pulanglah kepada jalan itu
lengkung langit yang tak lagi biru
sinar mata yang kuyu
keringat yang tak lagi menetes di pipimu
pulang...
pulanglah rasa pada tempatnya tiba
lelah yang tak lagi berupa
sekuntum mawar tak lagi bisa kau pandang
sebab langit telah hitam, dan pintu itu menganga menanti kau pulang
Comments
Post a Comment
Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.