Your Own Sense, Your Own Purity

Sukakah anda memakai baju yang sudah dipakai orang....? Sukakah anda menggunakan sesuatu yang sedang jadi trendsetter (hampir semua orang menggunakannya)...? Sukakah anda ikut-ikutan membidik apa yang sedang dibidik orang.....? Jawabannya tentu tergantung sikon kita masing-masing.

Jawaban saya, tidak. Saya tidak suka menggali apa yang sedang digali orang. Kecuali ada hal mendesak yang perlu diluruskan menurut nurani saya. Saya tidak suka menggunakan idiom/diksi yang dibuat orang seolah-olah saya yang menciptakan. Saya lebih suka membuat idiom/diksi ala saya sendiri, suka-suka saya. Saya tidak suka ikut-ikutan. He, kalau orang lain seperti itu, ya biarkan saja. Toh itu cuma meransek kreativitasnya sendiri. Hanya sebagai kawan, ini sedikit nasehat dari saya.....ayo kreatiflah dengan sense anda sendiri. Milikilah sesuatu yang disebut "Your Own Sense, Your Own Purity". Sense milik anda sendiri, kemurnian milik anda sendiri. Itu akan terasa lebih nikmat dan nyaman. Tentu saja ini cuma pendapat saya pribadi. Bagaimana menurut anda...?

Comments

  1. Setuju! Jadilah diri sendiri, kita gali apa yang ada pada diri kita, ide kita tuangkan dalam kreasi kita,! Selamat beraktifitas!

    ReplyDelete
  2. Setuju, jangan jadi tukang jiplak.

    ReplyDelete
  3. tapi terkadang kita harus terpaksa mengikuti arus

    ReplyDelete
  4. Oh iya saya hampir lupa, judul puisiku hampir sama dengan postingan mbak tentang savana, kebetulan puisi yang saya tulis sudah beberapa hari yang lalu, jadi mohon maaf ya mbak, bila ada kesamaan kreatifitas, makanya pas saya baca postingan mbak tentang savana, wah seide nih pikirku, tapi karena terpenggal oleh Award2 yg numpuk, gak enak kalo gak diposting kelamaan. Akhirnya aku penggal dng postingan award dulu.

    *Pas baca postingan ini jadi tersadar, maaf ya mbak, saya tak bermaksud kok.

    ReplyDelete
  5. sepakat, mbak ... Semoga saya bisa tetap berkreasi ala saya.
    selamat beraktivitas

    ReplyDelete
  6. "Your Own Sense, Your Own Purity". jelek2 kreasi sendiri.
    Mungkin saya termasuk suka mencontoh yah mbak...
    makasih sudah mengingatkan.

    ReplyDelete
  7. bila satu saat saya tersandung, sudilah kiranya mbak Elly mengingatkan.

    ReplyDelete
  8. setuju bu Elly...

    kreatifitas memang harus murni dari diri sendiri atau hasil dari kombinasi milik orang lain...

    ReplyDelete
  9. setuju mba ^^

    meski kadang saya belajar jg dari org lain.

    ReplyDelete
  10. @all (Nuansa Pena, G, Nayel, Latifah, Aisha, Annie, Stiawan, Alrezamittariq, SeNja, semua) terimakasih komentarnya. Maaf baru buka blog lagi, tadi ada sedikit kesibukan. Ya, terpulang kepada sikon kita masing-masing. Bagi saya pribadi, lebih nyaman dengan my own sense, my own purity tadi. Selamat siang semua.

    ReplyDelete
  11. "Your Own Sense, Your Own Purity". SEPAKAT SAHABAT.

    ReplyDelete
  12. Ya,.lebih dijamin nyaman jika adalah sense dari diri sendiri.

    ReplyDelete
  13. Oh ya, bunda bagaimana dengan komunitas blogger Palembangnya?

    ReplyDelete
  14. setuju, ikut2an adalah simbol tidak percaya diri

    ReplyDelete
  15. etuju, ikut2an adalah simbol tidak percaya diri

    ReplyDelete
  16. Benar mbak...menjadi diri kita sendiri sangatlah bagus....dari pada menjadi orang lain yang kita paksakan dari diri kita...

    ReplyDelete
  17. setuju, mbak..
    punya orisinalitas itu menyenangkan..

    ReplyDelete
  18. bener banget mba..

    btw, ada yang jiplak karya mba elly ya?

    ReplyDelete
  19. Setuju! Lebih baik menjadi diri sendiri. Terkadang banyak yang suka mengikuti tren, padahal hal itu tidak sesuai dengan pribadi kita.

    ReplyDelete
  20. yupz kita harus bisa membentuk sense sendiri..diriku juga ga suka ikut2an..kalo soal fashion hohoho ga harus mengikuti yang terbaru sangad..cukup yang fashionable dalam artian chic dipandang mata..ga harus ikutikutan merubah model rambut demi sebuah mode huhuhuh

    lagian lebih keren kalo kita membentuk sense sendiri sehingga sense itu menjadi sebuah trendsetter..gimana??kan keren sangat tuh..bisa diroyaltikan dan dapet duid deh *nah loh matre na kelouar wakakaka

    met maleem ibuu mwah

    ReplyDelete
  21. ya ampun coment di atas sayah tuh ga sopran..ampuuunn..kalo mo nawarin produk jangan nimpa coment napah..ga tau etiket ngeblog apa yah...geezz..for god sake's >.<
    setidaknya mengomentari tulisan napah baru nawarin produk...

    ReplyDelete
  22. Betul
    Tepat
    Mantap
    Saya setuju banget!
    Hal-hal yang dari hati bersifat original, menunjukkan kita apa adanya,dan membuat kita nyaman.

    ReplyDelete
  23. ada kejadian apa yuk? aku jadi penasaran. aku pribadi termasuk yang sependapat sama ayuk, andaikata pun aku mengutip orang lain tentunya ga bakal ngaku2 itu hasil olah pikir diri sendiri...
    tapi secara keseluruhan, dalam segala hal, aku paling ga suka nyamain atau disamain orang lain.

    ReplyDelete
  24. Yup be my self adalah kebanggaan tersendiri.

    ReplyDelete
  25. @all (Biru Seru, Ivan, I, Isti, Sudino, Seiri, Syifa, @-Tika, Ranny, Hendriawanz, de asmara, Kang Sugeng, semua) terimakasih komentarnya. Tulisan di atas hanya himbauan, ajakan kepada siapa saja agar bangga menjadi diri sendiri. Setiap kita adalah unik. Banggalah dengan menurnian rasa dan jiwa milik diri kita sendiri. Itu lebih nikmat dan nayaman. Bila ada yang mengartikan lain tulisan ini, mohon maaf. Tulisan ini tidak untuk mennyinggung siapapun. Mari kita introspeksi diri saja. Ayo, kita nikmati akhir pekan kita.

    ReplyDelete
  26. Setuju bunda...sayapun tak akan pernah merasa bangga bila melahirkan karya dari hasil menjiplak namun saya masih agak gamang dengan istilah menjiplak dan terinspirasi, sepertinya hanya ada sekat yang tipis diantara keduanya...

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.