Menulis, Membebani Atau Melepaskan Beban....!?


Malam mulai merambat di sebuah kota. Angin Selatan sedang membelai-belai wajah saya ketika hasrat ingin menuliskan tulisan dengan judul di atas mengemuka begitu saja. Baiklah saya tepiskan dulu si Angin Selatan ini.

Sekarang kita langsung saja kawan. Bagi anda, menulis itu membebani atau melepaskan beban...!? Silahkan direnungkan. Saya yakin, masing-masing kita akan punya jawaban sendiri (Silahkan nanti anda tuangkan, kalau berkenan). Bagi saya pribadi, menulis adalah cara saya saya mengungkapkan pikiran saya. Menulis adalah cara saya menyapa semesta. Apa saja hal yang ada di benak saya, saya renungkan lalu saya tuangkan dalam bentuk tulisan. Ya di blog ini. Berhubung saya penulis amatiran, penulis blog.

Apa saja hal yang membebani pikiran saya, uneg-uneg, rasa jengah, bahkan asa, saya tuliskan dalam tulisan saya. Bisa berupa renungan, fiksi, gerutuan, curahan jiwa, puisi, dan lain-lain. Lumayan plong. Tidak perlu capek-capek menggunakan pengeras suara. Tidak perlu menjambangi orang satu persatu. Dan yang paling penting, tidak perlu diedel-edel oleh dewan redaksi, hihi, ide saya bisa sampai ke semua pembaca blog ini. Beban jadi berkurang. Mudah-mudahan pula tidak ada orang yang terbebani oleh tulisan saya, wuih, mudah-mudahan tidak. Kalaupun iya, ya salah sendiri kenapa tidak membuka hati atas beda pendapat, hehe. Becanda ya.

Rasanya saya pernah menyampaikan bahwa membuat blog bagi saya adalah seperti mendapatkan cara memecahkan bisul tanpa merasa sakit (tanpa anestesi ya G). Dan semoga .... orang lain, sedikit banyak jadi ikut tau cara memecahkan bisul tanpa merasa sakit itu (sekali lagi tanpa anestesi).

Jadi sepanjang kita menulis dengan kemurnian jiwa kita, dengan kejujuran, santai saja. Jangan merasa terbebani. Blog hanya tempat kita menyalurkan ide. Bila sedang tidak ada ide, atau sedang tidak mood, ya keluar sebentar dari jagad blogosphere. Setelahnya, hm...pasti "greng" lagi. Kecuali kalau kita membuat blog untuk mencari uang, maka kita harus lebih serius menjaga/mengisi blog kita.

Begitulah menulis bagi saya. Saya sedang belajar menulis yang tidak sekedar menulis dari si Angin Selatan, ini istilah dia lho. Saya sedang belajar, agar apapun tulisan saya (gerutuan sekalipun), selain melepaskan beban saya, sedikit banyak bisa membantu siapa saja mengenali dirinya sendiri. Dengan begitu semesta ini akan menjadi lebih indah dan damai. Tentu hal yang tidak mudah. Tetapi, karena sang Angin selatan selalu mengawal saya, dan agak galak juga, mau tidak mau saya mencoba belajar hal tersebut.

Kembali ke judul di atas. Bagaimana menurut anda, menulis itu membebani atau melepaskan beban....!? Mari kita tuangkan secara santai dan apa adanya disini. Saya, he, mau meneruskan menikmati hembusan sepoi-sepoi sang Angin Selatan ini. Selamat malam semua.

Note: Tulisan ini terinspirasi dari beberapa sahabat saya yang sedang ingin jeda sejenak

Gambar diambil dari sini

Comments

  1. hahaha.....akhirnya bisa juga lokomotif parkir duluan disini , yoiiii

    ReplyDelete
  2. yupz, menulis itu melepaskan beban, melepas dahaga sejenak. karena sejenak itulah maka kebutuhan melepas beban dan dahaga jadi terus saja ada.

    ReplyDelete
  3. kalo aku nulis, buat ngeluarin unek unek, sekedar cerita, dan jarang banget artikel yang berat!!
    nulis adalah keseharian, dan keseharianku ada dalam tulisan :),
    blogku juga mau kujaga bunda, capa tau ntar bisa ngasilin uang, kheheh matredot info,hahaha

    ReplyDelete
  4. Melepaskan beban tentu saja.

