Mengasihani Adalah Sebuah Kesombongan

Sebuah pikiran janggal muncul beberapa hari yang lalu. Saat itu malam telah tiba dan rasa lelah tiba juga. Ya, meski lelah, meski jengah, ide-ide berseliweran. Ia datang dan pergi ke wajah kita hanya dengan kita menatap layar monitor. Entah HP atau laptop atau PC. Maka tak bisa dicegah, pikiran dengan judul "Mengasihani Adalah Sebuah Kesombongan" di atas muncul.


Jujur, ide awal pikiran tersebut bukan berasal dari saya. Itu berasal dari statement si Presiden Jancukers Idonesia, Sujiwo Tejo dalam tweetsnya. Tentu saja dengan redaksi yang berbeda. Ya, betul, saya salah satu jancukers juga (he, jancukers pasif).  Maka setelah pikiran itu tiba dan mengendap beberapa hari di kepala, malam ini ia berontak minta dituliskan. Ya, sudahlah, daripada jadi bisul, hehe.

Sesungguhnya, mengasihani adalah sebuah sikap. Sekaligus pula kata kerja, dasar katanya "Kasihan". Saat kita melihat dengan mata kita bahwa orang/pihak lain salah hingga kita merasa kasihan padanya, sadar atau tidak sadar saat itulah kesombongan kita tiba. Saat kita sedang merasa kasihan pada orang lain, sebenarnya dalam diri kata ada perasaan lebih baik, lebih tinggi, lebih mulia dari orang yang sedang kita kasihani. Sadar atau tidak sadar, kesombongan kita tiba.lah hingga kita merasa kasihan padanya, sadar atau tidak sadar saat itulah kesombongan kita tiba. 

Separah itukah kita...? Hm, entahlah. Bangga diri dan rasa syukur karena "Merasa" kondisi kita yang lebih baik dari orang lain kadang-kadang memang sangat tipis bedanya. Kitalah yang tau jawabannya. Kita sangat mudah menilai orang lain dan merasa diri kita lebih baik dari orang/kelompok lain. Itulah yang sering terjadi. Ya, ya, ya, manusiawi. 

Marilah kita renungkan. Jika kita melihat peminta-minta dan merasa kasihan padanya, lalu kita mengusirnya sambil menutup hidung sambil berkata dalam hati "Kasihan", sombongkah kita? Jika kita melihat peminta-minta hingga muncul rasa` "Kasihan" lalu memberikannya sejumlah uang, sombongkah? Jika kita melihat peminta-minta hingga muncul rasa "Kasihan" lalu memberikannya solusi agar ia tak lagi meminta-minta, sombongkah kita? Jika kita melihat orang lain sedang menghadapi masalah/musibah lalu kita mengasihaninya sambil kita berkata dalam hati "Salahmu sendiri karena kau begitu..", sombongkah kita ? 

Apakah mengasihani adalah sebuah kesombongan ? Apakah rasa "kasihan" kita adalah kesombongan kita ? Sekali lagi, kitalah yang tau jawabannya. Salam.

Comments

  1. seseorang kadang tidak butuh dikasihani tapi dimengerti dan diperhatikan...
    :)

    ReplyDelete
  2. kalo menurutku engga mbak, mengasihani itu bukan berarti sombong, tapi kalau kita terlalu mengasihani dan memberikan semuanya untuk membantu maka bisa dibilang sombong. Memberi itu ya sewajarnya saja, semampu kita

    ReplyDelete
  3. kunjunagn sob ..
    salam sukses selalu ..:)

    ReplyDelete
  4. kurang setuju dengan judul di atas harus dilihat dari berbagai sisi dan penilain tertentu, terlalu mengasihani itu memang bisa di katakan kesombongan. tapi tidak selamanya mengasihani itu adalah kesombongan.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.