Batam, Diantara Semarak Pantun dan Wangi Parfum
O......Raja Ali Haji pahlawan Negeri Gurindam
kami datang meski tak bersampan
O..... Para Hang pahlawan tak gentar geram
kami datang meski hanya kelana berawan
Batam, angan saya menggelora diantara semarak pantun dan wangi parfum. Begitulah bila sebuah perhelatan digelar disana. Pantun mengalir deras bak aliran Sungai Panas dan Sekupang. Pembukaan rapat diselingi pantun. Acara diskusi diselingi pantun. Penyampaian pleno dimulai dengan pantun. Bahkan penutupan acarapun disemarakkan oleh pantun. Semuanya berpantun. Panitia berpantun. Peserta yang datang dari berbagai penjurupun (belajar) berpantun. Dan diantara gempita pantun, merebaklah wangi parfum. Katanya, Batam adalah sentra penjualan parfum cukup besar di tanah air.
Maka tanpa bisa dicegah, pantun asal jadi seketiba berkelebat di kepala saat saya tiba di Batam, salah satu sudut Provinsi Kepulauan Riau. Kota yang saya sebut negeri para Hang. Tak cukup dengan Hang Tuah, ada Hang Jebat, juga Hang Nadim. Sete;ah mendarat di bandara penuh sesak dengan taksi yang bermurah hati menawarkan harga damai dan melintasi kawasan sepi, akhirnya tiba di kawasan Nagoya, Sungai Jodoh. Entah kenapa namanya begitu.
Tak heran bila kota ini sering dijadikan tempat rapat skala nasional. Bukan saja karena semarak pantun dan parfum. Bukan saja karena kawasan Jodoh-Nagoya dipenuhi oleh hotel bintang tiga dan empat yang cukup representatif sebagai tempat pertemuan. Tapi, mungkin, lebih disebabkan karena lokasi kota Batam sangat strategis. Konon disukai oleh para wisata(wan) dinas yang tinggal menyebrang ke Negeri Singa (Singapura) untuk berbelanja. Tentu saja, tidak berlaku untuk saya yang harus segera pulang.
Adakah pantun kan semakin semerbak di negeri Para Hang itu dengan semakin merebaknya wangi parfum...? Entahlah. Semoga saja. Semoga parfum menjadikan "rasa" berpantun itu tetap ada dan menggelora. Semoga pantun tak kalah harum dan merona dibanding sang parfum.
O.....Batam Negeri Gurindam
kami menggolak rasa yang memantun
O.....Negeri Para Hang budaya nan memendam
kami pamit menggamit semerbak parfum
Gambar diambil dari sini
Maka tanpa bisa dicegah, pantun asal jadi seketiba berkelebat di kepala saat saya tiba di Batam, salah satu sudut Provinsi Kepulauan Riau. Kota yang saya sebut negeri para Hang. Tak cukup dengan Hang Tuah, ada Hang Jebat, juga Hang Nadim. Sete;ah mendarat di bandara penuh sesak dengan taksi yang bermurah hati menawarkan harga damai dan melintasi kawasan sepi, akhirnya tiba di kawasan Nagoya, Sungai Jodoh. Entah kenapa namanya begitu.
Tak heran bila kota ini sering dijadikan tempat rapat skala nasional. Bukan saja karena semarak pantun dan parfum. Bukan saja karena kawasan Jodoh-Nagoya dipenuhi oleh hotel bintang tiga dan empat yang cukup representatif sebagai tempat pertemuan. Tapi, mungkin, lebih disebabkan karena lokasi kota Batam sangat strategis. Konon disukai oleh para wisata(wan) dinas yang tinggal menyebrang ke Negeri Singa (Singapura) untuk berbelanja. Tentu saja, tidak berlaku untuk saya yang harus segera pulang.
Adakah pantun kan semakin semerbak di negeri Para Hang itu dengan semakin merebaknya wangi parfum...? Entahlah. Semoga saja. Semoga parfum menjadikan "rasa" berpantun itu tetap ada dan menggelora. Semoga pantun tak kalah harum dan merona dibanding sang parfum.
O.....Batam Negeri Gurindam
kami menggolak rasa yang memantun
O.....Negeri Para Hang budaya nan memendam
kami pamit menggamit semerbak parfum
Gambar diambil dari sini
Wah, dah jago mantun neh.Leh bljar g? oia, nitip parfum y (ngarep...)
ReplyDeleteIndahny Kota Batam, Msih di Batam bun?
ReplyDeleteaku belum pernah ke batam bunda, tapi kalo produkku hampir tiap bulan pergi ke batam. batam emang eksotik bwt berpantun dan berbisnis, hehe...
ReplyDeleteartinya negeri HANG APA YA
tanah melayu, pantun adalah tuah,,,
ReplyDeletelg holiday ke batam ya bu'...
asyik dunk, bisa liat negeri seberang kalo udah di pinggir lautnya,he :)
salam,
teringin ke batam... pemandangannya tentu indah d sana...
ReplyDeletewah, mbak Elly ke Batam ya? Saya pernah sekali ke sana waktu ada acara kantor.
ReplyDeleteWah, oleh2 dari Batam sungguh special nih mbak...
ReplyDeleteAku jadi ingin ke Batam juga, suatu saat nanti. *kapan ya?*
mba ternyata jago berpantun,..duhhh indah sekali panoramanya ^^
ReplyDeleteselamat sore mba,happy weekend ya mba :)
pingin sekali saya belajar bahasa melayu ini, kalimatnya mendayu dan enak sekali didengar. padahal istri saya orang komering asli lo bu.. hehehe kok saya ngga bisa-bisa ya?
ReplyDeletetulisannya selalu keren :)
ReplyDelete