Di Taman Ini, Dua Jam Lagi


Di taman ini, menantimu cukup membuatku tak seperti sedang menunggu. Sebab hawa sejuk penuhi sekelilingku. Sebab melati dan kemuning hembuskan wanginya padaku. Sebab hamparan rumput hijau bak beledu berpadu serasi dengan beberapa bangku kayu yang terlihat rapi. Sebab para-para bunga ungu, entah jenis apa, merambat di gazebo, juga pepohonan membuatku teduh.


Maka kau tak perlu terburu-buru menghampiriku penuhi janjimu. Aku menunggu tapi tak seperti menunggu. Ada secangkir teh menemaniku bersama setangkup tengteng jahe yang wangi dan hangatnya terasa lembut di langit-langitku. Flash....., sehelai daun jatuh padaku. Tepat di atas kepalaku. Entah kenapa, sekuntum kemuning menggugurkan dirinya. Aku terpana. Kulirik arlojiku, pukul 14.00. Artinya, di taman ini, dua jam lagi aku masih harus menunggumu.

Sebagaimana janji, pukul 16.00 nanti kau akan tiba dari tempatmu bekerja. Dan kita akan bertemu. Yah...., siang ini dua jam lagi. Tidaklah terlalu lama. Disini, semua yang ada seperti menjagaku. Segalanya seolah menemaniku hingga aku tak seperti menunggu. Kau, tak usah terburu-buru.

Begitulah seorang perempuan muda berjeans dan berjaket kuning dengan wajah yang terlihat pucat mendesis sendiri di taman sebuah rumah. Sementara di tempat lain, seseorang tampak begitu bahagia. Bahagia yag sangat bahagia mendengar kekasihnya telah tiba di rumahnya. Ia berbegas pulang sebelum waktu pulang kerjanya tiba. Betapa tidak, kekasihnya telah tiba dari benua yang lain. Tak butuh waktu yang lama, nguing.....ia menstarter kendarannya dengan gembira.


Telah hampir sejam setelah itu, laki-laki itu tak kunjung tiba di rumahnya meski jarak tempuh kantornya dan rumah cuma 20 menit. Rupanya, ah, betapa malang tak bisa ditolak. Tepat saat sehelai daun jatuh di kepala perempuan yang menunggunya tadi, sebuah truk besar menghantam minibus laki-laki itu. Saat itu dia sedang tersenyum membayangkan pertemuannya dengan sang kekasih. Mungkinkah ini yang dimaknakan gugurnya sekuntum bunga kemuning tadi..... !? Entahlah.

Perempuan yang sedang menunggu di taman itu melirik arojinya lagi. Pas kini pukul 16.00. Dua jam tadi telah berlalu. Tiba-tiba, seorang perempuang tua keluar dari rumah dan menghampirinya dengan mata berkaca-kaca. Ia mengabarkan kecelakaan yang membuatnya anaknya tewas seketika kepada perempuan muda itu. Oh, dunia yang seketika gelap bagi perempuan yang sedang menungggu itu. He, misteri yang tak bertepi.



Gambar diambil dari sini

Comments

  1. Siapakah gerangan perempuan itu...
    Allah pasti punya rencana yang terbaik buat dia..
    Misteri yang tak bertepi.

    Apa kabar Mbak..?

    ReplyDelete
  2. ceritanya menyentuh mba. :(
    tapi sayang, kita memang hanya bagian dari rencana-NYA mba. :)

    ReplyDelete
  3. singkat tapi pesan nya penting, sapa ya duga dengan gugur nya daun itu pertanda buruk buat si wanita itu..
    salam

    ReplyDelete
  4. :( wah, cobaan berat ya...
    siapa yang tahu...
    ya, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi, bahkan sedetik kemudian pun

    ReplyDelete
  5. Begitula bila allah sudah berkehendah,, , , , ,

    Manusia hanyalah merencanakan , , ,
    Sebaliknya tuhan lah yang menentukan segala-galanya,

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.