Rasa " Pengorbanan"
Entah mengapa, dia suka sekali aroma bandara. Terutama bandara internasional. Aroma penjuru dunia terhirup disana. Ya, tempat dimana semua jalur penerbangan dunia bertemu. Belum ada jawabannya kecuali senyum tipis yang muncul di wajahnya, Saat ini pukul 19.11 WIB, di bandara Soeta.
Wajahnya bersinar, rambutnya berkibar. Di matanya tampak sebuah rasa yang telah lama mengendap. Rasa lelah tapi pasrah. Pasrah yang indah, katanya. Sebab didalamnya ada keikhlasan. Maka keikhlasan ini jadi menggenapi perngorbanan yang dia lakukan selama ini. Pengorbanan untuk diri sendiri. Pengorbanan untuk keluarga. Pengorbanan untuk handai tolan. Bahkan pengorbana untuk semesta.
Pengorbanan ini indah, desisnya. Entah atas sebab apa dia mendesis seperti itu. Tak ada jawaban. Angin malam menyibakkan rambutnya ke kiri dan ke kanan. Diantara sibakkan rambutnya, wajahnya tersenyum. Senyum pengorbanan yang indah (!?). Hehe, betapa melankolis jiwanya saat ini. Sebelum saya (si Angin selatan yang usil ini) kehilangan kata-kata dan ikut-ikutan melankolis, saya tutup saja tulisan ini dengan ucapan : "Selamat Hari Raya Kurban 1431 H". Hari dimana orang tua saya menyebutnya sebagai Hari pemaknaan rasa "Berkorban" umat manusia. Mari resapi pengorbanan kita. Maaf lahir dan bathin.
Wajahnya bersinar, rambutnya berkibar. Di matanya tampak sebuah rasa yang telah lama mengendap. Rasa lelah tapi pasrah. Pasrah yang indah, katanya. Sebab didalamnya ada keikhlasan. Maka keikhlasan ini jadi menggenapi perngorbanan yang dia lakukan selama ini. Pengorbanan untuk diri sendiri. Pengorbanan untuk keluarga. Pengorbanan untuk handai tolan. Bahkan pengorbana untuk semesta.
Pengorbanan ini indah, desisnya. Entah atas sebab apa dia mendesis seperti itu. Tak ada jawaban. Angin malam menyibakkan rambutnya ke kiri dan ke kanan. Diantara sibakkan rambutnya, wajahnya tersenyum. Senyum pengorbanan yang indah (!?). Hehe, betapa melankolis jiwanya saat ini. Sebelum saya (si Angin selatan yang usil ini) kehilangan kata-kata dan ikut-ikutan melankolis, saya tutup saja tulisan ini dengan ucapan : "Selamat Hari Raya Kurban 1431 H". Hari dimana orang tua saya menyebutnya sebagai Hari pemaknaan rasa "Berkorban" umat manusia. Mari resapi pengorbanan kita. Maaf lahir dan bathin.
selamat hari raya idul adha,
ReplyDelete"pengorbanan" MESTINYA TIDAK HANYA SEBATAS BERBAGI DAGING TAPI LEBIH PADA PENJIWAAN makna "berkoran" untuk sesama dan alam semesta.
selamat Idul Adha juga bu...semoga dengan Idul Adha ini kita bisa lebih lkhlas untuk dapat berbagi dan peduli kepada sesama umatNya...
ReplyDeleteSelamat Idul Adha mbak...
ReplyDeletePengorbanan pasti pernah dilakukan setiap orang.. hanya saja bentuk dan kadarnya berbeda2 ya..?
Pesan yang berharga..
ReplyDeleteMohon maaf lahir batin juga..
Selamat idul adha Ibu Ely. Maaf ngucapinnya telat.
ReplyDeleteSemoag selepas kita keluar dari hari yg ied ini, hati kita akan menjadi lebih ikhlas, seikhlasnya orang terikhlas.
Siapakh wanita yg diilustrsikan di atas?
ReplyDeleteHatiku penasaran. Apakah dia yg kini jadi artis karena pengorbanannya?
Hemh,,semoga Allah menanungi kita dg cintanya di bulan dzulhijah ini ya mba.
bagus artikelnya
ReplyDeleteSelamat hari raya Idul Adha bunda,, Semoga pengorbanan yang kita lakukan dihari itu, bisa diterima oleh Allah SWT.
ReplyDeletenice post
ReplyDelete