Hujan Jatuh Satu Satu, Kunang-kunang di Sembilang

Hujan jatuh satu-satu di luar jendela semalam itu. Tepat saat seseorang menutup catatannya yang menganga di mesin menulisnya. Maka ketika tetes hujan jatuh satu-satu itu, rasanya seperti mendengar teriakan  kelegaan yang ritmis...


Kenapakah....? Sebab telah usai dituliskan kisah yang telah meronta-ronta dan merangsek di kepala itu. Kunang-kunang di Sembilang. Sebagaimana janji hati yang telah terpatri, menulis selama sebulan pada Januari ini. Ya, ajang di bulan Januari menulis naskah novel 50.000 kata (J50K) yang digagas teman-teman di kampung Fiksi. Tepat di 50.755 kata.

Entah kelak ia akan jadi apa. Jujur, saya tak ingin memikirkannya lagi. Hal yang sudah pasti, mengeditnya akan sangat memakan waktu dan energi. Tahukah kalian, saya terseok-seok karena jiwa Mona yang menghilang di minggu terakhir menjelang selesainya ajang ini. Mona ngambek. Saya harus merayunya berkali-kali agar ia bertahan dan tetap tinggal di kisah ini.  Semoga saat mengedit nanti, Mona akan berbaik hati pada saya dan muncul dengan jiwanya lagi. Salam.  


Comments

  1. Selamat Mbak Elly.... semoga yang kali inipun jadi novel yang indah... *menunggu saatnya ;)

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.