Perempuan Penangkap Angin

Dia selalu melesat bersama angin. Hasratnya melesat. Jiwanya melesat. Idenyapun melesat. Melesat bersama angin. Itulah alasan kenapa saya menjulukinya "Perempuan Penangkap Angin". Dia terlihat berhasil menggandeng angin sehingga bisa melesat kemana saja. Ya, bahkan menembus ruang dan waktu, meski bukan raganya yang melesat.
Akan habis waktu untuk merenunginya, desis saya. Maka tentu tak usah saya pikirkan lagi dia. Terserah dia seperti apa, mengapa, dan bagaimana. Titik. Saya lalu mengangkat cangkir kopi saya. Menyeruputnya hingga rasa hangat itu menjalari lagi kerongkongan saya, sampai ke seluruh syaraf-syaraf pengindraan tubuh saya.
Hm....., mungkin asyik juga ya selalu melesat bersama angin. Begitulah pikiran usil saya tentang perempuan itu selalu muncul lagi dan lagi. Dia selalu bergerak. Tak pernah jenuh. Tak pernah suntuk. Tidak mengenal stagnasi. Selalu melesat. Selalu bergairah. Selalu ringan, seperti angin.
Tengah saya berpikir usil itu, tiba-tiba sesuatu memegang tangan saya. Sebuah tangan juga. Tangan yang terasa begitu dingin. Saat saya menoleh ke pemilik tangan itu, betapa terperanjatnya saya. Oh..., ternyata dia Perempuan Penangkap Angin itu,
"aku masuk angin, tolong keroki ya", ujarnya lirih. Wajahnya pucat.
"aku masuk angin, tolong keroki ya", ujarnya lirih. Wajahnya pucat.
Sayapun memucat. Pucat karena kaget (sedikit senang juga, entah kenapa). Jelas saya tak siap dengan adegan kilat ini. Saya selalu mengira perempuan itu telah berhasil menaklukkan angin. Saya selalu mengira perempuan itu telah berpadu serasi dengan sang angin. Ah...., ternyata dia bisa masuk angin juga. Dia kalah juga dengan angin.
Yah, tentu saja. Dia masih manusia biasa. Sehebat apapun dia menaklukkan angin, ada kalahnya juga. Mungkin dia memang sedang ingin kalah dengan angin. Mungkin juga saya selama ini salah mengira. Bukankah siapa menangkap dan siapa yang ditangkap itu tipis bedanya. Mungkin saja justru perempuan itulah yang telah ditangkap sang angin....!? Entahlah. Segala kemungkinan itu mungkin-mungkin saja. Toh selama ini saya cuma menilai apa yang tampak di mata kasat saya
Begitulah tentang Perempuan Penangkap Angin. Maaf, saya harus pamit lagi. Ya, betul, memenuhi permintaan perempuan itu, mengerokinya. Kasihan juga kan. Dan saya, he, tentu senang dengan kegiatan ekstra ini. Selamat malam.
Gambar diambil dari sini
Note: Persembahan untuk sang Angin Selatan,..... supaya kau senang
Hehe...penakluk anginnya tidak minum tolak angin kali ya mbak.
ReplyDeleteTulisan segar dimalam hari yang mulai merangkak sepi keruang yang paling dalam.
Saya pikir ini mengajarkan tentang saling menolong dan bahwa kadang kala sesuatu tidak dapat dilakukan sendiri.
ReplyDeleteawalnya kerennnn. perempuan penangkaop angin, tanpa beban selalu melangkah..
ReplyDeleteeladalah... minta kerokin, GubRaK...
Mbak, kenalin donk saya sama perempuan itu :). Abis ngerokin dia, ngerokin saya yah mbak, mbak melesatlah bersama angin :)
ReplyDeleteperempuan penangkap anginnya ikut nyun nyun yuk :D, apa nyun yang pengen kerokin :D
ReplyDeletekalo dah terlanjur ga pertamax , rasanya dah lemes mau komen ^_^
ReplyDeleteminta dikerokin dong biar semangaddd!!!
hmmm...anginnya kedinginan jadi cari perlindungan ditubuh wanita itu...aku saja yang ngeroki....qiqiqiqi
ReplyDeleteSARAT AKAN MAKNA.....BU ELLY PANTES BGT JADI PENULIS.........KLO ADA PEREMPUAN PENANGKAP ANGIN YANG CANTIK SAYA INGIN JADI PRIA PENJELAJAH DUNIA DENGAN KENDARAAN ANGIN YANG INGIN DI TANGKAP OLEH DIA BU HEEHE
ReplyDeletemau dong ngeroki tuh ce hihihi, btw memang kadang menilai sesuatu gak bisa hanya berdasarkan apa yang kita lihat saja :)
ReplyDeleteMbak Elly berhasil menceritakan kisah 'masuk angin' dengan sangat laen hehehe.
