Saat Namamu Disebut

Saat itu dia sedang mandi. Sambil ia mandi, pengeras suara masjid dekat rumahnya mengumumkan sesuatu. Sebuah berita duka. Sebuah nama disebut. Nama dari seorang warga yang meninggal dunia. Seketika ia berhenti mengusapkan busa sabun ke tubuhnya. Tanpa bisa ia cegah, angannya pergi ke sebuah suasana. Suasana saat nama seseorang disebut saat kematian tiba. Ia menggumamkan sesuatu. Suatu saat namamu akan disebut..., katanya.

Ketika akhir masamu tiba, adakah namamu disebut ? Disebut di masjid, gereja, vihara atau pura ? Mungkin ya dan mungkin tidak. Bila kau mati  tanpa meninggalkan jejak, entah di lautan lepas saat kau tenggelam. Atau kau mati di belantara rimba dengan hanya ditemani lolongan srigala. Atau kau mati di perbukitan sepi dengan denting genta yang kau cari dan tak diketahui keluargamu. Atau kau mati di hotel dan penginapan yang entah dimana saat kau dibelit nafsu dengan bingkai manis yang kau sebut cinta hingga keluargamu malu untuk mengenalimu. Adakah namamu disebut  (dalam berita duka di rumah ibadahmu)...? 

Seperti ada jawaban. Suara-suara sayup terdengar begitu saja,
"Billa itu penting buatmu, pikirkanlah"
"Buatku, tak penting namaku disebut atau tidak di masjidku saat kematian menjemputku"
"Asalkan daun-daun, langit hitam, angin dan tanah berbatu yang kupijak menyebut namaku dengan getaran indah"
"Dan, bukan penyesalan yang ada ketika mereka menyebut namaku melainkan tangisan. Tangisan sedih karena perpisahan denganku"
"Sebelum itu tiba, kutinggalkan saja semua kecintaan di jagad fana yang disebut dunia ini. Kucari jejak  pada dunia sunyi yang kudambakan. Menyusul jejaknya dengan cara yang berbeda, caraku"
"Betapa sayap patah ini telah membuat aku tak perduli apakah namaku disebut atau tidak saat akhir masaku tiba. Disebut dengan cara dan alasan apapun. Aku tak perduli..."

Senyap setelah itu. Dia yang tengah mandi tadi hanya terdiam. Tak tau harus berkata apa. Tak lama, suara sayup itu terdengar lagi,
"Kau yang sedang mandi, namamu pasti disebut. Hanya tempat dan caranya yang berbeda. Tak usah terlalu melankolis. Manusia tak bisa mematok cara dan tempat namanya disebut saat kematian menjemut. Tak usah perdulikan tentang itu. Perdulilah dengan cara mengisi hidup sebelum namamu disebut itu...."

Hanya kisah yang dimunculkan oleh suara sesuatu yang menari di kepalanya. Seperti biasa...

Comments

  1. Setiap orang namanya akan disebut kan mbak
    hanya waktunya saja yang berbeda-beda

    ReplyDelete
  2. Hi Ayu. Yeps, tidak peduli caranya dan dimana, saat itu pasti tiba.

    ReplyDelete
  3. yang juga tak kalah penting saat nanamu disebut, engkau telah siap dengan bekal yang berlebih utk menjemput dunia baru yang lebih kekal dari duniamu saat ini.

    ReplyDelete
  4. "Asalkan daun-daun, langit hitam, angin dan tanah berbatu yang kupijak menyebut namaku dengan getaran indah", saya suka penggalan itu.
    menandakan seberapa besar alam kehilangan pencintanya...

    ReplyDelete
  5. cerita'y sangat mengharukan sekli nih, ypz memang setiap manusia pasti nm'y akan di sebut,,,

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.