Jebakan Hujan

Hujan ini menjebaknya. Persis seperti jebakan lubang jalan di depan itu, sebuah truck terhenti. Seperti  malam yang memberi tanda dengan gelap hingga orang bisa terjatuh bila tak menyalakan lampu. Maka hujan ini menjebak. Sangat menjebak...

Dikatakannya menjebak, tidak hanya karena telah menahannya untuk tidak keluar rumah, juga karena sebuah pikiran yang tiba padanya. Sebuah hal yang menjejak di kepalanya. Menjebak hingga ia tak bisa memikirkan hal lain. Taukah kau apakah hal yang mejebaknya saat hujan ini turun...? Tungggulah.

Saat matanya mengerjab, ia mulai menceritakan jebakan itu
"Ini jebakan yang sangat menjengkelkan...", ia memulai kata-kata
"Seharusnya bisa kuduga, kalau saja sedikit kubuka mata...", lanjutnya lagi
"Kenapakah...?" tanya saya tak sabar
"Seorang teman menjadi sangat baik, sangat penuh perhatian. Lalu, sompret, ia berlagak bilang suka..."
"Lalu.....?" saya makin tak sabar

"Tiba-tiba saja ia berlagak bak kekasih, sompret. Padahal, tak lebih dan tak kurang itu pelecehan..."


Hahahahaha, tawa saya meledak. Seseorang yang sedang bercerita itu wajahnya merah padam. Mungkin ia akan mencekik saya, he, seandainya bisa.
"Ya, hindari saja dia..." ujar saya pelan. Saya mulai serius.
"Sudah, tapi sulit awalnya. Sebab dia sudah membuat nyaman dengan perhatian dan kebaikan. Akhirnya, bisa juga..." jawab seseorang yang merasa terjebak ini, serius pula

"Taukah kau, jebakan ini makin terasa menjengkelkan..", tanyanya
Saya gelengkan kepala saya
"Rasanya dia itu seorang Maho...",  kata-kata terakhir nyaris tak bisa saya dengar
"Kok....?" tanya saya lagi
"Makin saya perhatikan, ah detected maho. Dia suka gosip, dia suka aneh, arrrrghhhhh"

Hm, hm, saya jelas makin penasaran. Rasanya saya ingin bertanya lagi ini dan itu pada seseorang yang merasa terjebak ini, tapi saya tidak tega. Wajahnya terlihat sangat lelah. Hanya, saya bisa memaklumi ceritanya. Rasanya begitu. Kadang kita tak bisa mengenali sahabat kita sendiri. Sahabat yang terlihat baik, bisa menyimpan niat tertetu. Laki-laki yang terlihat normal, memiliki anak dan istri, bisa menyimpan kelainan juga. Mungkin...bukan maho, hanya laki-laki metroseksual yang agak maho, hehe. Entahlah. Apa yang kita lihat kadang tidaklah seperti yang kita lihat. Itulah intinya

Pas, hujan ini berhenti. Seseorang yang merasa terjebak oleh hujan dan oleh sesuatu di kepalanya itu mengangkat wajahnya. Begitulah kisah yang saya temukan ketika hujan tadi menderaskan rintiknya di sebuah tempat yang mungkin jauh darimu. Saya, setiupan bunga ilalang ini,  harus melesat lagi. Salam.

Comments

  1. saat Hujan, memang harus berhenti. Tetapi setelah hujan biasanya begitu hangat. Sehingga perjalanan bisa dilakukan dengankehangatan yanga baru,

    begitupun dalam kehidupan

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.