Lugu


Aku lugu, lebih dari yang kau kira
aku tak tau banyak hal yang sangat kau tau
tetap saja, aku tak ingin tau
sebab itulah aku lugu, bahkan lebih dari yang kukira

Begitulah keluguan beberapa tangkai ranting yang menjuntai ke udara. Baru saja ia bergesah pada saya. Ia mendengar banyak hal yang berputar di udara, tetap saja ia tak tau. Keluguan yang dibaluti kesombongankah ? Entahlah. Sepanjang yang saya tau keluguannya tetap saja indah. Sebab itu keluguan berbalutkan kebersahajaan. Sesuatu yang saya suka.

He, kadang rasanya ingin jadi lugu saja. Lugu untuk tidak tau apa-apa gonjang-gonjang di negeri tercinta. Dengan begitu tidak memusingkan kepala ini. Andai saja bisa. Dan bila ketenangan di negeri tercinta ini identik dengan keluguan, maka marilah kita melugu (menjadi lugu) saja, hehe. Selamat sore ranting lugu. Salam takzim saya padamu.

Comments

  1. Aku mendengar banyak hal yang berputar di udara, tetap saja aku tak tau saat mencoba memahami tulisan bunda di atas. Aku jadi kayak tangkai ranting saja ya bunda hehehehe...

    ReplyDelete
  2. @Ivan, hahaha. Klik linknya van, siapa tau bisa membantu.

    ReplyDelete
  3. selugu diriku yang selalu menguntai rindu.... *biarndaknyambungyangpentingikutankoment

    ReplyDelete
  4. melugu itu bukan melucu dan belagu kan? hehhee

    ReplyDelete
  5. orang lugu bisa saja jadi orang yang sangat berguna

    ReplyDelete
  6. bait-bait yang indah tentang keluguan...
    apalagi bila lugu itu masih bersarang pada jiwa-jiwa muda yang benar-benar tak tau sebab...bukan pada kepalsuan yang berlogika. slm hangat

    ReplyDelete
  7. @Rangga, hei apa kabar sobat ?
    @Top News, terimakasih
    @Sang Cerpenis, haha, bisa aja mbak
    @Ajie, bisa saja sobat
    @Simple Shoes, salam hangat juga kawan

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.