Kalau Ini Bukan Cinta, Taik Kucinglah Cinta Itu

Kalau ini bukan cinta, maka aku tak mau merasakan yang namanya cinta itu. Taik kucinglah cinta itu... 

He, bukan kata-katanya. Itu kata-kata si Saut (lagi). Entah kenapa, diantara segala umpatan dan kata-kata sarkastisnya, kadang dia melankolis juga, hahahaha. Ya ya ya, disadari atau tidak, setiap manusia pasti punya sisi melankolis yang akan membuat jiwanya lembut.

Kau punya cinta ? Kau merasakan cinta itu ?   Rasakan kalau kau punya. Resapi sepenangkapan yang kau bisa. Itu akan buat sesuatu di bilik jiwamu tenang dan indah seperti telaga yang airnya gemericik. Rasakan, sebelum kau lupa rasanya hingga ia akan tersenyum sinis padamu. 

Oh, cuma gumaman aneh seseorang yang terbangun oleh suara adzan dari pengeras suara sebuah masjid. Ia yang tengah merangkai kata. Kata tentang cinta. Kata tentang perasannya. Kata tentang dianya. Kata-kata yang segera menjelma menjadi lautan. Maka sebelum lautan kata itu menelannya, ia ingin meresapinya. Matanya terpejam.

Pada mata yang terpejam itu, ada yang menetes pelan-pelan di kedua sudutnya sambil ia bergumam lagi,
"Kalau ini bukan cinta, maka aku tak mau merasakan yang namanya cinta itu. Taik kucinglah cinta itu !...."

Comments

  1. kalau ada yang paling absurd di dunia ini, maka itulah cinta...
    apa kabar mbak Elly?

    ReplyDelete
  2. mustahil manusia tak memiliki cinta, bahkan daun yg gugur dari batangnya pun karena cinta.

    awan yang berarak untuk hujan pun karena cinta. bintang mendampingi bulan pun karena cinta.

    jadi... saya setujud engan ibu lah...

    ReplyDelete
  3. #Rosi, hei apa kabar ? Saya baik
    @Mas Ichang, betul betul betul

    ReplyDelete
  4. Hmmm.. ingat diri, kadang kerap menitikan air mata yang nggak jelas juntrungannya :(

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.