Not a Gloomy Sunday

Langit itu memanggilmu, sebuah suara tiba di pendengaranku. Maka kupandang langit itu. Biru teduh. Seperti keteduhan sebuah jiwa yang entah dimana. Suara kolibri bernyanyi di dahan jambu.  Di meja itu, secangkir kopi mulai mendingin. Ini hari minggu sayang, meski kau lupa tanggal berapa. Tak bisakah kau mengingatnya ? seru suara itu lagi. Entahlah.

Yang ada di benakku cuma dia. Juga sebuah rasa asing yang entah kenapa muncul begitu saja. Apakah karena di cermin itu kulihat mataku mulai siratkan sinar asing. Sebab itukah ? He, entahlah. Mungkin karena kemarin sepasang alis mataku telah dirapikan dan dibentuk dengan rautan pegawai salon itu. Mungkin saja.

Hanya, di sela-sela udara pagi ini, langit biru itu tiba-tiba mendentingkan suara-suara dengan nada yang agak menyayat. Seperti sebuah kesuraman yang datang begitu saja. Asing, tapi...entah mengapa rasanya nada itu mulai kukenal. Nada apakah itu ...? 

Oh, rupanya sebuah nada lama. Tentang sebuah hari minggu yang suram. A Gloomy sunday. But, today's not a gloomy sunday.. Bukankah begitu ?. Dan anginpun menderu, munculkan suaranya lagi. Seperti menyetujui, not a gloomy sunday...   


Comments

  1. aku suka sekali dengan kaliat-kalimat seperti ini. seperti suara hati yang berseru......

    ReplyDelete
  2. kata" y sangt bagus,,,
    pha lg tempat dan pemandangan'y begitu indah sekli..

    ReplyDelete
  3. aku melepas hari minggu dengan apa adanya...kadang tanpa rasa kadang penuh makna.
    hehe...

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.