Sebatang Pohon Ditebang Disini

Sebatang pohon ditebang dengan damai. Tak ada protes. Tak ada huru-hara. Tak ada  apa-apa. Kecuali pikiran yang melesat entah kemana. Di depan mata, pohon itu punah pelan-pelan. Mulai dari ranting dan dahan. Tak lama sebatang pohon itupun tumbang.

Bagaimanakah rasanya menyaksikan sebatang pohon ditebang? sebuah suara terdengar di kepalanya. Tak ada apa-apa kecuali kejengahan. Lalu sebuah percakapan muncul tanpa bisa ditepiskan.

"Kenapakah kau ini..?"  suara-suara menyeru di kepalanya
 Sebab aku kehilangan kicau dan nyanyian Kolibri..."
"Kau kalikan hari, mingu, bulan, dan tahun. Maka berapa banyak nyanyian dan berapa jarak waktu kicauan kolibri itu ikut menghilang bersama tumbangnya pohon itu...?"

"Sebatang pohon memang hanya sebatang pohon. Tapi ia adalah sumber hawa segar dan keriaan. Tak hanya bagi manusia, juga aneka burung. Mungkin juga kupu-kupu. Bukankah seharusnya manusia lebih banyak menanam pohon daripada menebangnya..."

"Pohon itu pohon jambu. Jambu air dan bukan jambu klutuk. Entah telah berapa tulisan muncul karena sebatang pohon itu. Entah telah berapa fiksi juga kontemplasi. Ketika sehelai daunnya jatuh. Ketika angin bertiup dan menimbulkan hawa sejuk.."

Tak ada jawaban. Suara-suarapun menghilang. 

Seseorang masuk dan menutup pintu. Tepat ketika tetangga sebelah rumahnya selesai dengan hajat menebang sebatang pohon miliknya.

Comments

  1. saya ingat ketika pohon mangga yang tumbuh di halaman depan rumah terpaksa harus di tebang akibat tercerabut oleh angin ribut kala itu..

    pohon mangga itu mula - mula kokoh berdiri, merindangi beberapa pot pohon cabe dan jeruk purut, setelah dilanda angin oleng menimpa genteng rumah..

    sehari setelah di tebang, rumah saya terasa gersang..

    ReplyDelete
  2. Kami sedang mempertimbangkan 'nasib' pohon2 di halaman dan trotoar. Tiga pohon palem yg sudah sering bikin masalah sbb sudah tinggi sampai mengganggu kabel telp dan 2 lagi pohon di halaman rumah, yg satu pohon mangga, yg sering diprotes tetangga dan buahnya sudah beberapa kali jatuh bikin genteng rusak, wkwkwk.. Satu lagi pohon jambu air yg sudah terlalu banyak setor daun-daun memenuhi halaman. Untungnya, karena belum ada org yg bisa memangkas mereka, nasib mrk sampe sekarang masih aman2 saja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wakakakak:)Sesungguhnya sebatang pohon jambu air itu juga menyumbang sekian puluh lembar dedaunan, ranting, bunga dan buah jatuh baik karena angin atau karena busuk ke halaman kami setiap hari. Tapi tetap menimbulkan kegembiraan sebab ia menaungi terik matahari tepat di teras rumah. Begitulah G. Cuma keisengan (ga ada kerjaan kali kemaren saya mantengin orang nebang pohon), wong pohon itu pohon dia, hahahaha.

      Delete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.