Bra Merah Tak Bertuan
Sore yang redup telah mempertemukan saya dengan sebuah bra merah. Saya temukan benda itu di sela semak belukar pinggir jalan. Tersamgkut di para-para tetumbuhan, entah tumbuhan jenis apa. Bra merah tak bertuan. Entah kenapa tiba-tiba saya terpana padanya. Barangkali karena ia sebuah Bra. Mungkin juga karena warna merahnya yang menyolok mata. Dan tentu saja ia diam saja saat dipandangi sedemikian rupa. Bukan saja karena ia benda mati. Lebih karena ia tak bertuan.
Maka kemanakah tuannya...? begitulah tanya yang mengemuka di benak. Meski dipenuhi debu benda itu terlihat masih menantang. Padanya ada sedikit busa. Juga kawat penyangga yang disukai para perempuan untuk membusungkan dada. Kemanakah tuannya...??? Pertanyaan itu muncul lagi. He, tentu saja tak ada jawaban.
Sementara itu, di balik tanah yang masih merah sesosok jasad tengah membusuk berkawan para rayap dan cacing tanah. Konon itu jasad seorang perempuan. Perempuan yang menjadi korban tabrak lari. Saat itu sedang ada penertiban PSK. Seorang perempuan lari menghindari pengejaran petugas. Naas ia tertabrak sebuah truk besar yang melintas bak sapi gila. Perempuan itu tewas seketika. Konon lagi, 3 bulan sebelumnya perempuan itu baru pulang dari sebuah negeri asing sebagai TKW sang pahlawan devisa. Seluruh gaji setiap bulan selalu ia kirimkan kepada sang suami di tanah air. Begitu ia tiba di kampungnya, sang suami sedang memeluk istri barunya. Duniapun gelap baginya. Entah kenapa nasib membawa perempuan itu menjadi seorang PSK hingga truk gila itu melepaskan penderitaannya. Meninggalkan dunia fana ini untuk selamanya.
Begitulah kisah perempuan yang jasadnya tengah membusuk itu. Konon, dialah si tuan (pemilik) bra merah tersebut. Betapa menggenaskannya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih bagi mereka yang kehilangan asa. Mohon maaf, bila saya terlalu terpana pada sebuah bra tak bertuan yang saya temukan di jalan tadi. Kisah ini, hanya halusinasi saya.
Maka kemanakah tuannya...? begitulah tanya yang mengemuka di benak. Meski dipenuhi debu benda itu terlihat masih menantang. Padanya ada sedikit busa. Juga kawat penyangga yang disukai para perempuan untuk membusungkan dada. Kemanakah tuannya...??? Pertanyaan itu muncul lagi. He, tentu saja tak ada jawaban.
Sementara itu, di balik tanah yang masih merah sesosok jasad tengah membusuk berkawan para rayap dan cacing tanah. Konon itu jasad seorang perempuan. Perempuan yang menjadi korban tabrak lari. Saat itu sedang ada penertiban PSK. Seorang perempuan lari menghindari pengejaran petugas. Naas ia tertabrak sebuah truk besar yang melintas bak sapi gila. Perempuan itu tewas seketika. Konon lagi, 3 bulan sebelumnya perempuan itu baru pulang dari sebuah negeri asing sebagai TKW sang pahlawan devisa. Seluruh gaji setiap bulan selalu ia kirimkan kepada sang suami di tanah air. Begitu ia tiba di kampungnya, sang suami sedang memeluk istri barunya. Duniapun gelap baginya. Entah kenapa nasib membawa perempuan itu menjadi seorang PSK hingga truk gila itu melepaskan penderitaannya. Meninggalkan dunia fana ini untuk selamanya.
Begitulah kisah perempuan yang jasadnya tengah membusuk itu. Konon, dialah si tuan (pemilik) bra merah tersebut. Betapa menggenaskannya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih bagi mereka yang kehilangan asa. Mohon maaf, bila saya terlalu terpana pada sebuah bra tak bertuan yang saya temukan di jalan tadi. Kisah ini, hanya halusinasi saya.
Atau mungkin bra merah itu milik waria yang juga ketakutan akibat kejaran petugas mengatas namakan moral. Bra merah tak bertuan, sebentar....atau mungkin ia milik perempuan spt yg ibu ceritakan?! Ach..bra merah tak bernyonya.....
ReplyDeleteKisahnya menarik.
Hm, bisa jadi Yans. Ketka menghayati sebuah realita, imajinasi kita bisa kemana saja. Tks.
ReplyDeleteAlangkah mengenaskan maka siapa yang akan bertanggung jawab di hari kemudian, suaminya, petugas atau sang penabrak lari , ah itu urusan Sang Maha Pencipta kita manusia tiada daya dan upaya
ReplyDeletesangat imajinatif tetapi hal ini sering terjadi dalam realita
ReplyDeleteBra merah, saksi bisu kegetiran hidup.
ReplyDeleteSalam kenal mbak :)
Halusinasi tapi 'benar-benar nyata' kok, bunda. Banyak terjadi di sekitar kita.
ReplyDeletehmm halusinasi menjadi sebuah karya tulisan yang hangat dan membuat saya terpana mbak....nice....
ReplyDeleteselamat pagi mampir membaca lagi kisah tragis
ReplyDeleteMampir pagi ikut Dik Munir...
ReplyDeleteRitual ngupi disaat liburan, sungguh nikmat.
Sungguh tragis nasib Sang Pahlawan Devisa....
ReplyDeleteKisah Hallusinasi yang kemungkinan besar nyata adanya.
duh, mengerikan.
ReplyDeletemet libur, mbak.
Sungguh mengenaskan memang wanita itu dan itu bukan hanya cerita karena faktanya memang banyak tkw yang bernasib seperti itu...
ReplyDeleteMampir lagi bunda, maaf jarang2 mampir...lagi sibuk ngurusin ayam...he...he
Salam hangat & sehat selalu...
Wah, yang jelas bukan punyaku, mbak! Coz punyaku masih tersimpan rapi di lemari, hehehe...
ReplyDeletePa kabar mbak Elly? Kangen nih jalan2 kesini. Mumpung liburan...
Duh... kasihan... moga tak ada lagi Bra merah yang mbak lihat....
ReplyDeleteOiya mbak, maaf neh baru mampir, buwel sehat wal afiyat, alkhamdulillah berkat doa mbak juga
halusinasinya mantab sekali.. sungguh
ReplyDeleteCiluuukk.....(tidur dulu...hehe...bangun2....)....BRAAA..... Kaget nggak ya...hehe...
ReplyDeletehalusinasi yang kemungkinan besar banyak terjadi di dunia nyata Indonesia ..
ReplyDeleteibuuuuuuuuuuuuuuuu
ReplyDeletekirain beneran bu..kalo beneran ibu jadi saksi hidup neh ;)
dalam kehidupan skrang kejadian seperti itu keknya sering terjadi :( fiuhh...
@all, terimakasih komentarnya. Ya begitulah realita yang banyak kita lihat. Tapi kisah di atas cuma halusinasi saat melihat bra merah di jalan lho. Selamat berakhir pekan semua.
ReplyDeleteWah.., sebuah bra merah menyala dg busa dan kawat penyangganya benar2 mampu mengusik sedemikian rupa.. hingga berujung pada kisah yg sedemikian pilunya.
ReplyDeletehalusinasi yang familiar...yah, memang kenyataannya seringkali begitu ya mbak...
ReplyDeletetragisnya kehidupan dalam sepotong bra merah,,,
ReplyDeletehohoho...mbak elly pinter jugah bikin fiksi