Pilat

Pilat itu, ah biasa saja. Saking biasanya, biasanya muncul kapan saja.  Ketika rasa geli dan jengkel tiba bersamaan. Ketika ingin berteriak tapi malas berteriak. Ketika muncul hawa pengap dan tak ada hal yang bisa membuat udara bergerak. 

Ketika hal-hal seperti di atas muncul, maka hanya satu kata yang mendesis pelan "Pilat". Pilat. Titik.  Maka pilatlah semua hingga udara kembali sejuk dan pilat itu sirna. 

Salah satu hal yang membuat saya mendesis "Pilat", adalah komentar si tukang obat yang sudah hampir duaratusan memenuhi kotak spam blog ini. Komentar asal. Misalnya, "Terimakasih infonya gan". Padahal tulisan saya hanya tulisan kontemplasi asal jadi. Kadang pula cuma fiksi setengah jadi. Jelas tidak informatif. Artinya si tukang obat itu tidak membaca tulisan saya. Setiap kali membaca kalimat "Terimakasih infonya gan", hehe, saya langsung mendesis "Pilat". Lalu jari-jari saya langsung memasukkan komentar itu pada kotak Spam.

Komentar lain, ya..berisikan kata-kata motivasi yang tak ada hubungannya sama sekali dengan isi tulisan saya. Entah apa maksudnya. Kalau mau memotivasi, ya bikin saja tulisan motivasi di blog sendiri aman. Tidak menganggu hajat hidup tulisan orang lain, hehe. Ketika membaca komentar ini, sayapun mendesis, "Pilat"

Komentar lain lagi adalah komentar memaki-maki karena komentarnya tak saya izinkan tampil. Nanti beberapa minggu setelahnya dia muncul lagi memuja-muji. Menyuruh saya bertandang ke blognya. Entah kenapa dengan dia. Aneh sekali. Maka saya mendesis lagi, "Pilat".

Begitulah. Saya tak tau lagi harus berkata apa. Saat ini, tak ada kata yang terpikirkan oleh saya selain "Pilat". Maaf.  Kaupun boleh berkata 'Pilat" pada tulisan ini, kalau mau. Salam.


Hanya istilah dalam bahasa Ibu Saya. Istilah tak penting. Tanya saja orang Palembang, kalau mau.

Comments

  1. Hihihihi..... Pilat itu apa sih Mbak? :))

    Di blog Kampung Fiksi ada yang terang2an jualan viagra dengan link2nya segala, hahaha... Untung ga pernah muncul komentarnya karena secara otomatis masuk spam. Memang menyebalkan yg kayak gitu.

    ReplyDelete
  2. Wah, mesti tanya orang Palembang neh hehehehe...

    Mohon maaf lahir bathin, bunda Elly.

    ReplyDelete
  3. Ouww... ^___^

    Musti tanya orang Palembang kalau begitu :))

    Semoga spam2nya segera berakhir mbak Elly.

    ReplyDelete
  4. Karena penasaran saya googling, wkwk... ohh...artinya 'tidak sopan' kalo menurut Wikipedia bahasa Palembang: http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Palembang

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.