Pulang Kepada`Ombak

Kepada ombaklah dia pulang. Ombak yang menyambutnya dengan tak menampakkan diri sebab gelap.  Ombak yang tak berupa. Ombak yang hanya tunjukkan perasaannya lewat suara. Perasaan apakah ? Entahlah. Sesekali terdengar seperti degup kemarahan. Kadang seperti keengganan. Kadang seperti kepasrahan. Tak jelas. Maka iapun menjawab deru sang ombak sambil berkata,

"Aku kembali, setelah 2 tahun meninggalkanmu..."

Tak ada jawaban melainkan deru sang ombak yang tiba-tiba terdengar lembut. Dia tertunduk. Seperti memahami makna deru itu. Buat dia deru ombak itu adalah sapaan selamat datang seorang kawan. Ya ombak ini adalah kawan setianya. Sebab ombak pantai inilah yang dulu menemaninya saat fajar dan senja tiba. Ketika ia menumpahkan perasaanya tentang segala hal. Ketika ia enggan berkawan dengan manusia.

Entah. Entah apa yang akan dia katakan lagi kepada ombaknya kali ini. Tak ada penjelasan. Jangan. Jangan tanya mengapa ia pulang kembali kepada ombak. Bukankah tak semua alasan harus dijelaskan...!? Seperti deru ombak yang degupnya sering tak bisa diduga, biarkanlah ia pulang kepada ombaknya. Sebab pulang adalah hak siapa saja yang memiliki rasa rindu.... 

Comments

  1. Pantai emang jadi tempat favorit sebagian orang untuk menumpahkan segala hal mbak. terutama dikala susah.

    gimana kabarnya mbak? lumayan lama ya mbak saya nggak mampir sini :)

    ReplyDelete
  2. benar tak semua alasan harus dijelaskan, Bu. Biarlah ia menikmati rasanya itu dengan damai

    ReplyDelete
  3. Ombak... Ombak selalu saja tidak tetap, kawan Ilalang...

    Apa kabar mbak Elly :)

    ReplyDelete
  4. @Jimox, yep benar kawan
    @Annie, amin bu
    @G, kabar baik G. Saya baru pulang tugas nih, baru sampai ke rumah semalam.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.