Sense Yang Aneh, Partai Dianggap Milik Keluarga
Hari yang merangkak, begitu cepat. Kegelapan muncul di sebuah kota. Lampu-lampu jalanan telah dinyalakan. Seseorang tiba di rumahnya. Mungkin sekitar sejam yang lalu. Ya, setengah jam setelah adzan Maghrib.
Seperti biasa, begitu tiba di rumah, ia menghempaskan tas kerja dan melepas segala pernak-pernik busananya. Setelahnya mandi dan menghadapNya. Maka setelah hal-hal tersebut, he, tidak sengaja ia melihat tayangan televisi. Berita yang membuatnya mual.
Sebuah channel menayangkan berita tentang seorang ketua partai politik sedang mempersiapkan calon penggantinya, anak lelakinya. Calon yang diluar perkiraan. Selama ini orang-orang mengira yang diinginkan sang ketua partai sebagai calon penerus adalah putrinya. Ternyata, sang ketua partai, kebetulan perempuan (tau kan) justru menginginkan sang putra yang selama ini tidak dikenal sebagai calon penerusnya. Hehehe, bukan main. Wacana yang menggegerkan. Rupanya sang ketua partai mulai pecah kongsi dan sang suami. Begitukah ? Entahlah kawan.
Dia, hiks, jadi bergidik. Bergidik campur muak. Muak yang menimbulkan rasa mualnya tadi. Dia, tentu saja tidak tertarik dengan issue "mengadu-domba anak" yang diungkap beberapa media. Memangnya partai itu milik keluarga mereka apa ? Seenak jidatnya saja mencalonkan anak-anaknya sendiri sebagai calon wakil ketua partai. Tidak adakah calon yang betul-betul layak dari partai itu, di luar keluarga tersebut....!?
Pertanyaan yang belum terjawab. Beginilah kalau Partai poiitik dianggap milik keluarga. Sebuah sense yang aneh di negeri My oh My ini. Maka untuk melupakan kejengkelannya, seseorang yang sedang merasa muak itu melesat sejenak ke rumah mayanya. Entah sampai kapan ia akan berada disana. Bagaiamana menurut anda kawan ? Silahkan dituangkan bila berkenan.
Seperti biasa, begitu tiba di rumah, ia menghempaskan tas kerja dan melepas segala pernak-pernik busananya. Setelahnya mandi dan menghadapNya. Maka setelah hal-hal tersebut, he, tidak sengaja ia melihat tayangan televisi. Berita yang membuatnya mual.
Sebuah channel menayangkan berita tentang seorang ketua partai politik sedang mempersiapkan calon penggantinya, anak lelakinya. Calon yang diluar perkiraan. Selama ini orang-orang mengira yang diinginkan sang ketua partai sebagai calon penerus adalah putrinya. Ternyata, sang ketua partai, kebetulan perempuan (tau kan) justru menginginkan sang putra yang selama ini tidak dikenal sebagai calon penerusnya. Hehehe, bukan main. Wacana yang menggegerkan. Rupanya sang ketua partai mulai pecah kongsi dan sang suami. Begitukah ? Entahlah kawan.
Dia, hiks, jadi bergidik. Bergidik campur muak. Muak yang menimbulkan rasa mualnya tadi. Dia, tentu saja tidak tertarik dengan issue "mengadu-domba anak" yang diungkap beberapa media. Memangnya partai itu milik keluarga mereka apa ? Seenak jidatnya saja mencalonkan anak-anaknya sendiri sebagai calon wakil ketua partai. Tidak adakah calon yang betul-betul layak dari partai itu, di luar keluarga tersebut....!?