ReplyDeleteAku suka sekali... sungguh... :D
Ternyata oh ternyata mbak Elly jago ngerokin juga ya..? Kapan-2 kalau sang perempuan penangkap angin gak merepotkan mbak Elly lagi, aku bisa ganti minta dikerokin mbak..?
ReplyDeleteHeheheheeh, Ngerokinnya pake bawang ajah ya Mbak, kalo pake uang sakit... :-)
ReplyDeletePasti orang nya menyejukkan karena dia sudah menangkap banyak angin.. Siapa kah grangan perempuan itu..?
ReplyDeleteWah, kalau aku ingin menjadi lelaki penangkap seorang perempuan. Terimakasih untuk doanya di hari ini buat saya, ya bunda.
ReplyDeleteItulah manusia, selalu ada kelemahan di balik keperkasaan yang nampak oleh orang lain. Nice story, mbak. Ringan, mengalir sekaligus bikin berpikir...
ReplyDeletePerempua yang dahsyat !
ReplyDeletekyk saya dong, sering masuk angn dan dikerokin mama. hehehe.
ReplyDelete@all, terimakasih atas komentarnya yang super mantap ini. Ini hanya fiksi yang muncul begitu saja semalam. Kalau tidak dituangkan, he, rasanya ada yang mengganjal. Sang Cerpenis, semua, hehe, sepertinya tokoh utama cerita saya memang mirip mbak Fanny. Selalu melesat, dengan ide yang ringan mengalir.
ReplyDeletejd penasaran sp sih sang angin selatan itu ...hmmm suami tercinta ya mbak heheehehe? slm hangat, kangen lama ngga blog walking...
ReplyDeleteasal jangan masuk angin bu...khan repot...
ReplyDeletewew..kerok2an malam2... maauuuu... :))
ReplyDeletetiap orang punya kelemahan, setangguh apapun dia itu, begitu yah mbak?? btw,, buka jasa ngerokin ga neehh?? hehehehehe... :p
ReplyDeletetulisan segar dari mbak elly...
ReplyDeletemanis banget Ayuk....aku suka cerita ini...
ReplyDeletemba el masuk angin ya..
ReplyDeleteehem.. ehem..
Masuk angin obat yang paling manjur emang dikerokin mbak...
ReplyDeleteini saya ada Balsem, minyak angin, minyak kayu putih
ada juga salep kulit, obat tetes mata dan jamu ramuan madura
tinggal dipilih mbak..
dipilih..dipilih..dipilih yaaa..
ibu-ibu bapak-bapak..silahkan dipilih..
(sambil menggelar lapak dagangan)
@Rosi,he, dia hanya dzat yang selalu berada di sisi saya
ReplyDelete@Alrezamitariq, he, iya masuk angin cuma pelengkap cerita pak
@Brencia, ah saya gak mau, hehe
@YoliZZ, nah mantap analisanya
@Yunna, terimakasih Yun
@Sekar Lawu, terimakasih mba Ayik.
@Syifa, saya jawab, ehm...ehm..juga, hehe
@Itik Bali, haiya Itik buka lapak
susah klo masuk angin maunya di kerokin baru lega....jd pingin ngerasain kerokan mbak el
ReplyDelete@elpa, lho kok minta kerokin saya. Wong saya aja dikerokin, hehe.
ReplyDeletehmmmm.... terlepas dari apa yang di lakukan sang perempuan penangkap angin, pasti dia cantik banget. sampai2 mbak elly aja tertarik. hehehe... kalau gitu saya juga mau mbak ngerokin dia. wkwkwkwk...
ReplyDeletejiahahahahaha....
ReplyDeletenamanya juga manusia
sehebat-hebatnya pasti ada yang mengalahkannya
angin telah mengalahkan dirinya
tetapi jangan takut
maju terus menangkap angin
@Jimox, dia cantik, juga sederhana dan ringan, katanya mox
ReplyDelete@Atayaya, mantap sobat.
he he.. kalau Bryan seringnya makan angin..
ReplyDeleteMbak, tolong kasih tau opini mbak di artikel saya yang tentang "Minta OPINI!" ya.. Thanks..
Kekekekekekek.....
ReplyDeleteIt's funny
Aku pikir tulisan seriussssss
lumayan bisa menghibur sore di musim dingin ini..