Ilalang dan Angin Selatan, Ketika Monolog Tak Lagi Sebuah Monolog

Seringkali saat sedang merenung, bermonolog dengan pikiran sendiri di depan komputer butut saya, sentilan datang tiba-tiba. Sentilan dari sang Ilalang dan si Angin Selatan. Saat itu juga monolog saya tak lagi sebuah monolog. Mungkin telah menjadi dialog. Ya....dialog antara saya dan sang ilalang. Atau antara saya dan si Angin Selatan. Bisa jadi pula antara saya dengan keduanya.

Begitulah. Saat ini saya sedang merenunginya. Sesungguhnya saat sedang merenung sendiripun, sebenarnya kita tak benar-benar sedang sendiri.Jangan bilang karena ada malaikat di sisi kanan-kiri kita ya. Itu tentu saja. Hanya, saya tidak sedang menyoroti kehadiran para malaikat itu (tentu saja, itu bukan bidang saya). Persis, saya hanya ingin sedikit merenungi ini dari sisi "kemunculan sisi lain" dari diri kita.

Ya, sisi lain. Pernahkan kita terpikir bahwa kita memiliki berbagai sisi, berbagai karakter. Ada karakter kita yang tegar, keras, acuh. Pada sisi lain, kita punya pula karakter konyol, santai, iseng, ceria, dan lain-lain. Rasanya saya mengalami ini. Teman-teman saya juga mengalami ini. Bukan keperibadian ganda. Wajar. Normal, kata mereka.

Maka saat saya sedang bermonolog, sisi tegar, acuh dari diri saya kadang suka menyentil monolog saya lewat sang ilalang. Saat saya sedang merenung di depan komputer saya, sisi iseng, yang ringan, jahil muncul sebagai si Angin Selatan. Mereka adalah beberapa sisi dalam diri saya. Keduanya bersatupadu, meningkahi imaji saya. Saat itulah monolog tak lagi sebuah monolog. Tentu saja ini menurut saya. Anggapan saya. Anggapan yang mungkin tidak penting-penting amat bagi orang lain, EGP, hehe. Bagaimanapun, mungkin anda punya pendapat kawan...........? Silahkan dituangkan disini, tentu saja bila berkenan.

Comments

  1. Iya. Menurut saya, bahkan seorang pemimpin negara pun tidak sepenuhnya selalu dalam kondisi serius, tegas, namun ada sisi ringan, humor. Bahkan mungkin ada yang sampai iseng atau jahil.
    MEnurut saya selalu ada keterkaitan antara masa anak dan dalam tumbuh kembang selanjutnya, sehingga ketika dewasa bukan berarti "berganti baju", sisi anak-anak dilepas.
    Just an opinion.

    ReplyDelete
  2. Haha, bener banget, salah satu sebab kenapa saya buat blog2 banyak sebetulnya gara2 sisi2 tersebut. Akhirnya patut direnungkan untuk membiarkan saja sisi2 itu campur aduk mungkin ya? :p

    Hmm.. entahlah, masih menikmati mereka dalam laci2 yg berbeda, for now.

    ReplyDelete
  3. Jujur, aku punya bermacam sisi karakter, menurutku pribadi. Entahlah bagi pandangan orang lain.

    ReplyDelete
  4. mamang juga sering merenung bu, cman sayangnya mamang kalau merenung kadang ujung2xnya suka melamun dan mengkhayal.... wah... ujung2xnya bisa kenak sensor.... D

    ReplyDelete
  5. saya begitu tuh, mbak. kdang serius, diam dan tenang. di lain wkt bisa jail, konyol, norak. kadang bisa sangar juga. hehehe...tapi gak punya pribadi ganda kok, mbak.

    ReplyDelete
  6. Aaaaaahhh....!! kok sama banget sama aku, yuuukkk?? yap, dalam diri kita ada banyak pribadi2. bukan kepribadian ganda, tapi cara berpikir dari berbagai sisi. apakah masih pantas disebut monolog? hehe, smart question!

    yuk, sumpah aku baru tau, kalo ilalang dan angin selatan itu....... ternyata adalah sama2 dirimu. titip salam buat mereka ya :)

    ReplyDelete
  7. Setiap orang pasti punya sisi yang bersebrangan mbak
    Orang Baik tak selamanya baik tapi punya sisi jahat begitu juga sebaliknya
    Orang tegas ada kalanya lemah begitu juga sebaliknya
    karena manusia penuh dengan ketidak sempurnaan

    ReplyDelete
  8. Memang diri kita terdiri dari beragam karakter yang berbeda, itulah mengapa kita berbeda dan kita unik... karena perpaduan yg ada pada diri kita tak sama dengan yang lain...

