Menghormati Diri Sendiri, Sudah Gila Apa.. !?

Sungguh, jangan terpaku pada judul di atas. Sengaja saya buat begitu supaya efek "Eyecatching"nya kuat. Agak hyperbola memang. Tapi... soal "Menghormati Diri Sendiri" ini adalah hal yang nyata. Itu yang saya lihat sepintas dari gesah seorang sahabat.

Bahwa pergaulan laki-laki dan perempuan pasti akan terjadi sesuatu, disukai atau tidak disukai, itu sudah lumrah. Dan diantara sesuatu itu, mungkin terjadi friksi. Barangkali saya sudah keluar dari fase dimana saya  meletakkan diri saya pada pengkotakkan "Laki-laki VS Perempuan. Buat saya, diantara pergaulan Laki-laki dan Perempuan harus ada benang merah untuk saling menghormati. Sesuatu yang akhirnya berwujud Persahabatan. Persaudaraan. Bisa jadi Hubungan cinta, kalau melangkah ke tahap yang lebih tinggi.

Kedua, apapun yang terjadi "Rasa Saling Menghormati" itu harus tetap ada. Ketika seorang perempuan merasa dilecehkan, tidak dihargai, dia bisa keluar dari hubungan pergaulan tersebut. Keluar dengan pamit baik-baik, kalau bisa. Bila tidak, keluar dengan cara tegas. Tetap saja, tindakan/proses keluar tersebut tidak bisa disebut  sebagai upaya "Menghormati diri sendiri", buat saya loh. Sudah gila apa, diri sendiri aja mau dihormati !?, hehehe.Saya kira lebih tepat kalau dikatakan "Menjaga Kehormatan".

Begitulah menurut saya. Menjaga kehormatan itu adalah tugas utama semua manusia.Tidak perduli dia laki-laki atau perempuan. Ketika seorang perempuan tidak mau dirinya dilecehkan, dia bertindak, itu namanya menjaga harga dirinya. Menjaga kehormatan. Dan berapakah harga diri kita ? seberapa besar kehormatan kita..? Kitalah yang bisa menjawabnya.

Kembali ke harga diri dan kehormatan seorang perempuan, buat saya letaknya tidak di sekedar proses menjaga selaput dara atau menghindari diri dari urusan colak-colek laki-laki. Kalau sekedar begitu, tapi perbuatan lainnya negatif, dimana letak "Terhormat"nya ? Kehormatan dan harga diri tentu tidak sekedar itu saja.

Begitu banyak perempuan yang tak lagi miliki selaput dara (dengan berbagai alasan) tetap terhormat bagi saya asalkan dia menghormati kehidupan. Mencintai dan merawat semesta ini. Menghormati dunia sekitarnya. Tidak mendzolimi orang lain baik dengan perbuatan fisik maupun dengan psikis, apalagi mendzolimi diri sendiri. Jika hal tersebut sudah dilakukan, maka dia tak perlu berkata apa-apa lagi. Dunia akan berkata bahwa dia adalah Perempuan Terhormat. Cuma pikiran sesat saya. Silahkan direnungkan bila berkenan. Salam.

Comments

  1. bagi saya kehormatan wanita tidak terletak di selaput dara... Tapi pada hati dan perbuatannya....

    ReplyDelete
  2. yupp..setuju sama mbak elly.. kehormatan wanita tidak hanya terletak pada selaput dara....

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.