Perempuan

Sungguh, tak ada kata "Habis" untuk membicarakan perempuan. Bukan saja karena saya perempuan, lebih karena keragaman diantara keunikan kaum saya ini. Baca saja kalau kau mau...

Kemarin lusa, saat akan keluar parkiran dan saya baru menyadari bahwa spion si jambrong menekuk hingga saya tak bisa melihat sisi kiri saya. Saya melihat dua perempuan berjalan tepat di sisi kiri saya. Perempuan pertama lebih tua, berkerudung. Perempuan kedua lebih muda, cantik, dan hm rambutnya panjang terurai. Kelihatannya pasangan ibu dan anak. Karena si jambrong ini segalanya serba manual dan pintu keluar parkiran sudah semakin dekat, maka tak ada pilihan bagi saya selain mencoba minta bantuan pada kedua perempuan itu. Saya turunkan kaca, lalu berkata pada mereka,

"Mba, tolong banget..., tolong tarik kaca spion saya ini..." sambil memasang muka mohon pertolongan

Perempuan yang lebih tua, langsung memasang muka cemberut. Barangkali dia tersinggung, bisa-bisanya saya minta tolong mereka yang baru saja turun dari mobil mewah. Agaknya usaha minta tolong saya gagal. Tapi hei, perempuan yang lebih muda itu tiba-tiba dengan cepat membenarkan posisi spion saya sambil ia tersenyum. Wow, subhanallah. Tentu saja saya berterimakasih sekali pada bantuan itu.

Apakah yang saya lihat. Usia itu... memang tidak menentukan kebijakan sikap seseorang. Penampilan juga tak bisa dijadikan alat ukur untuk melihat nilai-nilai kebijakan hidup seseorang. Beberapa minggu sebelumnya, bahkan berbulan-bulan sebelumnya, he, saya yang katanya lugas dan tegas ini agak dipusingkan dengan status galau dan lebay teman-teman perempuan saya di FB. Siapa yang bisa menjamin bahwa perempuan yang menolong saya di parkiran itu tidak suka menulis status lebay dan galau di FBnya !? Tak ada. Lebay dan galau di FB itu mungkin sudah sifat, tapi suka menolong juga sifat. Itulah uniknya kami perempuan.

Semalam, saat pulang mengantar kakak perempuan saya ke rumahnya (setelah acara berbuka puasa bersama di rumah), kejadian unik saya alami lagi.  Sebuah motor membuntuti saya dan memberi klakson berkali-kali. Saya sudah agak was-was, perampokkan kah ?. Rupanya dia memberi tahu bahwa pintu belakang kanan si jambrong tidak tertutup dengan sempurna (padahal sudah saya kunci), ohhhh. Pengendara motor itu perempuan. Dua perempuan. Lihatlah, dari perempuan-perempuan tomboy itu saya juga mendapat pertolongan. Pertolongan yang tidak terduga. Siapa yang bisa menjamin bahwa mereka tidak suka menulis status lebay dan galau atau sering bernarsis ria di FB.  Tak ada.

Begitulah. Tentu saja ada banyak lagi contoh lain. Jadi, he, jangan sok tau kau soal kami perempuan. Bercanda ya. Intinya, jangan menilai perempuan dari sekedar penampilannya. Apalagi dari sekedar kegalauannya.  Salam.

Comments

  1. hehehe... emang bener mbak. nggak cuman perempuan. laki pun juga gitu, nggak bisa dinilai dari penampilannya.

    Tapi bedanya kalau cowok status FBnya jarang yang alay bin lebay mbak. hehe..

    Apa kabar mbak?
    Met puasa ya :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.