Sebuah Lingkaran Bernama "Dejavu"

Sesungguhnya, kehidupan manusia tak lebih dari pengulangan-pengulangan getaran. Sebab tak ada celah terputus. Semua rangkaian kehidupan semesta adalah sebuah siklus. Lihat saja, kita mengalami hal yang bernama 'Dejavu"...


Seringkali kita merasa bahwa hal yang ada di hadapan kita "Rasanya" pernah kita alami. Itulah tanda "Dejavu", menurut saya. Seringkali pula saya merenung untuk merasakan bahwa apa-apa yang dialami manusia meski tak persis sama sesungguhnya telah dialami oleh orang-orang sebelum kita. Jatuh cinta. Patah hati. Tertipu. Merasakan derita tapi tetap tersenyum pasrah saat telah berusaha. Memandang matahari terbit sembari memikirkan jalan keluar masalah yang dihadapi. Menatap daun-daun bergoyang ditiup angin sambil menghembuskan doa paling tulus yang kita punya. Dan lain sebagainya. Sadarkah kita bahwa hal yang kita rasakan sesungguhnya pernah dirasakan orang-orang lain di sudut lain bumi ini, bahkan di masa lampau dan mungkin pula di masa yang akan datang ?

Ya, buat saya itulah tanda bahwa sesungguhnya apa yang dirasakan dan dipikirkan manusia meski tak persis sama, seringkali getarannya sama. Maka dari zaman ke zaman, ide, pikiran, dan spirit manusia sesungguhnya berputar-putar di getaran tersebut. Soul dan spirit manusia seperti sebuah siklus. Maka lingkaran bernama "Dejavu" itu buat saya juga sebuah siklus yang sebaiknya kita pahami dengan sederhana. 

Bahwa kita tak bisa menghindari apa yang sudah ada di hadapan kita. Hanya bisa mengambil hikmah dan spiritnya. Maka bila saat terpuruk itu tiba. Saat kesedihan muncul. Saat bahagia membuncah, mengapakah kita berlebihan ? Toh semua orang mengalami pernah mengalami, hehe. Salam. 

Comments

  1. Stuja skali dengan psotingan ini.. Dejavu pasti pernah dialami semua orang.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.