Pagi Adalah... Kembalikan Malamku Bangsat !

Seseorang mendesah pagi tadi. Desahan tentang pagi. Pagi yang seperti merangsek. Pagi yang seperti membelengu. Pagi yang seperti tersenyum dengan senyuman mengejek tersinis yang pernah ada buatnya. Maka ketika ia membuka layar ponselnya, hahahahaha. Rasanya segala umpatannya tentang pagi terwakilkan. Terimakasih Ut, bisiknya dalam hati. Kau ingin tau mengapa ia begitu. Simaklah kalau kau mau,


Di layar ponselnya, pagi tadi,
Pernyataan dan umpatan tweets Saut tentang pagi muncul seperti muntahan ketika mereguk secangkir kopi basi. Dan ia terkekeh sendiri

"Katakan padaku, apa yang sebaiknya kulakukan pagi ini..."

"Pagi adalah konspirasi kapitalis.."

"Pagi adalah tahayul kapitalis.."

"Pagi adalah Camelia yang sok misterius di gitar Ebiet G.Ade..."

"Pagi adalah denting piano Iwan Fals..."

"Pagi adalah rasa rindu yang goblok..."

"Pagi adalah palsu.."

"Pagi adalah berjuta kubik tinja yang diberakkan di sekitarmu..."

"Pagi adalah mulainya kematianmu..."

"Pagi adalah kepura-puraan sapaan.."

"Pagi adalah kepalsuan senyummu pada tetanggamu..."

"Pagi adalah... KEMBALIKAN MALAMKU BANGSAT!..." 


He, betapa leganya membaca umpatan-umpatan itu. Seperti mendengar umpatan sesuatu yang menari di kepalanya. Entah kenapa, akhir-akhir ini ia membenci pagi. Buatnya, pagi adalah rasa gagap menahan diri untuk menyeka tangisan tak jelas ketika ia terbangun dini hari. Begitulah. Mugkin hanya kegagapan para pencinta malam yang membenci pagi karena telah membangunkannya secara paksa...? Sudahlah, bisiknya sendiri. Bukankah nanti, malam akan kembali...

Comments

  1. terkadang memang pagi itu terlalu berat dihadapi. seskali pagi memang beitu sulit diterjemaahkan.

    Namun. Padi dan harapan.adalah kehangatan menjelang dimulainya hari. selama kita bisa mengambilnya, meraih dan menuju ke arah sana.

    Bersemangatlah Mba. karena pagi akan menyambut kita dengan ceria, berbahagialah karena malam juga akan segera meyambut lagi nanti sore.

    selamat pagi dan selamt beraktifitas

    ReplyDelete
  2. saat pagi menjelang, otak sudah mulai dipenuhi dengan rencana kegiatan yang tentunya akan amat melelahkan. Tapi mendengarkan "Denting Pianonya Bang Iwan" sambil menghirup segelas kopi susu hangat, tetap mantaplah...

    Pagi, Pakabar Bunda? sehatkah?

    ReplyDelete
  3. jika begitu....kemana indahnya mentari pagi jika begitu bunda....???

    ReplyDelete
  4. @Roni, hihi, tentu saja
    @Bang Pendi, hei, kabar saya baik, semoga sama
    @Sketsaku, indah mentari pagi selalu ada,lihat dan tangkaplah. Yang tertulis disini cuma olah rasa yang disebut fiksi (lihatlah di labelnya: Flash Fiction). Salam

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.