Apa Kabarmu Kadal Betina..?


Tak ada langit di hadapannya. Tak ada bunga melati itu. Tak ada pula angin sepoi-sepoi. Pagi masih tak berwarna. Maka aroma di kepalanya masih datar saja. Sebab ia mengungkung diri dalam kamar hingga sebuah pesan singkat tiba,

"Apa kabarmu Kadal Betina...?"

Ia tersentak. Seperti sentakan saat terjatuh dari sebuah ketinggian. Taukah kau rasanya? Itu....sebuah rasa terkejut tak terkira. Tak hanya itu, juga rasa aneh. Hanya seorang yang menyebutnya Kadal Betina. Dan hampir sepuluh tahun yang lalu. Betapa janggalnya. Tak bisa dicegah, ingatannya berputar ke masa silam

"Wok, aku sudah di kotamu. Di bandara, jemput ya..."
"Wok, isi pulsaku ya. Penting nih, aku lagi di perjalanan. Gak sempat isi pulsa tadi.."
"Wok, hehe, traktir aku ya. Pengen makan martabak di Har, tapi lagi bokek nih..."

Itulah kata-kata yang sering ia ucapkan pada seseorang itu. Sepupunya. Biasanya dan hampir selalu dilakukannya dengan semangat "Iseng", "jahil", "Mengkadali". Setelahnya, seseorang yang dipanggilnya Wok itu akan mengumpat-umpat. Sudah berada di bandara kotanya tapi dia tak ada. Atau harus merogoh kantong karena rengekannya. Kejahilan yang membuatnya digelari si Wok itu sebagai "Kadal Betina". Ohhhhhhhh.

Seketika aroma kepalanya bergejolak. Entah gejolak apa. Tak lama ia bangkit lalu membuka jendela sambil memegang ponsel bututnya. Jari-jarinya sibuk menekan huruf demi huruf hingga membentuk kata-kata,

"Rasanya aku sudah mati Wok sejak peristiwa itu. Apa kau lupa? Kalau kau mau temui saja arwahku..."

Ah, astaga rupanya dia memang Kadal Betina. Sehat dan bugar tapi dia berkata bahwa dia sudah mati. Entah apa maksudnya. Apakah artinya telah terjadi sebuah peristiwa tragis!?. Hanya si Wok itu yang paham maksud kata-katanya. Entah apa. Biarlah si Wok dan Kadal Betina itu yang meneruskan kisah ini.


Setangkai ilalang tergugu pada pagi bisu ini. Begitulah kisah yang tiba-tiba dibawa angin padanya.

Comments

  1. selamat pagi mbak...
    entah kenapa jadi teringat seorang kawan waktu baca ini...

    ReplyDelete
  2. Mbak Elly apa kabar ^__^ Sudah lama nggak komentar di sini, begitu baca Kadal Betina, wah....kami kan para bunglon, termasuk keluarga kadal juga, haha...

    ReplyDelete
  3. besok posting lanjutannya ya mbak, penasaran sama yang ini mbak "Rasanya aku sudah mati Wok sejak peristiwa itu. Apa kau lupa? Kalau kau mau temui saja arwahku..."
    hehe..

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.