Bukankah siang belumlah waktu yang pekat sebab ia baru sepertiga hari. Tetapi, entah kenapa, siang ini dia merasa pekat. Ya, dia yang sedang memekat. Segala yang dilihatnya menjadi pekat. Secangkir kopi jam 6 pagi tadi, pekat. Segelas jus mangga, terlihat pekat. Semangkuk kecil cuka pempek, pekat juga. Dan, sekitar jam 10 tadi, semangkuk mie celor, he, pekat rasanya. Pekat tapi nikmat. Ya, segalanya menjadi pekat.
Dunia dalam kepekatan. Kepekatan yang tiba-tiba seperti memeluknya begitu erat. Erat yang juga pekat. Ya kau sang pekat, iringi saja langkahku agar memekat rasanya. Rasa yang kutoreh dengan sedikit keringat bahkan setetesan air mata. Sebab hidup adalah perjuangan. Dan Perjuangan adalah sebuah kepekatan. Pekat yang mengkristal dari segala rasa.
Kau, memekatkah rasamu.....? sebuah tanya muncul begitu saja di benaknya, entah kepada siapa. Tentu saja tak ada jawaban. Cuma setiupan sepoi dingin yang dirasakannya. He, itu jawaban tak berbentuk si Angin Selatan, seperti biasa bila ia enggan. Enggan itu, ah itu kepekatan juga. Diapun berdamai dengan sang pekat sambil berbisik, selamat siang kawan .....!
Dunia dalam kepekatan. Kepekatan yang tiba-tiba seperti memeluknya begitu erat. Erat yang juga pekat. Ya kau sang pekat, iringi saja langkahku agar memekat rasanya. Rasa yang kutoreh dengan sedikit keringat bahkan setetesan air mata. Sebab hidup adalah perjuangan. Dan Perjuangan adalah sebuah kepekatan. Pekat yang mengkristal dari segala rasa.
Kau, memekatkah rasamu.....? sebuah tanya muncul begitu saja di benaknya, entah kepada siapa. Tentu saja tak ada jawaban. Cuma setiupan sepoi dingin yang dirasakannya. He, itu jawaban tak berbentuk si Angin Selatan, seperti biasa bila ia enggan. Enggan itu, ah itu kepekatan juga. Diapun berdamai dengan sang pekat sambil berbisik, selamat siang kawan .....!
Kenapa Bunda? gerangan apa yang membuat siangmu temaram bahkan gelap kemudian pekat? Sabarlah Bunda, insya Allah bersama sabar akan ada sinar yang kan memberikan terang.
ReplyDeleteselamat siang mba ^^
ReplyDeletepekat.....? saya suka teh yang pekat,tapi mulai harus menguranginya hehe....
* terima kasih doa dan suportnya dikolom kmntr saya mba,alhmdulilah terlewati lagi...
@Abi, hehehe, ini karena rasa sebah (kenyang, capek), gejalanya seperti ini. Setelah sholat, hm, enteng lagi. Terimakasih supportnya
ReplyDelete@Senja, iya, padahal kita harus pilih makanan yang sehat ya. Ok, sama-sama kawan.
dalem banget kata-katanya...
ReplyDeletetapi koq udah bolak-balik bacanya, gak ngerti2...
aku selola itu ya???
kopi pekat dong, mbak.hehehe
ReplyDeleteapakah singmu dipekatkan polusi, bu?
ReplyDeletePekat rasaku sepertinya mulai sedikit mengabu-abu, terusik hembusan angin kebimbangan...
ReplyDeleteada apakah gerangan mbak????
ReplyDeletesemoga pekat segera berlalu...
semoga pekat itu spt kopi jam 6 tadi, pekat tapi nikmat hehehe
ReplyDeletesemoga hari esok tidak lagi menjadi pekat..
ReplyDeleteSemoga hari bunda tidak dialami kepekatan lagi dan Semoga kepekatan itu berganti dengan sebuah kejernihann.. :)
ReplyDeletehello -
ReplyDeleteduh,, kalimatnya bernilai seni tinggi banget neeh..
penuh makna dan multi intrepretasi...
i like it...
http://andrysianipar.com
semoga pekatnya sedikit memudar ketika hari berganti
ReplyDelete@Arif Chasan, he, selamat pagi sobat
ReplyDelete@Sang Cerpenis, iya betul mbak
@Seiri hanako, mungkin juga sobat
@Noor, hehe, bisa aja
@Siroel, pekat sebah kawan. Amin.
