Tersesat

Rasanya ia baru saja memasuki rumahnya (setelah terseok-seok pulang dari tugas lapangan). Ya rumahnya. Maka mengapakah ia merasa tersesat !? Ia pandangi sudut rumahnya, masih rumah yang sama. Ia pandangi kamarnya, masih kamar yang sama. Ia pandangi wajahnya, masih wajah yang sama. Maka mengapakah ia merasa tersesat ...!?

Sompret, kampret, bangsat, ia mengumpat. Dunia yang ia diami selama ini tetap dunia yang sama. Hanya saja, kekacauan semakin bertambah. Orang hidup dengan kekacauan yang berusaha ditularkan kepada orang lain. Kebencian yang disebarkan dan ditebarkan.

Ia terhenyak. Begitulah kesesakkan yang melanda jiwa ketika menemukan hal yang menjengkelkan. Link menjengkelkan yang diberikan temannya masih saja ada, bahkan bertambah. Maka, sekali lagi ia merasa tersesat.

Comments

  1. Mlm Bunda, mbun tersesat drmah bunda skrang.. :D

    ReplyDelete
  2. udah buka linknya mbak Elly
    tapi sayangnya ngga bisa muter
    apa benar membuat tersesat ya?

    ReplyDelete
  3. @Embun, sesat disini mah gak bakal kehausan, hehe
    @Itik Bali, Antaresa, mungkin jaringan sedang lemot saja. Atau, coba buka yang di profile FB saya (Link yg sudah dikirim teman saya, sudah saya komentari disana).

    ReplyDelete
  4. saya turut tersesat kemari...
    Mbak elly ternyata newsoul... hehehe...
    selamat bergabung d FB. thanks.

    ReplyDelete
  5. selamat pagi mba,...

    semoga segera menemukan arah kembali mba :)

    ReplyDelete
  6. telepon informasi buk, cari jalan pulang, hehhehe

    ReplyDelete
  7. ow ow..saya sudah buka linknya
    iya yah, sesat
    hehhee

    ReplyDelete
  8. cari jalan yang benar tuch susah
    makanya tersesat, sebelumnya selamat pagi..

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.