Awan Jadi Abu

Tak ada hal yang lebih menyesakkan selain melihat orang-orang menggali lubang lalu melihat lagi bagaimana mereka meneriakkan tangisan mereka ke seantero dunia saat ada yang terjerembab lalu mati di lubang itu.  

Kau bisa melihatnya sambil mendesis, menghela nafas panjang, atau menangis. Hanya, jauh di lubuk hati yang paling dalam, hal terganas yang bisa saya bayangkan adalah melemparkan si penggali ke dalam lubang yang mereka buat dan menutup lubang itu agar tak ada lagi orang-orang yang terperosok dan tak ada lagi lubang baru. Seandainya bisa.

Ketika awan gelap menurunkan abu, maka bumi terpuruk dengan wajah lusuh. Duka muncul tanpa diminta. Kasus konflik sengketa tanah yang tak tuntas di Ogan Ilir, mungkin hanya salah satu contohnya. Seyogyanya pemerintah bisa menemukan cara yang tepat menyelesaikan masalah tersebut. Seyogyanya aparat tidak unjuk gigi yang berlebihan pada masyarakat yang seharusnya dilindungi. Seyogyanya masyarakat bisa menahan diri untuk tidak terpancing ulah provokasi yang dilakukan orang/pihak tertentu. Jangan lagi ada yang menjadi korban. Semoga. 

Hanya nyanyian seekor gagak di dahan pohon itu. Sebuah tempat bernama Ogan Ilir, ketika awan jadi abu...

Comments

  1. Aku paling terpana dengan bagian ini: "maka bumi terpuruk dengan wajah lusuh."

    Selamat menunaikan ibadah puasa, Bunda Elly.

    ReplyDelete
  2. Catatan bunda begitu syahdu deh..selamat menjalankan ibadah puasa bunda :)

    ReplyDelete
  3. nyesek bacanya,,apalagi yang ini "Duka muncul tanpa diminta. Kasus konflik sengketa tanah yang tak tuntas di Ogan Ilir, mungkin hanya salah satu contohnya. "

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.