Lan Fang, Penulis Perempuan Kembang Jepun Itu Berpulang..

Siapakah yang bisa menduga apa yang akan terjadi esok ? tak ada. Siapakah yang bisa menolak takdir ? tak ada. Siapakah yang bisa meramal kapan kematian itu akan tiba ? tak ada. Maka atas jawaban itulah tulisan ini saya buat. Tak ada ada yang bisa menolak kedatangan wajah kematian bila ia telah di depan mata. Lan Fang, penulis Novel "Perempuan Kembang Jepun" itu telah berpulang...

Sungguh, kabar ini agak mengejutkan buat saya. Meski kabar bahwa almarhumah sebelumnya sakit telah sedikit saya ketahui. Tetap saja berita yang sore ini saya ketahui lewat FB menghenyakkan. Rasanya baru kemarin saya baca statusnya tentang pagi yang dingin. Sepi. Dan aroma minyak kayu putih. Entah kenapa saat saya baca status itu, ada rasa ngilu di benak saya. Ngilu yang lain. Seakan saya bisa merasakan hawa dingin, sepi dan aroma minyak kayu putih itu.

Lan Fang, dilahirkan di Banjarmasin 5 Maret 1970. Novelnya "Perempuan Kembang Jepun" itu entah mengapa, saya suka. Tulisannya hitam juga pekat buat saya. Inilah sedikit kepekatannya itu,

Aku belajar pada hening. Karena sepi sudah akrab bagiku
kematian menciumku, maka merah flamboyann tak cukup terang nyalakan mataku
Padahal denyar belum usai, kuku kisruh masih mencakar-cakar
"Andai semua mahluk yang bernafas bisa berterimakasih pada kesalahan", begitu katamu
"Kamu baik, hormat dan sayang padaku dari dulu, sekarang dan semoga selamanya. Aku bisa mati tanpamu" jawabku pada kabut
Karena kau adalah gonjang-ganjing kisruh yang membadai.
Seperti Isa berseru,"Eli, Eli, lama sabakhtani", darahpun mengucur dari lambungnya.
Apa yang harus kuseru jika lidah tertikam sepi yang enggan beranjak, kecuali mengadu pada lamunan", nadaku sumbang, suaraku pincang. Ini bukan lagu yang kumau.
Aku bukan Sidharta dan Kemala, pun tidak Isa dan Maria Maghdalena"
Lamunan menyulap kisruhku menjadi harmon. Biar sumbang, biar pincang, ada teduh setelah badai.
Ia kembang yang mengajariku menyeruput segelas coklat panas pelan-pelan agar nikmatya lebih terasa!

Surabaya,22-08-2006, 23.23 WIB
Pro...?
Apakah lurus terlalu sulit untukmu? 


Rasanya baru kemarin saya menulis tentangmu. Selamat jalan Lan Fang. Semoga kau damai disisiNya. Salam.
 

Comments

  1. ikut berduka cita....
    semoga arwahnya tenang di sisiNya....
    Amiin..
    :)

    ReplyDelete
  2. turut berduka cita... Semoga arwahnya diterima disisiNya

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.