Gumpalkan Lalu Buang

Sudah lama dia duduk disitu. Ya, sudut kamar dimana ia senang menyendiri. Televisi di pojok kanan  itu telah ia matikan. Di kepalanya, ia hanya mendengar suara musik yang ia putar dari notebooknya. Diantara alunan musik lamat-lamat yang ia putar itu, terdengar pula suara-suara lain. Suara-suara yang muncul di kepalanya,


"Entah apa saja yang sudah kulakukan..."
"Meraup segala yang tiba. Jauh dan dekat di dekap..."
"Meski hanya dekapan kata, akhirnya timbulkan beban. Timbulkan sesal..."
"Betapa fana..."

Dia terpekur. Matanya menerawang dan basah. Menangiskah ia...? Entahlah. Mungkin tidak. Sebab di kedua sudut matanya yang basah itu, ada kilau yang membuatnya merasa lega. Kilau itu, mungkin kilau dari sudut jiwanya. Seperti rasa bahagia yang muncul begitu saja. 

Suara-suara di kepalanya terdengar lagi,

"Bila bahagia dan derita hanya soal rasa, maka rasakanlah bahagia..."
"Bila kau bisa rasakan bahagia atas derita yang kau rasa, kau telah menemukan hakekat dirimu yang sebenarnya..."
"Kendalikan 'rasa'. Tak perlu berlarut-larut meratapi kebodohan ..."
"Gumpalkan kebodohan, lalu buang..."

Nafas saya tercekat. Tapi senyum saya mengembang. He, rasanya saya mulai mengenalinya lagi. Oh, ilalang saya, dia telah kembali.  Ya ya ya, selayaknya kita mengevaluasi langkah kita. Mungkin ada kebodohan yang telah kita lakukan. Gumpalkan, lalu buang. Ah, saya suka kalimat ini. Salam.

Comments

  1. jgn beternak kebodohan di kepala anda.. tapi marilah beternak tuyul online... jiakakka...
    pa kabar mbak ;)

    ReplyDelete
  2. Selamat Idul Fitri.. mohon maaf lahir batin. Semoga Allah SWT menagampuni dan melimpahkan rahmatNya pada kita. Amin.
    ~Reni dan Shasa~

    ReplyDelete
  3. Hai, apakabar sahabat.... :)

    Datang untuk mengucapkan,

    Selamat hari Raya Idul Fitri, Mohon maaf lahir dan batin.


    -Ninneta-

    ReplyDelete
  4. "Mungkin ada kebodohan yang telah kita lakukan. Gumpalkan, lalu buang. Ah, saya suka kalimat ini. "

    Saya juga menyukai kalimat itu, Mbak Elly

    ReplyDelete
  5. kebodohan..??
    bukankah kebodohan itu mengakar??
    dengan apa kita menggumpalnya lalu membuangnya??

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.