Soel, Jangan Minta Terlalu Banyak

Ketika dinihari tiba dan dia terjaga. Syukurlah tangis itu tak ada. Hanya pertanyaan-pertanyaan yang seperti berputar-putar tak jelas. Lihat, lihatlah ia.


Dia keluar dari balik selimut sambil berjingkat. Berpikir sejenak tentang apa dan mengapa yang hinggap pada dirinya. Lalu bibirnya menggumamkan sesuatu,
"Tuhan, aku ingin tapi aku takut.."
"Takut itu menjelma jadi bayangan hitam yang menghimpitku.."
"Tolong, tolonglah aku..."
"Buanglah satu diantara keduanya. Kau bisa membuang inginku atau takutku. Dengan begitu akan lebih mudah bagiku..." serunya lagi

Hanya keheningan sebagaimana heningnya dinihari. Tak ada suara. Hanya ada Kau. Ya Kau. Kau yang seperti menjawab seruanku,
"Soel, jangan minta terlalu banyak. Kalau kau ingin tapi takut, tepiskan sendiri takutmu. Kalau kau tetap takut, maka tepiskan inginmu.."
"Kalau kau minta ada yang membuang satu diantara keduanya. Maka kau akan jadi lebih rumit. Lebih rumit dari yang kau kira. Lihatlah, baru membayangkan inginmu saja kau sudah begitu rumit...
"Bila mereka dibuang, kau akan sibuk menyesali inginmu. Atau kau akan sibuk menyesali takutmu..."
"Saranku, rasai saja. Biarkan ia mengalir dan mencari bentuknya sendiri..."
"Ingatlah, jangan minta terlalu banyak..."

Sampai di titik itu. tiba-tiba ia tergelak, hahahahahahaha. Rupanya, setelah hari dan minggu yang membingungkan ini, dia jadi bisa melihat betapa ia telah merumit sendiri. Padahal ia tau bahwa ingin dan takut itu adalah dua hal yang saling berkawan baik. Tinggal bagaimana manusia menentukan batas dan tingkatannya.  

Hahahahaha,dia kembali tergelak. Tawanya begitu menjadi-jadi hingga matanya basah. Kali ini...., karena ia menyadari bahwa suara-suara yang tadi ia dengar adalah suara sesuatu yang menari di kepalanya. Tentu saja bukan Kau. Siapakah aku hingga bisa berdialog denganMu ketika dinihari tiba sedang aku hanya ingin mendengar rayuan sesuatu yang menari di kepalaku ?

Begitulah dia yang terjaga di dinihari tadi. Di kepalanya, masih saja kata-kata itu menari,
"Soel, jangan minta terlalu banyak..."

Comments

  1. nikmati saja dulu... hehe
    kemudian buang keinginan itu n tidak ada ketakutan lg... :-)

    ReplyDelete
  2. Hei, apa kabar ? Ya begitulah manusia. Kalau saya, hm saya malah ingin mencapai keinginan terpendam saya. Travelling ke Dharamsala, mendengarkan suara genta Dalai Lama sambil menghirup udara bukit-bukit batu. Tapi, takut pekerjaan terbengkalai, hehe.

    ReplyDelete
  3. hi... baik2 saja... hmm.. mampir lg ni krn adanya tulisan barumu yg bagus....
    keinginanmu sgt indah... sy pn nak mcm tu... hehehe... sementara keinginan yg mengandung ketakutan sdh sy lempar jauh2... yah.. n lebih aman kini...:-)

    ReplyDelete
  4. @Nur, wow. Sounds good. I don't know what axactly ur case, but I think it's better for u.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.