Bunga Ilalang dan Sang Kelana
Bunga Ilalang tiba lagi. Tiba menghampiri sang Kelana di pagi yang lembab. Dia berdiri tepat di hadapan sang kelana, seperti ingin mengatakan sesuatu. Sang kelana terperangah. Keduanya hanya saling memandang dan membisu. Kelembaban pagikah yang membisukan mereka....? Entahlah.
"Beri aku waktu sedikit lagi. Kan kubuat puisi lirih untukmu...." sang kelana membuka percakapan
"Terlirih dari yang bisa yang kubuat..." ucapnya lagi
Tak ada jawaban. Bunga Ilalang hanya mengangguk tepat ketika angin bertiup. Dari balik deru angin, terdengar gesekan gerakannya. Seakan sebuah ucapan,
"Tak perlu terburu-buru. Aku tiba karena rinduku padamu...."
Maka demi mendengar itu seketika wajah sang Kelana membuncahkan sebuah rasa, entah apa. Rasa yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Dia spontan menghujani Bunga Ilalang dengan ciuman. Ciuman berupa bidikan kameranya. Maka pagi yang lembab itupun menjadi hangat bagi keduanya.
"Beri aku waktu sedikit lagi. Kan kubuat puisi lirih untukmu...." sang kelana membuka percakapan
"Terlirih dari yang bisa yang kubuat..." ucapnya lagi
Tak ada jawaban. Bunga Ilalang hanya mengangguk tepat ketika angin bertiup. Dari balik deru angin, terdengar gesekan gerakannya. Seakan sebuah ucapan,
"Tak perlu terburu-buru. Aku tiba karena rinduku padamu...."
Maka demi mendengar itu seketika wajah sang Kelana membuncahkan sebuah rasa, entah apa. Rasa yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Dia spontan menghujani Bunga Ilalang dengan ciuman. Ciuman berupa bidikan kameranya. Maka pagi yang lembab itupun menjadi hangat bagi keduanya.
Begitulah Bunga Ilalang dan Sang Kelana, dua sahabat yang lama tidak bertemu. Saya, tentu saja tak ingin menganggu mereka. Saya maklum arti sebuah kerinduan. Adakah yang juga merasakan rindu (pada seseorang) saat ini.......?
Saya Rindu Akan sosok seseorang. Sosok yang selalu menghiasi di pagi hari..
ReplyDeleteOia APa kbar Mbak?
aku rindu datang ke blog ini membaca tulisan indah bermakna setelah beberapa hari off
ReplyDelete@Laksamana Embun, ayo mBun temui pacarmu
ReplyDelete@Munir Ardi, alhamdulillah pak Munir sudah kembali ke blognya.
Aku rindu BW nih Mbak, lama nggak muncul.
ReplyDeleteSalam untuk sang Ilalang, BUnda!
ReplyDeleteSalam juga untuk sang Kelana!
-------------
Metaforisme-nya sungguh memukau!
nice...
ReplyDeleteSelamat malam mbak..., malam ini rinduku sudah terlunasi karena suamiku sudah kembali di rumah setelah 4 hari 3 malam berada di Jember.. ^_^
ReplyDelete@Anak rantau, sama, hehe
ReplyDelete@Bahauddin Ayasi
@Tour, Food and Health, hm, ur visit too
@Catatan Kecilku, owh, rindu yang terlunasi ya mbak,alhamdulillah.
MAkasih ya sob udah ngasih comment, wah tulisannya keren ruy jadi punya semangat telus kalo baca tulisan dari teman-teman
ReplyDeletesalam blogger yaw
ilalang yg indah...
ReplyDeleteyups ilalang yang indah seindah penuturanya lewat tulisan
ReplyDeletesalam knal bu
berkunjung balik ya di blog saya.....
@Agustri, salam blogger juga
ReplyDelete@Ernut, makasih mbak
@Suara Jiwa, salam kenal juga. Ok sobat.
aku rindu,...tak habis-habis !
ReplyDeletesalam untuk ilalang dan kelana mba ^^
selamat pagi,....
ada rindu dimataku, yang kini sedang menyiksa pandanganku...
ReplyDeleteah
ReplyDeletetentang kerinduan
adakah rindu untukku..
Wouw... bidikan kamera sang kelana sangat indah... seindah tulisan yang senantiasa tersaji disini.
ReplyDeleteSelamat sore mbak.
@SeNja, sama, hehe. Ok.
ReplyDelete@Abi Sabila, hahaha
@Hendriawanz, ada, kami kan selalu rindu tulisanmu Hen
@Setiawan, wouw, sanjungannya bang. Selamat malam bang iwan.
asslm.Salam kenal dari sy mbak,blog yg sngat menarik.Wasslm
ReplyDelete