Lelaki Di Pintu Surga dan Maria Magdalena

Beberapa hari lalu, tiba-tiba ia dibawa kesana. Ya, sebuah renungan asal tentang Lelaki di Pintu Surga dan Maria Magdalena. Entah kenapa ia tiba disana. Tak jelas. Hari ini, tanpa bisa dicegah pikiran itu muncul lagi. Lihat saja kalau kau mau...


Rupanya pikiran tentang Lelaki di Pintu Surga dan Maria Magdalena itu miliki tautannya sendiri. Surga. Ya, surga. Keduanya bicarakan soal surga meski dengan cara pandang tak sama. Lelaki di pintu surga, menggambarkan pengabdian seorang anak kepada ibunya yang sakit. Maka atas pengabdiannya itu ada yang menjulukinya "Lelaki di Pintu Surga". Sedangkan maria Magdalena, kau masih ingat kan. Ya..., beliau mencapai surga setelah memberi makan seekor anjing kelaparan di saat orang-orang tak perduli pada anjing itu. Maria Magdalena menyelamatkan nyawa anjing itu hingga dikisahkan beliau mencapai surga karena hal tersebut.

Begitulah. Sesungguhnya "Surga" itu, sesuatu yang agak membuatnya jengah. Lihatlah, orang-orang bergerak dan bertindak di dunia fana ini dengan pamrih agar mencapai surga di akherat kelak. Sementara, gambaran surga itu tak pernah memberi penjelasan yang memuaskan bathinnya sejak ia kecil. Surga itu...., tempat indah dengan aneka buah-buahan dan taman-taman dimana para bidadari yang siap melayani. Ada yang berkata bahwa para perempuan  akan menjadi bidadari. Ketika ia SMA, seorang temannya protes tidak mau menjadi bidadari. Maunya dilayani oleh para bidadari lelaki, bidadara. Oh, betapa miris. Kenapa surga digambarkan bak kehidupan harem....!?

Di surga tak ada yang tua. Semua muda, cantik, ganteng. Semuanya tinggal berleha-leha dan memanjakan diri. Hm, sepertinya surga itu akan menjadi tempat berkumpulnya para pemalas dan kaum hedonis. Begitulah pikiran janggalnya. Ia berkata pada dirinya sendiri, jika demi mencapai surga orang-orang melakukan segala perbuatan didunia, maka dimanakah hakekat kebajikan itu yang sesungguhnya ? Apakah kita suka melakukan kebaikan-kebaikan disebabkan sebuah iming-iming agar kelak mencapai surga yang tadi..!? He, buatnya itu bukanlah kebajikan. Jadi sudahlah, lupakan surga yang hedonis itu. Berbuat baiklah pada semesta demi kebajikan itu sendiri. Begitulah katanya pada dirinya sendiri.

Tepat ketika kalimat lamanya itu muncul lagi di kepalanya, senyumnya muncul. Rasanya ia menemukan kenapa ia jengah dengan sebuah pikirannya tentang Lelaki di Pintu Surga dan maria Magdalena itu. Selamat berhari minggu di dunia fana yang kita sebut semesta ini. Salam.

Comments

  1. surga tu sesuatu yg blm pernah didengar,dilihat,dirasakan.....
    :)

    ReplyDelete
  2. Surga itu merupakan tempat yang paling enak katanya,,,

    ReplyDelete
  3. Setiap mampir kesini, pasti otak saya harus berpikir keras untuk bisa ngerti kata2 puitisnya, itu jg jarang hihihihihihhi yah harap maklum, satu2nya jiwa seni saya adalah nyanyi, itu aja fals hahahahaha

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.