Revolusi Cawan-cawan Kopi


Dini hari tadi, ketika terdengar kokok pertama ayam jantan dari kompleks sebelah seorang laki-laki tertegun menatap cawan kopinya. Cawan-cawan kopi yang entah kenapa seperti memberinya senyuman. Seperti memompa semangatnya hingga ia mereguk kopinya lagi dan lagi. Ya, telah bercawan-cawan ia mereguk cairan hitam kegemarannya itu ditengah deru angin dan limpahan hujan. Matanya mengerjab. Ia tersenyum. Apakah setara nilai "melek" karena bercawan-cawan kopi dengan "kepuasan jiwa" yang didapatnya ? Entahlah.

Di samping kanan cawan-cawan kopinya tergeletak laptop yang masih hangat, tanda belum lama digunakan. Di dalam laptop itu tersimpan beberapa file tulisan yang baru saja ditulisnya. Tulisan disebabkan revolusi. Revolusi cawan-cawan kopi, demikian ia menyebutnya. Disebutnya begitu karena cawan-cawan kopi itulah yang merevolusikan jiwanya.

Ya, bila jiwa meronta akan ketimpangan yang ada, hanya ada satu kata yang tepat "Lawan". Bila realitas kehidupan sisakan kekacauan di masyarakat, hanya ada satu kata "Lawan!". Iapun melawan. Ia meronta. Ia berevolusi merontokkan geramnya meski hanya berupa tulisan ditemani bercawan-cawan kopi.

Semoga ia tidak tersesat, begitulah bisik diam-diam beberapa cawan kopi yang memandanginya dengan sendu. Dan lelaki itu tertunduk dengan mata terkatup. Ketika orang-orang bergegas menuju tempat kerja, lelaki itu ambruk. Kantuk akhirnya menyerangnya. Adakah revolusi cawan-cawan kopinya akan hasilkan perubahan sebagaimana yang diinginkannya ....? He, entahlah kawan. Mungkin tergantung pada sisi mana kita memandangnya.

Comments

  1. Sepertinya Laki2 yg digambarkan dalam cerita itu Bunda Elly, ^^.. Oh ya Bunda, Dimn dapatkan Cawan kopi itu, jadi mau coba sensasi minum dari sana..

    ReplyDelete
  2. aku suka gambarnya..
    sentuhan Asianya kuat banget

    ReplyDelete
  3. Tkdang kita tak prlu mngyunkn tngan, mlangkahkan kaki atau mnymburkan skumpulan kata yg lhir dri sjngkal wawsan yg pnuh asumsi, prdksi ato emosi sesaat. kita hnya prlu bnyak mndgar, mlihat lalu menggoreskannya pd scarik krtas kumal. biarkn dunia mlihatnya, mnikmatinya, ato mgkin mncmohnya. nmun stdaknya kt tak trmsuk kdlam glongan org2 yg brpkiran dngkal, pragmatis dn jauh dr kbjaksanaan.
    Salam secangkir kopi...

    ReplyDelete
  4. inspiratif, revolusi cawan koi jauh lebih baik daripd revolusi mahasiswa yg vandal n rusuh

    ReplyDelete
  5. mengunjungi mba elly malam ini, mungkin aku sedikit membutuhkan seteguk atau mungkin secawan kopi agar mataku tetap terjaga....

    ReplyDelete
  6. @Laksamana Embun,he tentu bukan saya. Tulisan ini terinspirasi dari semangat para pemuda pejuang selayaknya Che Guevara
    @Seiri Hanako, terimakasih, gambar yang menggugah yang saya temukan di jagad maya
    @Lone Fighter, setuju sobat
    @Antoniniez, betul sekali
    @Senja, sesekali ngopi asyik juga kan Senja
    @Yohan Wibisono, siiip, insyaallah akan berkunjung kesana.
    @

    ReplyDelete
  7. Kalau buatku sih justru kopi itu bisa menyerang maagku mbak, hehehe...
    O ya, mau info, salah satu blogku ngadain giveaway. Siapa tahu mbak Elly berkenan ikut, kapan hari kan minta diingetin...

    ReplyDelete
  8. aku ga terlalu suka kopi, hehehe... tapi aku suka banget tuh gambarnya, cawannya itu lho baguusss... tapi kalo aku yang make enakan dipake minum teh :p

    ReplyDelete
  9. @Fanda, ya untuk Fanda tetep lebih aman susu saja, hehe
    @Yolliz, yep, kopi atau teh sesuai selera sajalah. Saya malah mmebayangkan cawannya cantik juga kalau dijadikan untuk tempat cuka piranti makan pempek, haha.

    ReplyDelete
  10. suka dg istilah cawan revolusinya

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.