@Aulawi Ahmad, bener nian. Apalagi mie celor 26, tambah nikmat, hehe
@Isti, siiip. Pekat itu kadang indah juga lho
@Laksamana Embun, amin mBun
@Andry Sianipar, balo juga sobat, terimakasih
@Ladyonthemirror, ya semoga, amin
@Ayas, hehe, pekatku adalah suasana yang mengental di jiwa, bisa juga kesal, sedih atau bahkan senang. Apa kabar Yas ?
cogito ergo sum: saya berpikir maka saya ada
ReplyDeletekepekatan itu sebuat konsep sebab dia abstrak...
dan kebetulan ketika manusia punya indra maka dia tahu apa itu pekat...
melihat dgn hati mungkin jauh lebih menyenangkan...hahahahahaha
heheh jadi ikut ikutan manggil bunda
ReplyDeletedunia memang terkadang pekat bagai malam tak berbintang tetapi kadang begitu terang bagai siang penuh mentari, bukan begitu bunda? :D salam kenal dari makassar yah :D
ReplyDeleteDownload Kumpulan e-Book Gratis
Halo mbak Elly, sori baru sempat mampir. Jus mangganya masih ada? Mau dong...nemenin mbak Elly ngejus (kalo ini gak bikin sakit maag deh..)
ReplyDeletesalam kenal ...makasih bacaannya,,,tukeran info blog yuk
ReplyDeletekunjungan siang.. ^^
ReplyDeletebila siang saja sudah pekat, bagaimanakah lagi dia bisa jadi terang dari sebuah kepaktan...?
ReplyDeletehave a great day..^_^
tak maksud hati untuk memekatkan
ReplyDeletetapi dingin ini memang pekat..
selamat sore Mbak.. apa kabar? sore ini tampak kelam mau hujan kayaknya.. semoga kepekatan malam nanti akan tergantikan sinar rembulan yang tersenyum di balik awan.. lho..lho.. koq jadi ikut2an puitis? hehe.. sory nih Mbak.. aku gak pinter bikin kata2 romantis spt Mbak Elly.. Salut deh buat Mbak Elly dengan kekuatan kata2 puitisnya..
ReplyDelete@ntoniniez,iya betul, hehe
ReplyDelete@aaSlamdunk, hm panggil apa aja deh
@My Blog, salam kenal juga sobat
@Fanda, hei Fan, jus mangganya masih ada kok
@@Ardi, salam kenal juga sobat
@Arif Chasan, selamat pagi sobat, sukses ya
@Windflower, ya pekatku adalah rasa yang mengental, tidak berarti gelap lho mbak
@Hendriawanz, betul hen. Selamat pagi sobat
@Rita Asmara, selamat pagi mbak Rita. Hm, bisa aja. Selamat beraktivitas, sukses ya
Ada apakah gerangan sahabat, hingga semunya berubah pekat dan hitam kelam,,,,?
ReplyDeletemoga terang itu hadir kembali yak,,
adakah resah..?hmmm
met pagi,,:)
@Hdsence, hehehe, pekatku adalah rasa yang mengental. Tidak berarti gelap ataupun hitam. Cuma catatan karena rasa sebah (kenyang. Bayangkan sepanjang hari itu saya melihat segalanya yang pekat (kental), kopi pekat(kental). Cuka pekat (kental). Jus mangga, inipun cairan yang kental (pekat). Mie celor, ah ini juga makanan yang kuahnya kental (pekat). Maka sepanjang hari itu saya merasa pekat, begitulah kawan. Selamat pagi, selamat beraktivitas ya.
ReplyDeletesyukurlah bu ternyata sudah enteng lagi sekarang
ReplyDeleteKopi semakin pekat pasti enak, tapi jangan kehidupan ini yang pekat! Perlu senyuman untuk mencairkan kepekatan hidup ini!
ReplyDeleteyuhuiii, samar2 ku ambil makna pekat itu...dan rasanya , aromanya, ujudnya memang pekat. kenapa mereka membuat pekat kehidupan yaaa ^heran^
ReplyDelete