Kualitas Atau Popularitas !?

Lihatlah setangkai bunga, meski ia tercerabut dari tempatnya menumbuhkan diri, keindahan tetap miliknya hingga akhir masanya. Lihatlah beberapa kuntum Adenium (kamboja) merah itu, tetap indah bagi saya meski sudah dipetik dari tangkainya dan diletakkan pada vas bunga berair di sebuah  tempat sepi. Ia terlihat  sederhana, tapi tetap mempesona dan indah.

Ya ya ya, keindahan itu sesuatu yang melekat, tidak bisa dibuat-buat. Keindahan, seperti halnya kesederhanaan yang memikat jiwa, aura, pesona, buat saya bisa dimasukkan sebagai salah satu unsur pembentuk kualitas benda. Sebuah unsur yang memang ada dalam sebuah benda.  Bila ini  dikaitkan dengan kualitas sebuah karya, adalah sesuatu yang nilai-nilainya melekat, memang ada dalam sebuah karya. 

Sebuah karya disebut berkualitas baik, sudah pasti  karena memang memiliki kualitas tang baik.  Sedangkan usaha yang berupaya agar kualitas baik karya itu banyak dikenal orang dan disukai orang, itu persoalan lain. Kualitas seringkali tidak terkait langsung dengan popularitas. Manakah yang kita kejar, kualitas atau popularitas ? Tergantung pilihan masing-masing kita. Buat saya pribadi, kualitas lebih utama untuk dikejar daripada popuaritas. 

Sebuah tulisan akan disebut memiliki kualitas yang baik, meski ini sangat subjektif, tentu saja karena memang kualitasnya baik. Maka bagi  kita yang memiliki minat besar  untuk menjadi penulis, mari kita belajar membuat tulisan yang berkualitas. Boleh-boleh saja berusaha meraih popularitas asal tidak berlebihan. Jadilah diri sendiri. Anda tidak harus menipu diri, tiba-tiba menjadi pribadi yang sangat ramah padahal anda bukan orang yang ramah. Penulis yang baik, buat saya adalah penulis yang menuliskan sesuatu dengan jiwanya, dengan caranya  sendiri dan terus belajar membuat tulisan yang berkualitas. Kalau anda seorang yang pendiam, tertutup, jangan paksakan diri anda menjadi sangat ramah hanya karena  orang lain mengatakan bahwa untuk menjadi penulis yang baik harus memiliki kepribadian baik (yang diartikan secara subjektif sebagai ramah), bla bla bla. Mari kita pikirkanlah lagi.

Rasailah kawan. Jadilah diri anda sendiri. Lihatlah penulis-penulis hebat di seluruh dunia, mereka menghasilkan tulisan berkualitas dengan cara mereka sendiri, menjadi diri sendiri, tentu saja tetap dengan kepribadian asli mereka yang unik.  Sebab kualitas lebih utama dibandingkan popularitas. Salam.  

Comments

  1. Setuju mbak... Jadilah diri sendiri..buat apa meniru orang lain, kalaupun jd populer, pasti tingkat kepuasannya tak sebanding dengan menjadi diri sendiri...

    Berbuatlah semampu kita, apa adanya kita, pasti akan keluar kualitas yg bagus dan unik, dan nantinya, popularitas itu akan datang dengan sendirinya...

    ReplyDelete
  2. woo.. Kualitas lebih baik dari popularitas, kuantitas dan tas. Hehehe...

    Jadi kualitas itu unsur yang terbentuk dalam setiap hal, apapun itu. Sip... Insya Allah menjadi diri sendiri dan belajar dari orang lain, karena belajar bukan berarti menjiplak atau meniru mentah-mentah dari yang dipelajari.
    terima kasih mbak.

    ReplyDelete
  3. setuju banget mbak, semoga yang dimaksud mengerti dan pelajaran juga buat saya yang suka nulis. bukan untuk populer

    ReplyDelete
  4. masing2 menempati ruang tersendiri..misalnya dalam dunia entertanment, popularitas lebih utama seperti heboh "udin sedunia". tak ada kualitas yg melekat di diri udin tapi dunia entertain menerimanya sebagai popularitas sesaat yg pantas diterimanya. berbeda dengan ruang lainnya misalnya dunia edukasi, jurnalisme,seni, dunianya kreatifitas maka kualitas tentu jauh lebih utama ketimbang popularittas.

    ahh....saya hanya menyampaikan apa yg saya pahami, soal kebenaran biar orang lain yang menilai.

    tapi objektifnya, kualitas tentulah lebih utama daripada popularitas dimanapun dia mau ditempatkan.

    ReplyDelete
  5. nomor satukan kualitas dong mbak, popularitas mah tinggal ngekor aja kalo kualitas udah ditangan :)

    btw, itu udah jadi read more-nya. huehehe,,jago deh mbak elly utak-atik template

    ReplyDelete
  6. yap, kuwalitas nanti yg akan menentukan karir seseorang... popularitas lama kelamaan akan hilang
    *apa kabarnya briptu norman sinta dan jojo ya?*
    selamat pagi

    ReplyDelete
  7. Saya mau dua2nya Mbak, hahaha... sebab kualitas sebenarnya juga nisbi sih.. Popularitas sangat menguntungkan sbb bisa menunjang kualitas, bahkan tanpa kualitas asal sudah menggenggam popularitas akan lebih mudah. Mengawinkan keduanya, saya pikir itu adalah situasi yang terbaik.

    ReplyDelete
  8. @All (Vamos Angie, Ardian Bumi, Ajeng Sari rahayu, Sketsaku, Asslamdunk, semua), terimakasih komentarnya.

    @Henny, hihi, iya, tapi gak bisa utak-atik xml nya. Cuma pengaturan jump break. Terpaksa setiap akan posting saya repot, hehe

    @G, Setuju, dalam kesubjekvitasannya yang terbaik tentu mengawinkan keduanya. Hanya, pencapaiannya harus dimulai dengan mengejar kualitas terlebih dulu, bagi saya lho. Kalau G, saya yakin, tanpa dikejarpun popularitas bisa diraih, hihi.

    ReplyDelete
  9. "Rasailah kawan. Jadilah diri anda sendiri. Lihatlah penulis-penulis hebat di seluruh dunia, mereka menghasilkan tulisan berkualitas dengan cara mereka sendiri, menjadi diri sendiri, tentu saja tetap dengan kepribadian asli mereka yang unik. Sebab kualitas lebih utama dibandingkan popularitas."

    Suka dengan kalimat ini, Mbak

    ReplyDelete
  10. @Anazkia, iya na. Kalau saya karena saya agak pemalu (hahaha) cuek juga, jadi gak begitu populer, hihihi.

    ReplyDelete
  11. Hihi.. Mbak Elly ada2 aja..

    Ana juga pemalu, Mbak *jedguh* :D

    Btw, Ana suka motret bunga itu lho, Mbak
    Anaz susun di lantai, jepret deh :)

    ReplyDelete
  12. Hihihi... baru baca jawaban mbak Elly :) Kalo saya bukan populer mbak, tapiii, nekad, hahaha...

    Ngomong2 Ilalang Menarilah-nya sudah sampai di mana progres-nya Mbak? Semoga segera terbit ya..

    ReplyDelete
  13. bner juga..

    lebih baik jadi diri sendiri,,

    nice post..
    jgn lupa follow balik ya

    ReplyDelete
  14. mungkin menurut saya di utamakan kualitas dulu,
    sesudah kualitas baru popularitas,,,,

    mksih mbak sblumnya

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.