Joko Pinurbo, Lelaki Dimana Puisi Telah Memilihnya

Pada suatu ketika Joko Pinurbo berkata, "Puisi telah memilihku...". Saya kira kalimat itu memiliki maknanya sendiri. Apakah yang akan kau lakukan ketika seseorang telah memilihmu ? tentu kau akan memberikan pengabdianmu. Itulah yang menurut saya dilakukan seorang  Jokpin pada puisi yang telah memilihnya, memberikan pengabdiannya.


Tak heran bila kemudian dia berkata, "Selamat menjalankan ibadah puisi...", oh. Kalimat yang meski agak lucu, menurut saya, lagi, punya makna sendiri. Sebuah ibadah, hm, pasti dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh  keikhlasan. Hasilnya, pastilah total, mungkin juga paripurna. Mungkin....

 Ya ya ya, sudah lama saya menyukai puisi-puisi beliau. Puisi yang cecerannya sering saya temukan di beberapa tulisan orang-orang. Entah di beberapa kolom sastra sebuah suratkabar, atau entah dimana.  Buat saya puisi Jokpin sangat memukau. Sederhana dan memiliki kekebasan. Kesederhanan dan kebebasannya (tidak terikat pada aturan bait dan baris) menggelegar. Membaca puisinya, seperti mendengarkan seseorang sedang bercerita. Cerita tentang berbagai realitas yang ada.

Saya terpesona padanya.  Tetap saja saya tak bisa menyebutnya sebagai "Lelaki Puisiku", sebab dia bukan siapa-siapa saya. Sebab kata itu terlalu basi buat saya, hehe. Hanya ingin mengatakan bahwa akhirnya saya menemukan blog pribadinya. Maka sejak beberapa hari yang lalu, blog itu telah saya tambahkan di "Friend Bloglist" saya meski dia bukan teman saya. Kalau kau suka, singgahlah kesana. Salam.

Comments

  1. suatu saat saya akan ke sana. salam Mba hehehe semoga menjadi prtemanan yang menyenangkan ya. amiin

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.