen ke ausie buat nangkepin kanguru yg lagi makan biji kopi...hehe,,

    ReplyDelete
  4. org2 di Indo masi byk yg belum sadar akan kebersihan. Suka miris kalo liat org yg berpenampilan modern, dgn mobil mewah, tiba2 buka kaca mobil dan buang sampah seenaknya.. -___-

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.