Ngopi Di Bawah Bendera Reformasi

Tidak ada bedanya ngopi sebelum masa reformasi dan ngopi di masa reformasi. Rasa kopinya tetap sama. Secangkir kopi saya tetap saja rasanya semriwing. Kental, tidak begitu manis. Tetap saja, biasanya saya nikmati sembari nonton berita televisi. Hal yang membedakan mungkin hanya nuansanya.
Ya di bawah bendera reformasi minum kopi bisa disertai taste reformis yang rasanya lumayan janggal. Pesawat televisi yang kita saksikan sembari minum kopi kini menyajikan aneka berita yang tak terduga. Tokoh yang nampak baik, tiba-tiba saja ditampilkan sebagai pesakitan di televisi saat kita sedang minum kopi. Sering terjadi, tiba-tiba muncul berita penangkapan teroris saat kasus lain sedang hangat-hangatnya dibicarakan sehingga kasus tersebut terlupakan. Bahkan televisi cukup sering menayangkan presiden kita sedang curhat soal ini itu dengan wajah sendu, entah kenapa. Itu cukup romantis.
Romantisme lainnya adalah masalah korupsi. Lihatlah kasus korupsi di masa reformasi terlihat begitu banyak. Apakah memang lebih banyak ? Bisa ya, bisa juga tidak. Masa reformasi mungkin saja menciptakan peluang untuk korupsi semakin besar bahkan meluas sampai ke berbagai penjuru dan kalangan (He, reformasi yang dibarengi Otda). Masa reformasi ini juga telah menjadikan semua kasus korupsi begitu mudah terlihat, begitu banyak disajikan di televisi. (Mungkin juga akhirnya malah menginspirasi untuk ditiru). He, yang ini pengaruh kebebasan pers yang sumbatnya mulai dibuka.
Reformasi tentu saja sebuah proses panjang untuk bisa menemukan bentuknya yang pas. Saya masih ingat ketika tahun 1998 para mahasiswa mampu menumbangkan Orba, saya yang sedang dalam perjalanan melaksanakan tugas luar menitikkan air mata seraya mengucap alhamdulillah. Artinya reformasi ini adalah hasil perjuangan panjang yang dulu kita perjuangkan. Seyogyanya harus kita syukuri dengan cara mengisinya secara baik. Siapapun kita, marilah kita melaksanakan tanggung jawab kita dengan kesungguhan dan kejujuran.
Begitulah sobat. Semoga postingan kolaborasi yang digagas Trimatra ini bermanfaat. Di bawah bendera redormasi, mari kita bersatupadu untuk menjadikan masa reformasi ini penuh makna dan barokah. Salah satu caranya, ya kita jalankan saja pekerjaan kita masing-masing (siapapun kita) dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab. Rasanya tidak terlalu muluk dan cukup masuk akal menurut saya. Dengan begitu, semoga reformasi ini membuahkan hasil baik sebagaimana yang kita harapkan. Dan saya....., harapannya tetap bisa ngopi dengan maknyus tanpa berita janggal yang mengagetkan lagi. Bukankah saya layak berharap....!?
Ya di bawah bendera reformasi minum kopi bisa disertai taste reformis yang rasanya lumayan janggal. Pesawat televisi yang kita saksikan sembari minum kopi kini menyajikan aneka berita yang tak terduga. Tokoh yang nampak baik, tiba-tiba saja ditampilkan sebagai pesakitan di televisi saat kita sedang minum kopi. Sering terjadi, tiba-tiba muncul berita penangkapan teroris saat kasus lain sedang hangat-hangatnya dibicarakan sehingga kasus tersebut terlupakan. Bahkan televisi cukup sering menayangkan presiden kita sedang curhat soal ini itu dengan wajah sendu, entah kenapa. Itu cukup romantis.
Romantisme lainnya adalah masalah korupsi. Lihatlah kasus korupsi di masa reformasi terlihat begitu banyak. Apakah memang lebih banyak ? Bisa ya, bisa juga tidak. Masa reformasi mungkin saja menciptakan peluang untuk korupsi semakin besar bahkan meluas sampai ke berbagai penjuru dan kalangan (He, reformasi yang dibarengi Otda). Masa reformasi ini juga telah menjadikan semua kasus korupsi begitu mudah terlihat, begitu banyak disajikan di televisi. (Mungkin juga akhirnya malah menginspirasi untuk ditiru). He, yang ini pengaruh kebebasan pers yang sumbatnya mulai dibuka.
Reformasi tentu saja sebuah proses panjang untuk bisa menemukan bentuknya yang pas. Saya masih ingat ketika tahun 1998 para mahasiswa mampu menumbangkan Orba, saya yang sedang dalam perjalanan melaksanakan tugas luar menitikkan air mata seraya mengucap alhamdulillah. Artinya reformasi ini adalah hasil perjuangan panjang yang dulu kita perjuangkan. Seyogyanya harus kita syukuri dengan cara mengisinya secara baik. Siapapun kita, marilah kita melaksanakan tanggung jawab kita dengan kesungguhan dan kejujuran.
Begitulah sobat. Semoga postingan kolaborasi yang digagas Trimatra ini bermanfaat. Di bawah bendera redormasi, mari kita bersatupadu untuk menjadikan masa reformasi ini penuh makna dan barokah. Salah satu caranya, ya kita jalankan saja pekerjaan kita masing-masing (siapapun kita) dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab. Rasanya tidak terlalu muluk dan cukup masuk akal menurut saya. Dengan begitu, semoga reformasi ini membuahkan hasil baik sebagaimana yang kita harapkan. Dan saya....., harapannya tetap bisa ngopi dengan maknyus tanpa berita janggal yang mengagetkan lagi. Bukankah saya layak berharap....!?

