Underwear L'amour

Syaharani menemani saya saat ini. Suasananya...., hm, sulit dikatakan. Kalau kau bisa bayangkan saja. Dia menyanyikan lagu lama "Tersiksa Lagi". Itu lagu sedih. Hanya, dibawakan dengan ceria. Jazzie. Suasana jadi ringan. Kontras tapi hikmat. Saya suka. 


Kepala saya mengangguk-angguk mengikuti suara Syaharani. Sambil saya begitu, tangan saya sibuk menyusun benda-benda yang tadi sore saya beli  dan memasukkannya ke dalam kontainer plastik. Aneka underwear. Begitulah. Sebagai buruh pabrik tidak setiap bulan saya mampu membeli underwear favorit saya. Biasanya menunggu musim diskon tiba. Selain itu, menunggu pula uang ekstra (bonus) turun. Sebagaimana biasanya (karena ada potongan harga), saya beli cukup banyak. Lumayan menguras kantong. Ah. andai bisa hanya menggunakan kantong kresek atau dibungkus daun saja. Tentu saya tak perlu berjuang seperti ini, hehe. Menyiksa juga.

Mengapakah, diri ini harus tersiksa lagi...
entah mengapa, mengapa, mengapa...
tersiksa lagi...

Syair yang menyesakkan dada. Anehnya, suasana tetap ceria. Jemari saya terus mengetuk-ngetuk ujung kontainer mengikuti beat lagu itu. Maka demi bait-bait dan demi beat-beat yang saya dengar itu, para underwear yang sedang saya susun ini seperti tersenyum pada saya. Senyuman yang indah. Keindahan yang harus saya hargai. Saya namai mereka "Underwear L'amour". Tentu penamaan yang kau tak kan tau sebabnya. 

Rupanya, racauan seorang perempuan bernama Roro.

Comments

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.