Penulis, Bukan Pilihan Untuk Para Pemalas

Tiba-tiba saja sebuah pertanyaan yang telah lama mengendap di kepala muncul kembali. Apakah (menjadi) penulis adalah pilihan hidup para pemalas...? He, tentu saja saya menjawab tegas, tidak. Penulis, bukan pilihan untuk para pemalas. Bila seorang pemalas ingin menjadi penulis, pasti "Kemalasan"nya akan menghambat pencapaian cita-cita. Maka mengapakah profesi Penulis diidamkan oleh sebagian besar para pemalas...? Nah, kalau ini mungkin sedikit mendekati kebenaran.

Pikiran di atas memang tidak muncul tiba-tiba. Beberapa orang di sekitar saya sering mengatakan keinginan mereka ingin menjadi seorang penulis. Ketika saya perhatikan, kelihatannya itu hanya sebuah cara untuk menutupi kekurangan. Mungkin juga sebuah cara untuk menutupi sebuah kemalasan, tiidak bisa bekerjasama dengan orang lain. Sikap negatif yang selalu berusaha mencari kambing hitam. Cenderung selalu menyalahkan orang lain dan menyalahkan kondisi bila menemui hal yang tidak menyenangkan. Maka bayangkanlah bila orang-orang berpikiran negatif dan pemalas seperti itu bercita-cita menjadi penulis. Bagaimanakah hasilnya ? Bagaimanakah mutu tulisannya...!?

Bagi saya (profesi) penulis (selain membutuhkan kejujuran hati nurani), pasti membutuhkan perjuangan dan kerja keras. Bila menjadi penulis adalah cara hidup, sebuah profesi (bukan sekedar menulis di blog di waktu senggang seperti saya) maka harus dilakukan dengan sebuah kesungguhan dan kejujuran pada hati nurani. Sebab pikiran negatif akan menghasilkan sesuatu yang berjiwa negatif pula (pasti tidak menarik membacanya). Dan kemalasan akan menjauhkan rezeki. Kemalasan akan menimbulkan ketumpulan pikiran. Menjadi penulis mungkin memang lebih santai, tidak terikat waktu. tetap saja harus rajin mengasah kekuatan "kepenulisannya". Kalau tidur saja, mungkin tulisannya kurang berjiwa, hambar, dan jelas tidak sejiwa dengan situasi yang ada.

Kawan, tulisan ini hanya uneg-uneg saja dan tidak menggenaralisir. Jelas, hanya cocok untuk kasus yang saya temui. Ya, saya yang sedang sedih melihat orang-orang berjiwa kerdil di sekitar saya yang menatap dunia dengan penuh kesombongan. Berhenti bekerja hanya karena sikap keras yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, juga rasa malas. Lalu dengan santainya berkata"Ingin menjadi penulis saja". Hiks, betapa nelangsanya saya mendengar pernnyataan itu.

Comments

  1. waow,, nice article...
    keren mbak,, hehehe...
    tp nusuk jg...hahaha...peace

    ReplyDelete
  2. Ya enggaklah mbak
    menjadi penulis itu tidak boleh malas
    kalo malas menggali ide itu sama sekali tidak akan menghasilkan sebuah karya..

    ReplyDelete
  3. kalo menurut q sih sama bunda, penulis bukan mereka2 yg males. tapi penulis tu memang pilihan hidup, ato panggil jiwa ....

    dan berbangga sekali mereka yang bisa menuangkan ide mereka dalam bentuk karya. sungguh luar biasa

    terimakasih kawan udah diingatkan mampir kesini.

    salam hangat selalu
    AF

    ReplyDelete
  4. maaf, bagi saya apapun pendapat orang tentang penulis, bagi saya 'belajar' menjadi penulis adalah hal yang menyenangkan dan sebuah anugerah yang wajib disyukuri. Jauh lebih penting yang dipikirkan adalah bagaimana kita bisa membuat tulisan yang bagus dan bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, dan semua itu bisa terwujud kalau kita berusaha, artinya kata 'pemalas' dengan sendirinya tidak pas untuk disematkan kepada penulis.

    ReplyDelete
  5. Untung saya bukan penulis, bunda. Saya hanya kebetulan ikut-ikutan menulis di blog di waktu senggang.

    Sepakat, bunda. Penulis itu bukan pemalas.

    ReplyDelete
  6. Aku juga hanya menulis di blog saat ada waktu senggang, Mbak. Untuk menjadi penulis beneran... sepertinya gak sanggup deh, karena tulisanku juga masih asal-asalan begini hehehe

    ReplyDelete
  7. Org mlas g pnya plihan mbak...mkasih ut pstinganx, sgt motivatif...

    ReplyDelete
  8. penulis? susah jadi penulis, bu. Makanya gak cocok buat orang malas!
    tulisannya inspiratif ...

    ReplyDelete
  9. Iya, setuju.. :) Penulis itu butuh komitmen dan kerajinan tinggi.. :)
    Thanks sudah di link blog saya! Kalau melihat gaya posting Mba New Soul, kayaknya ada bakat jadi penulis nih! :)
    Atau jangan-jangan memang sudah punya naskah yang siap diterbitkan?

    ReplyDelete
  10. aku adalah seorang pemalas selalu belajar untuk menulis, bukan belajar untuk menjadi penulis yang pemalas.

    menurut saya seorang yang ingin menulis walau memiliki kebiasaan malas, itu bagus. dia bisa mengekspresikan perasaan ke dalam tulisannya, kapan saja dimana saja tanpa terikan waktu.... bagi saya menulis bukan sebagai rutinitas yang menuntut ketepatan waktu dan sifat rajin....

    itu sih pendapat saya hehehehehehe
    ^^ salam kenal ^^

    ReplyDelete
  11. menulis itu bekerja untuk keabadian seperti kata pramoedya ananta toer, bukan berarti pelarian untuk sesuatu yang tidak bisa diterima...
    nice post mbak, setuju banget :)

    ReplyDelete
  12. menulis keliatannya gampang dan sepele bagi yg melek huruf, tapi untuk bisa menghasilkan tulisan yang bermutu dan berkualitas, ga smua orang bisa.

    ReplyDelete
  13. Waaa... menulis itu butuh kerja keras, amat sangat, diperlukan paduan antara imajinasi, ketrampilan memilih dan memilah kata, ide, kreativitas dan sangat-sangat perlu melakukan riset untuk bahan tulisan agar dapat memperoleh hasil maksimal. Tidak semua orang dapat menjadi penulis walaupun banyak yang bisa menulis. Jadi saya setuju sekali bahwa menjadi penulis itu berat.

    ReplyDelete
  14. Saya bukan Pemalas, ...hanya tak bisa meluangkan waktu.

    Banyak ide, imajinasi bahkan kadang cerita nyata. Tersisih menguap karena kewajiban kerja yg menumpuk.

    ( cemburu sama mereka yg selalu punya waktu utk mengupdate blog-nya )

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.