sedaaap kopi reformasinya, saya jg gi baca tulisan ini sambil ngopi-jahe di deket stasiun menunggu ieyaz dateng. Hehe,hari yang pagi ini aku ketemuan ma ieyaz buat pertama kalinya. Ternyata ieyaz seedaap kayak kopi mbak,,, wkwkwk
ReplyDeletepas jaman reformasi dulu sayah masi smu loch,tapi dah ikut turun kejalan demo orba...
Khasnya mbak Elly, meski bicara soal reformasi tak lupa dengan kopinya
ReplyDeleteSelamat pagi mbak
PASKA REFORMASI, SAMBIL NGOPI KITA BISA DAN BEBAS 'MENGGOSIPKAN' KETIDAKBECUSAN PEMIMPIN, KESEMBRONOAN APARATUR NEGARA, KESEWENANG-WENANGAN PARA PENEGAK HUKUM, KESERAKAHAN PARA PENGELOLA RESOURCES BUMI PERTIWI, KETIDAKSENOHAN PARA PUBLIC FIGURES, DAN SETERUSNYA, SEAMBREK KEMIRINGAN YANG TERJADI DI NEGERI TERCINTA INI ...
ReplyDeleteBaru kali ini aku nemuin reformasi digabungkan 'ma secangkir kopi! Met hari Minggu mbak Elly...
ReplyDeletebener-bener khas deh, ngebahas reformasi tetep dengan secangkir kopi ;)
ReplyDeleteSaya suka terminologi 'Kopi Reformasi'nya. Dialektika sosialnya kena bnget.
ReplyDeletesalam sobat :)
hidup reformasi
ReplyDeleteLuar biasa mbak elly, bisa membahas sebuah reformasi dari sudut pandag sebuah Kopi..
ReplyDeleteNice,
ah membahas reformasi jadinya nyaman gara-gara secangkir kopi mbak :)
ReplyDeleteMet pagi Mba....
ReplyDeleteTanpa sadar media telah membentuk kita bahkan mampu menggantikan "pengalaman" kita, dr pengalaman sebenarnya..
@Trimatra, kopi reformasi itu bagaimanapun tetap maknyus bagi saya sebagai teman untuk merenungi reformasi kita. Dirimu masih SMA waktu itu ya, saya baru beberapa thn kerja.
ReplyDelete@Itik, sebab ngopi itu mendatangkan inspirasi tik, hehe
@Pelangi Anak, siiip, semangat mbak
@Fanda, haha, abis memang lagi ngopi mbak. Dapat idenya cuma begitu
@Yolliz, sebab itu faktanya yolliz, hihi
@Gaelby, pagi sobat. Salam juga
@Sang Cerpenis, hidup mbak Fanny
@Laksamana Embun, sebab kopi menghilangkan kemacetan mBun
@Winny, masa, kalau gitu ayo ngupi dulu mbak...
@Insanitis, selamat siang sobat. Maaf tadi gak kelihatan. Media tetaplah media, bagaimana memandangnya, menyikapinya sangat tergantung sikon kita masing-masing. Toh semakin ke depan, masyarakat kita akan semakin cerdas dan kritis, harapan saya seh....
ReplyDeleteDija gak mau korupsi
ReplyDeleteDija maunya berenang aja Tante
Kopi memang bisa menimbulkan banyak inspirasi yaaa
ReplyDeleteReformasi... tak senikmat kopi. Reformasi... tak dapat dinikmati dg santai seperti kopi...
ReplyDeleteSelamat siang mbak Elly... lama aku tak bisa blogging dan seneng sekali siang ini bisa mampir kesini.. :D
assalamualaikum..
ReplyDeletemeski telat, saya tetep dukung reformasi untuk selalu bergulir sehingga negara kita terus mengalami perubahan ke arah yang lebih baik tentunya.
salam
@all (Dija, Elsa, Catatan Kecilku, Neng Rara, semua) terimakasih komentarnya. Reformasi terus berlanjut, semoga akan segera menemukan bentuknya yang pas. Selamat pagi semua.
ReplyDeletewow, artikel ny berguna bgt nih sob.. cocok bgt bwt mnmbh wawasan ku seputar tema ini..
ReplyDeletesob, mengingt blog ni sngt bermanfaat bgt q.. tukeran link yok!!
link blog kamu sudah terpasang di blogku, link balik yach :) silahkan di liat di blogku!!
ntar pasang link ku dengan anchor text "Naruto Spoiler" yach,
dan jdi follower q juga y, siapa thu aja dgn kehadiran blogger se-hebat kamu, blog ku bisa
sedikit rame dan berwibawa gtu.he3
ntar secara berkala q bakal sering-2 silaturahmi kesini..
d tunggu kehdirannya yach :D
salam dari blogger indonesia setengah bule.he3
makasih..
pagi-pagi baca artikel reformasi..
ReplyDeletekhas banget
tentunya layak dund..
ReplyDeleteKopi.. hm'mm itu pait tapi enak hehehe..
tapi kalo ngopi bikin pusing kenapa tuh.. apa kopinya perlu di reformasi..? ^.^