
Pagi tiba lagi. Pagi ini mengapa begitu menjendela di benak saya...? Belum ada jawabannya. Entah kenapa, tiba-tiba saja ada keinginan kuat ingin segera membuka jendela. Ada keinginan kuat ingin duduk berlama-lama di tepi jendela. Maka selepas sholat shubuh ini sang jendela segera saya buka. Inilah pagi yang menjendela bagi saya.
Jendela dibuka, kesegaranpun tiba. Tak hanya itu, sang jendela memberi tau aktivitas dunia. Dia memperlihatkan apa yang ada di luar sana. Jendela di atas, bukan jendela saya. Jendela ini menampilkan pepohonan. Jendela saya tidak. Jendela saya juga tak memiliki pemandangan gunung. Tak ada pemandangan air terjun. Tapi pagi ini, dari jendela saya tiba bunga ilalang yang diterbangkan angin. Tentu, tiba juga si Angin Selatan. Maka jendela saya yang malu-malu ini lebih menggairahkan bagi saya. He, rupanya pagi ini menjendela bagi saya karena sang ilalang mengirimkan bunganya untuk saya.
Begitulah pagi yang menjendela. Kawan, bukalah jendelamu selagi masih bisa. Jendela yang memang jendela, jendela jiwa juga. Kesegaran, sebuah semangat, mungkin akan tiba untukmu. Selamat pagi. Selamat beraktivitas.
Jendela dibuka, kesegaranpun tiba. Tak hanya itu, sang jendela memberi tau aktivitas dunia. Dia memperlihatkan apa yang ada di luar sana. Jendela di atas, bukan jendela saya. Jendela ini menampilkan pepohonan. Jendela saya tidak. Jendela saya juga tak memiliki pemandangan gunung. Tak ada pemandangan air terjun. Tapi pagi ini, dari jendela saya tiba bunga ilalang yang diterbangkan angin. Tentu, tiba juga si Angin Selatan. Maka jendela saya yang malu-malu ini lebih menggairahkan bagi saya. He, rupanya pagi ini menjendela bagi saya karena sang ilalang mengirimkan bunganya untuk saya.
Begitulah pagi yang menjendela. Kawan, bukalah jendelamu selagi masih bisa. Jendela yang memang jendela, jendela jiwa juga. Kesegaran, sebuah semangat, mungkin akan tiba untukmu. Selamat pagi. Selamat beraktivitas.
Nyepam dulu mbak :) baca kemudian
ReplyDeleteTiap pagi, alhamdulilah saya juga masih bisa membuka jendela merasakan udara-Nya
ReplyDeletePagi yang cerah....
ReplyDeletetapi saya sedih....
anak dan istri di jogja lagi nggak sehat...
sementara saya masih di jkt
Jendela hati selalu terbuka untuk siapa saja, dan jendela rumahku merupakan tempat yang kusukai untuk menyambut segarnya udara pagi, dan berlama-lama menikmati sejauh mata memandang aktifitas alam ini! Begitu sempurnanya Allah menciptakan semuanya!
ReplyDeleteSelamat beraktifitas!
bukalah jendela sebelum jendela dibuka...ya iyyalah..
ReplyDeletepagi yang cerah ya mbak? disini juga matahari hangat sekali...sehangat tulisan mbak pagi ini...
@Anazkia, alhamdulillah, senang mendengarnya na
ReplyDelete@Big Sugeng, saya doakan smg keluarganya di Jogya cepat sembuh mas.
@Nuansa Pena, mantap. Akhirnya ada juga yang menyebut jendela hati, subhanallah. Selamat beraktivitas sobat.
Dari balik jendela memang kulihat pagi ini cuaca memang cerah walau mendung kelihatannya telah bersiap-siap menyapa pagi....
ReplyDelete@Alrezamittariq, lho jendela yang mana Reza ? he, becanda ya sobat. Selamat pagi, semoga sukses dan barokah hari ini.
ReplyDelete@Noor, siiip. Semoga aktivitas kita di luar jendela mendapat ridhoNya.
Selamat pagi ibu...
ReplyDeleteSEMANGAT PAGIIIIII.....^____^
bisa merasakan udara pagi ketika membuka jendela sungguh menenangkan...
ReplyDeletesudah mbak. sudah dibuka jendelanya. jadi segar deh.
ReplyDeletekesegaran..mungkin akan tiba untuk saya..terima kasih.
ReplyDeletesemoga ada keteduhan dibalik kesegaran diluar sana.. ^^
ReplyDeleteKesejukan pagi akan terasa lewat jendela yang terbuka. Hmmm... segarnya mbak.
ReplyDeleteMungkin link-nya gak dpt diganti mbak, soalnya aku pasang link baruku di blog The Others yang muncul tetap saja link lama yg "dot com".
Aku tak tahu kenapa begitu... :(
Pagi yang menjendela. Diksi yang manis, bunda.
ReplyDeletedi palembang pagi2 ujan mbak, jadi ntar kemasukan air deh :)
ReplyDeleteNyeeeep ... segar sekali baca postingan ini. Mari kita buka jendela jiwa kita semua, agar terbuka segala lalulintas rasa, terbang jauh rasa gundah mendekatlah wahai surga.
ReplyDeleteMaaf, mbak baru mampir lagi ...
baru pulang dari Bandung, anakku dua2nya sakit, jadi ... begitulah.
huwaa..jendela kamar henny nggak bisa dibuka mbak..hihihi
ReplyDeletetapi henny selalu buka pintu kamar, biar udara bisa masuk
pagi2 tadi sudah kesini saya berharap bisa parkir, eh udah kedualuan anaz, ywdah aku pulang lagih.
ReplyDeletenah ,pagi hari dapat udara segar, suasana segar, embun segar dan itu semua berkahnya si pemilik pagi.
@all ( Aisyah Muna, Syifa Ahira, Sang Cerpenis, Hendriawanz, Joddie, Catatan Kecilku, Ivan Kacalera, Dunia polar, Annie, Henny F.Wijaya, semua) terimakasih komentarnya. Hm, asyik ya kalau kita sudah ngumpul di jendela ini. Blog kan jendela juga, jendela dunia maya. Selamat sore. Sukses untuk anda semua.
ReplyDelete@Fi, he, tadi kita bersisipan di jalan ya. Alhamdulillah kalau Fi sudah menemukan kesegaran hari ini. Senang mendengarnya sobat.
ReplyDeletewah..kalau jendela di rumahku, harus pikir2 membukanya bunda..bukan pemandangan indah yang ada, tapi biasanya malah jemuran tetangga yang nampak, apa lagi kalau ada lagi jemur pakaian dalam..wah bisa merusak pemandangan pagiku nantinya..hehehe
ReplyDeleteSaat favoritku tiap hari: tiba di kantor sekitar jam 7 lewat dikit. Langsung menuju jendela, cepat2 membukanya dan mengembangkan paru-paru dalam2 buat menghirup kesjukan udara pertama yg masuk ke tubuhku. Rasanya dengan begitu, aku jd makin semangat tuk memulai hari itu...
ReplyDelete@Sigit, hahaha, dinikmati jugalah pemandangan sesekali, Tapi tetap dibuka kan, kalau gak sumpek Git.
ReplyDelete@Fanda, siiip, jendela memberi kesegaran juga semangat ya mbak.
suguhan pagi yang memberi semanagt mba ^^
ReplyDeletemaaf pagi ini baru berkunjung,padahal rindu catatan teduh mba elly :)
iya,aku juga buka jendelaku mba...berharap angin sejuk berhembus,berharap udara pengap di dalam menjadi lebih teduh.
kubuka juga jendela jiwaku pagi ini,....