Marhabban Ya Ramadhan, Beda Ini Tak Indah !

Katanya perbedaan itu indah. Ya..., indah bila ia berlangsung dengan tenang dan damai. Dan tak selamanya perbedaan itu indah. Penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri yang sejak beberapa tahun ini sering berbeda, rumit juga kisruh, rasanya jauh dari indah. 

Masyarakat terpaksa menerima dan menjalankan apa yang sesuai dengan hati nuraninya. Lihatlah bagaimana umat menjadi bingung dan resah. Pemerintah (Kementerian Agama) tidak tegas mengatasi perbedaan ini.  Sibuk menunggu hilal yang tak juga terlihat, ohhhh. Sementara Mekah yang konon 4 jam lebih lambat dari Jakarta sudah mulai tarawih malam ini. Tahun lalu, penentuan 1 Syawal juga kisruh. Banyak yang akhirnya membatalkan puasanya meski pemerintah menetapkan 1 Syawal keesokkan harinya. Sebab umat Islam seantero dunia sudah merayakan Idul Fitri. Belajar dari pengalaman itu, juga karena lebih yakin perhitungan Muhammadyah, maka saya dan keluarga mulai berpuasa besok.

Sekali lagi, perbedaan itu indah bila ia memang indah. Perbedaan dan kisruh penentuan 1 Ramadhan ini tentu saja tak indah. Sebab rasanya lebih disebabkan "Perngeyelan" yang dilakukan sebagian besar ulama yang menjadi andalan Kemeterian Agama. Mungkin teropong untuk melihat Hilal itu perlu diganti. Entahlah.

Baru saja seorang teman mengirimkan pesan bbm, 
Hidupkan TV sekarang, akhirnya Muhammadyah dan NU sepakat melakukan jadwal puasa bersama, yaitu setelah makan sahur.
Selamat Malam

Hohohoho. Marhabban ya Ramadhan.

Comments

  1. Yup. Perbedaan itu emang nggak indah lagi, apalagi klo malam takbiran jadi agak2 sepi karena perbedaan itu. Tapi dari dulu saya dan keluarga lebih meyakini perhitungan Muhammadiyah, makanya udah mulai puasa hari ini. But, apapun itu deh, ya perbedaan itu kadang nggak indah juga.

    Selamat berpuasa, mbak...maaf lahir batin :)

    ReplyDelete
  2. Assalamaualaikum bunda. Mohon maaf lahir bathin. Selamat menunaika ibadah puasa.

    ReplyDelete
  3. yang penting akhirnya lebarannya sama, mbak....: ! syawal... :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.