Pertanyaan yang belum terjawab. Beginilah kalau Partai poiitik dianggap milik keluarga. Sebuah sense yang aneh di negeri My oh My ini. Maka untuk melupakan kejengkelannya, seseorang yang sedang merasa muak itu melesat sejenak ke rumah mayanya. Entah sampai kapan ia akan berada disana. Bagaiamana menurut anda kawan ? Silahkan dituangkan bila berkenan.
pertmaxx kah
ReplyDeletewah iya, jadi pertamax eyyy!!! duh senengnyaaaaa
ReplyDelete^joged2 dulu akhhh^
yeah,, wacana politik yah?? kebetulan otak nih tiba2 jadi bundel kalo mikir politik.
ReplyDeletemending mikirin dagangan ajah gimana bisa laku dan habis.
kenyataanya emang gitu kan diindonesia?
ReplyDeleteibunya jadi ketua, yang katanya pro WONG CILIK, anaknya ikut ikut, dan dipersiapkan buat penggantinya...
ah serius amat gw ya
auooohhhhhh *ngantug, nguap lebar*
oh ga jadi anak perempuannya to??
ReplyDeletemungkin nanti lawannya bisa nambah dari sodara2nya si ketua itu ya bu..
Bentar yah mbak, lihat berita Indonesia dulu hehehehe...
ReplyDeleteehm, mungkin kalo putra atau putrinya layak, boleh2 ajah Mbak...
ReplyDeleteoopssss tapi si IBUnya juga keknya layak nggak yak... walah.... :-D
saya cuma mo ngomong setuju, lari ke rumah mayanya ajah, biar nggak pusing mikirin politik.... :-)
ReplyDeletepolitik..takkan ada habisnya..males kali bu kalo udah soal politik >_<
ReplyDeletesodara jadi musuh...fiuhh
ya seperti itulah skarang ini,menganggap sebuah partai itu perusahaan keluarga yang bisa seenak jidat menunjuk penggantinya tanpa memikirkan kualitas pemimpin berikutnya..
*pfuhhh*
daripada di-kanibal orang lain, mending di-kanibal saudara sendiri toh bu, toh masih keluarga ini....
ReplyDeletepolitik itu memang memuakkan ya bu...
@Nirmana, hehe, siiip joged lebih asyik
ReplyDelete@ASlamdunk, iya kenyataan yang aneh ya
@Brencia, hehe, kita liat aja ya jeng
@Anazkia, siiip
@A-chen, iya, ibunya juga gak layak, kata saya
@Buwel, hahaha
@Ranny, bener ran
@Sibaho, memuakkan krn gak layak tapi nekat maju. Partaoi dianggap perusahaan keluarga kalee.
apakah dia itu anda mbak?hehehe...cuma nebak..hehe..
ReplyDeleteitu partai kerjaan kali mbak...red party itu memang membingungkan...
@Alrezamittariq, he, bukan Reza.
ReplyDeleteNah...kayaknya begitu deh, dunia politik begitu kejam...orang2 yang haus akan kekuasaan akan melakukan apa saja untuk mempertahankannya...kita lihat saja nanti apa yang terjadi, paling tidak saat ini lawan2 politiknya sudah mulai bersorak....
ReplyDeleteSalam hangat & sukses selalu...
waduh, parpol tuh gmn yah sebenarnya?>?
ReplyDeleteku lama2 juga pusing mbak kalau mikir parpol
hehehe
Wah, ranah politik semakin hangat saja ya bunda.
ReplyDeleteSINGGAH
ReplyDeletengomong soal apapun di negeri My Oh My tadi mah semuanya menggelikan, yuk. Mungkin saya justru terperanjat kalo ada hal2 yang berjalan dg normal di negeri itu... (skeptis bgt ya kedengerannya? :P)
ReplyDelete@Noor, salam hangat juga
ReplyDelete@Yanuar, yep, mikirin kuliah aja dulu Yan
@Ivan, iya van sehangat kopi kita
@Amerika Sewot, silahkan sobat
@De Asmara, iya yah. Bukan skeptis, saking bosannya kali jeng.
sepanjang si anak memang punya kualitas, buat saya sih nggak masalah mbak, yang dikahwatirkan si anak cuma bisa mejeng doank.. itu yang susah
ReplyDelete