Senyum Sepotong Ranting


Sepertinya dia memang menanti saya. Begitulah perasaan yang muncul di benak ketika menemukan sepotong ranting di sore yang sepi dan berangin. Dia seperti seperti memanggil-manggil saya. Seperti ingin saya temukan. Entahlah. Itulah yang saya rasakan kemarin sore. Saya seperti digerakkan menoleh pada sepotong ranting yang tergeletak di pingir jalan. Ranting yang mendenting ke bumi.

Sayapun memungutnya. Entah mengapa jadi tertarik pada sepotong ranting itu. Ranting bisu yang seperti menghiba pada saya. Dan, he, ketika saya letakkan ia pada pot keramik kecil di sudut ruangan. Ternyata ia memberi suasana lain. Ada sentakkan mesra menyapa. Dia tak lagi terlihat sebagai sepotong ranting bisu. Ia jadi seperti sepotong ranting yang tersenyum. Senyum misterius disaputi pencahayaan ruang yang pas baginya.

Saya pandangi ia dengan seksama sambil duduk di sudut ruangan ditemani lagu "Judy" Daniel Sahuleka yang entah mengapa tiba-tiba juga seperti minta saya setel untuk menemani sang ranting, hehe. Wahai Judy (akhirnya ranting itu saya beri nama "Judy"), diamlah di sudut itu dan tersenyumlah selalu. Ya, bahkan sepotong ranting bisupun bisa tersenyum. Maka mengapakah kau tahan senyummu.....? Tersenyumlah.

Comments

  1. Sebuah karya yang gemilang..........,penuh sarat makna dan gaya bahasanya yang indah

    ReplyDelete
  2. Adakalanya sesuatu yang sudah tidak berguna ternyata masih mempunyai potensi yang terpendam
    Makanya jangan remehkan sesuatu yang terlihat tidak berguna, jangan remehkan orang lain yang kelihatan tidak penting...

    ReplyDelete
  3. bisa membaca ekspresi alam kayakna bakat tersendiri ibu satu ini.... mangtabs

    ReplyDelete
  4. dah lama ga maen ksini mba.. dan tulisan2 mba masih saja membuat saya takjub!!

    ReplyDelete
  5. wah puitis banget....tolong dong buatin tulisan tentang diriku yang lagi seneng ini

    ReplyDelete
  6. Aku ingin jadi judy si ranting yg bisa membuat suasana jadi indah.,,

    ReplyDelete
  7. tanpa senyum, dirimu akan sekering ranting, maka tersenyumlah.......

    ReplyDelete
  8. @Adhi P, sanjungan yang membuai, he. Salam
    @Big Sugeng, sekecil apapun sesuatu, bukankah Dia telah mengajarkan bahwa tidak ada satupun sesuatu yang boleh kita anggap remeh.
    @Mas Ichang, hey apa kabar mas ?
    @Kak-Ega, wah selamat mampir lagi ga. Miss you.
    @Ardi, hm
    @Trimatra, menjadi apapun Trimatra bisa jadi indah kok, sungguh, haha
    @Munir Ardi, Ya, begitulah sobat
    @Nurudin, yep bila sepotong rantingpun bisa tersenyum, maka mengapakah kau tahan senyummu. Ayo tersenyumlah sobat.

    ReplyDelete
  9. kalu sepatah ranting bisa tersenyum, kuingin ia kembali ke musim semi, dan aku ingin tersenyum selalu dlm kehidupan....

    nice mba,,,

    salam,,,

    ReplyDelete
  10. mampir menyapa dengan senyum... selamat sore mbak.

    ReplyDelete
  11. Barangkali benar. Ia tak bisu. Ia menyapa dan tersenyum menyapa.
    Maka mengapakah kau tahan senyummu.....? maka akupun tersenyum.

    ReplyDelete
  12. Ranting pun jaid tulisan.
    Ah, benar-baner inspiratif, Bunda!

    ReplyDelete
  13. @Hdsence, tks. Ayo senyum
    @Stiawan Dirgantara, selamat pagi bang Iwan
    @Yans, hehe, ya senyum mendatangkan kebarokahan
    @Bahauddin, terimakasih sobat. Selamat pagi.

    ReplyDelete
  14. bicara ranting saya jadi inget tentang hutan kita yang udah sangat gundul

    ReplyDelete
  15. ranting yang tak berdaun dan keringpun bisa jadi indah bila di hargai ya mbak :)

    ReplyDelete
  16. aku suka ranting, seperti blogku, hehe
    salam kenal...

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.