Senja Tiba di Negeri My oh My
Hampir senja di negeri My Oh My. Tepat pukul lima sore lebih limapuluh menit saat ini. Seseorang baru saja tiba dari kelananya. Kegelapan mulai terbentuk di ufuk barat. Tentu dengan semburat jingganya. Sayang, bukan semburat jingga di wajah sesorang yang baru tiba itu. He, itu semburat gelap. Semburat keruh. Semburat yang tiba bersamaan saat dia mendapati tayangan hiruk pikuk di televisi.
Oh..... Negeri My Oh My yang terus mengalunkan irama hiruk-pikuknya. Belum selesai hiruk-pikuk pansus century, sidang paripurna yang mencengangkan, sekarang..... Dulmatin. Begitulah desahannya. Tak bisakah kau berikan sedikit saja hal yang menyenangkan bagi kami...? tanyanya dengan dahi berkernyit. Tentu saja tak ada jawaban. Si Angin Selatan sedang tak berminat menjawab desahannya. Hm, tak seperti biasanya.
Akhirnya senja tiba di Negeri My oh My. Seseorang itu segera mematikan televisi. Mungkin ini satu-satunya cara menghindari hiruk-pikuk Negeri My oh My ini, desahnya lagi. Si Angin Selatan masih tak berniat menjawab. He, benar-benar tak seperti biasanya. Dia cuma menghembuskan sepoinya pada wajah seseorang itu. Maka seseorang itu kembali berdesah, ....... mari nikmati senja yang tenggelam ini kawan sambil berharap hiruk-pikuk itu juga tenggelam. Begitulah desahannya. Senjapun tenggelam, kegelapan menelannya.
Oh..... Negeri My Oh My yang terus mengalunkan irama hiruk-pikuknya. Belum selesai hiruk-pikuk pansus century, sidang paripurna yang mencengangkan, sekarang..... Dulmatin. Begitulah desahannya. Tak bisakah kau berikan sedikit saja hal yang menyenangkan bagi kami...? tanyanya dengan dahi berkernyit. Tentu saja tak ada jawaban. Si Angin Selatan sedang tak berminat menjawab desahannya. Hm, tak seperti biasanya.
Akhirnya senja tiba di Negeri My oh My. Seseorang itu segera mematikan televisi. Mungkin ini satu-satunya cara menghindari hiruk-pikuk Negeri My oh My ini, desahnya lagi. Si Angin Selatan masih tak berniat menjawab. He, benar-benar tak seperti biasanya. Dia cuma menghembuskan sepoinya pada wajah seseorang itu. Maka seseorang itu kembali berdesah, ....... mari nikmati senja yang tenggelam ini kawan sambil berharap hiruk-pikuk itu juga tenggelam. Begitulah desahannya. Senjapun tenggelam, kegelapan menelannya.
sudah lama sekali nggak nonton TV aku mbak, lebbih suka baca di blog
ReplyDeletepertamax nih...hiruk pikuk negeri ini memang meresahkan dan ...memalukan
ReplyDeleteiya...udh lama kaga nonton tv...
ReplyDeletenampak g ada yg menghibur *sigh
negeri my oh my itu tetangganya tegal yah mbak?? hehe
ReplyDeletesenja itu aku malah menemukan dua sisi dari wajah negeri My oh My, mbak. Sisi cerianya pak polisi dan wajah tertekannya (jelas sangat tertekan) Kakak Dulmatin (saat itu ditayangkan/disandingkan di layar tv) mendapati adiknya ternyata tewas sebagai seorang teroris.
ReplyDelete-_-_-_-_-_-_-Cosmorary-_-_-_-_-_-_-
ReplyDeleteAssalamualaikum,
*******Salam ‘Blog’!!*******
“””Mba,,,,emang yahh,,,Dulmatin nih ga mau ketinggalan jadi bintang,,,enak banget rebur rating kasus Century.Hahahahahaha..
Hebat banget yah, dalam waktu sekejap, kegilaan para orang berdasi beberapa hari lalu musnah...
Berganti rasa ketakutan pabila ada jaringan teroris di aderah mereka...
Hiiii ngeri........
Oh ya, komen di atas
@ MAs Ummar: Mas, orang tegal tha???? Aku rang tegal nih mas......”“”
-_-_-_-_-_-_-Cosmorary-_-_-_-_-_-_-
Negeri ini memang rame ya, bunda?
ReplyDeleteHiruk pikuk ini mungkin masih menjadi proses yang panjang. untunglah ada senja yang dapat memberi jeda. Dan memang selalu berharap inilah yang memberi kita semangat untuk menjalani dunia.
ReplyDelete@all (Munir Ardi,Isti, Minomino, Umar, Annie, Aviorcief, Ivan, Hendriawanz, semua) terimakasih komentarnya. Maaf baru buka blog lagi, semalam langsung tiwas, makan, tidur, capek sangat soalnya. Begtulah negeri My oh My yang sedang belajar merangkak, banyak dinamikanya. Tapi tetap saya cinta.
ReplyDeleteSemoga hiruk pikuk itu akan menyisakan sesuatu yg manfaat buat umat ya Bu, bukan hanya 'uforia'
ReplyDeletelama2 saya mau jual tivi saya saja Mbak....mau beli ?
ReplyDeleteSenja di negeriku ternyata penuh warna, mbak.
ReplyDeletePenuh warna lengkap dg segala hiruk pikuknya.
Negeri My Oh My, kalau di atlas, ada di sebelah mana, Bu Elly?
ReplyDeletebetapa indah menikmati senja dengan warna jingganya...
ReplyDeleted sini senja tetap saja tenggelam. tapi hiruk pikuk tidak pernah reda...
wuiiih keren banget deh bahasanya.. padahal ngomongin si ntu ya sist :)))
ReplyDeletenicepost, mbak..
ReplyDeletesenja itu indah memang..
maksudnya negeri O my God?
ReplyDelete