    ReplyDelete
  9. Hmmmm, manusia memang kaya dengan jalan pikirannya ya.... yang penting bisa selalu berjalan diatas norma yang ada, iyya nggak papa.. :-)

    ReplyDelete
  10. memang manusia itu sifatnya macam-macam. bahkan ada seseorang yang memiliki berbagai macam sifat. semuanya campur aduk. anugerah itu namanya.

    :)

    ReplyDelete
  11. @all, terimakasih komentarnya. Maaf baru buka blog lagi. Tulisan ini sekaligus jawaban bagi teman-teman yang suka bertanya siapa si ilalang, siapa si angin selatan, siapa perempuan penangkap angin, dll. Hannya sentilan imajinasi dalam diri saya, saat monolog tak lagi saya rasakan sebagai monolog yang biasa (mungkin sudah dialog).

    ReplyDelete
  12. hello... hapi blogging... have a nice day! just visiting here....

    ReplyDelete
  13. kadang kita menciptakan dialog imajiner dengan diri kita 'yang lain', bahkan dalam menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, sisi itu hadir tanpa kita duga. Namun saat dibaca kembali ... baru nyadar: eh ... ada yang lain dalam kedirian saya? (plus rada bengong) hehe ...

    Siip mbak Elly, tulisan ini membuat saya merasa tidak sendiri.

    ReplyDelete
  14. merenung memikirkan apa yang bakalan terjadi dan apa yang telah terjadi pada kita selama hidup ini... hmmmm....

    ReplyDelete
  15. Dalam diri kita bs muncul berbagai imaginasi saat merenunglah bs berpikir siapa saya ada apa dengan saya mhhhhh sebuah anugrah...
    mbak datang k blog pa ada award yg kudu di ambil

    ReplyDelete
  16. kalau bicara sisi lain kita semua pasti punya, tapi pasti selalu ada sisi yg dominan. Aku pribadi berusaha memposisikan sisi2 tersebut pada tempatnya, sulit tapi harus :)

    ReplyDelete
  17. @all (Hapi, Annie, Elpa, Waroeng Coffee, semua) terimakasih komentarnya. Sore yang bercahaya tiba lagi, saya ngeteh dulu ya. Hari ini menghindari kopi, sedang flu berat. Selamat melanjutkan hari.

    ReplyDelete
  18. heheheh, iia, kalo aku jarang seriusnya dalam hal tertentu saja, misalkan soal sekolah adekQ, itu aku tanggepin dengan serius, kerjaanu menghadapi klien itu juga aku anggap serius, tapi di blog, jarang seriusnya :D, maksdnya, ya gtu lah hehe

    ReplyDelete
  19. Saya pun kini sedang larut dalam renungan.
    Salam silaturahim.

    ReplyDelete
  20. Aku kadang merenung, pas kalut dan gak menemukan jawaban..., intropeksi diri dan memperbaiki yang tidak baik..., menemukan semua itu dengan merenung....

    ReplyDelete
  21. met malem bu elly.......apa kabr nih?maap ya bu..akhir2 ini saya jarang banget muncul!!!!

    ReplyDelete
  22. yah... di saat-saat merenung... segala hal dapat muncul dengan tiba-tiba... entah ilalang.. entah angin selatan... entah juga sosok-sosok lain... semua ada untuk semakin memperkaya diri dan memberi kesadaran tentang pentingnya mendengarkan nurani...

    ReplyDelete
  23. manusia seperti anda memiliki sisi sensitifitas tinggi, anda dapat merasakan sesuatu yg orang lain mungkin susah tuk merasakannya. orang disekitar anda akan butuh anda tuk menerjemahkan kemauan lingkungannya... selamat dan semoga sukses bu.. seringlah bermonolog dengan alam. dengan sisi sensitifitas anda sendiri

    ReplyDelete
  24. Sejatinya, monolog keheningan sangat indah dan menakjubkan, karena ia bisa menjadi inspirasi dan sumbu kesadaran akan kedewasaan...

    Salam sukse,Bu...Lama gak berkunjung. Jadi kangen...

    ReplyDelete
  25. selamat pagi mba ^^
    apa kabar ?

    pagi ini mendung dan hujan dikotaku.

    iya,saya sering merasakan atau berdialog dgn diri saya sendiri.
    terkadang berdialog biasa saja tapi kadang juga berargument dgn keras.

    tentu saja dua sisi yang ada didiri saya...!

    ReplyDelete
  26. @Inuel, ya inuel punya sisi yang ceria juga cerdas bagi saya
    @Aditya, kabar baek dit. Semoga Adit baek juga
    @AG.Tjahyadi, siiip mas
    @Mas Ichang, ya mari sama-sama bermonolog dengan alam dan mendengarkan sensetivitas kita
    @Bahaudin Amyasi, salam juga pak
    @SeNja, kabar baek SeNja. Hehe, mantap mbak. Palembang juga sedang mendung lho.

    ReplyDelete
  27. sebagian besar waktu, aku habiskan dengan berdialog dengan beberapa sisi diriku...

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.