    ReplyDelete
  5. Persis sekali,,,pikiran inlah yg akhir2 ini kerap muncul di benak saya.
    awal memang iya bahwa menulis sebagai sarana sy dalam membebaskan diri saya. tulisan sebagai media aktualisasi yg paling pas. Namun setelah aktivitas ini rutin hingga akhirnya "mapan", yang saya rasakan kok jd sebaliknya. Kadang tulisan yg menekanku. Target menulis, tepatnya. Bila asalnya menulis sbg wahana pembebasan, kini, walau kadang, ia lah yang "memaksaku"...negatifnya, karya sering kali hanya sebagai pemaksaan ide. Gagasan dijejalkan sedemikian rupa demi target dan batas waktu

    ReplyDelete
  6. menulis ya menulis, heheheeh
    iyaaaaa moga saja ada nilai ibadahnya ya mbak... :-)

    ReplyDelete
  7. Saya ingin punya tulisan tangan yang bagus, tapi sampai saat ini tulisan tangan saya jelek. Entah berhubungan atau tidak, saya nyaman mengetik. Dulu waktu belum mengetik, keinginan saya untuk menuangkan sesuatu seperti terhalang oleh kemampuan menulis saya yang jelek.
    Yang saya rasakan, apa yang saya tulis membantu..tidak..tepatnya menolong saya. Termasuk meyakinkan saya,selalu ada hikmat untuk menjadi baik dari waktu ke waktu.

    ReplyDelete
  8. Bagiku, menulis itu utk melepaskan beban mbak.
    Apalagi blogku isinya kan hanya celoteh sesuka hatiku.
    Sekarang, menulis rasanya menjadi kebutuhanku... disaaat ada beban yg memberati, ingin rasanya segera menuangkannya lewat tulisan.

    ReplyDelete
  9. Yg jelas ada nilai plusnya tuk sang penulis....

    ReplyDelete
  10. menulis itu menjadi beban ketika apa yang ingin kita tulis tidak tersalurkan...
    menulis itu melepas beban jika apa yg ingin kita tulis tersalurkan...hihihi mbulet :)

    ReplyDelete
  11. Saya sendiri, selain hobi juga untuk melepaskan segala sesuatu yang ada dibenak saya mbak. Makasih sharingnya, keren banget mbak! menyemangati saya, yang kadang jatuh bangun, meskipun ia, hanya untuk menulis di dunia maya

    ReplyDelete
  12. tergantung niat nulisnya mbak,,... ;-)

    ReplyDelete
  13. Semestinya, tidak ada yang dipaksakan dalam menulis. Jika itu terjadi, barangkali ia akan menjadi beban, bukan melepas beban.

    ReplyDelete
  14. menjadi beban yang menggairahkan hingga akhirnya ia tersalurkan :D

    ReplyDelete
  15. Bagiku menulis adalah obrolan kita sehari-hari dengan Tuhan, alam dan manusia lainnya. Tapi tidak setiap saat kita mesti mengobrol. Jangan jadikan beban. Ada kalanya kita harus menghirup nafas segar berlama-lama sebelum kembali menyapa dunia termasuk jagad blogosphere.

    ReplyDelete
  16. menulis untuk melepaskan beban mbak... sering jika tulisan itu sudah kelar... hati jadi plong rasanya... legaaaaaaa...

    ReplyDelete
  17. @all (Fi, Nyunz, Eka W, Insanitis, Buwel, Hendriawanz, Reni, Bepi, Aulawi Ahmad, Anazkia, A-chen, Yans, Haris Amanatilah, Ivan, AG Tjahyadi, semuanya) selamat pagi, terimakasih komentarnya. Mari lanjutkan menulis kita selagi ada ide dan waktu.

    ReplyDelete
  18. tulisan_tulisan saya adalaah expresi saya
    walau memang nggak semuanya bisa mewakili
    tapi kalau nggak dituangkan malah jadi beban dlam hati..

    ReplyDelete
  19. menulis terkadang membebani saya mbak... dikala rutinitas kerja yang membludak.
    namun dikala saya ingat akan pesan mbak bahwa menulis adalah cara memecahkan bisul tanpa rasa sakit (tanpa anestesi), saya kembali jadi termotivasi.

    makasih banyak mbak.

    ReplyDelete
  20. kadang ada beban walaupun niat awalnya punya blog seperti ingin menuangkan apa yang dipikirkan.

    ReplyDelete
  21. menulis adalah cara mengungkapkan segala isi hati, beban dan ekspresi.. semua beban jadi plong kalo uda tertuang dalam bentuk tulisan, apalagi mendapat apresiasi dari orang yang mebaca tulisan itu

    ReplyDelete
  22. Bisa dua-duanya mbak. Tulisan memang menghilangkan beban. Tp tulisan jg bisa membebani saat kesibukan yg lebih penting mendera kita. Misalnya nih ide lg mengalir dan lg asyik2nya nulis, eh tiba2 ada tugas yg emergency sifatnya. Ketika sdh tuntas, dan hendak kembali ke tulisan, mood dan momentumnya sdh hilang. Akhirnya, menamatkan tulisan dgn terbeban atau menghapusnya sama sekali (tp dengan perasaaan jengkel jg...)

    ReplyDelete
  23. menulis melepaskan beban dong. saya sama sekali gak terbebani krn saya hobi menulis. tapi kalo dipaksa nulis dg tema tertentu itu baru membebani. saya lebih suka nulis dg tema yg muncul di benak saya, bkn krn disuruh harus nulis dg tema ini. makanya, malas ikut lomba nulis krn mesti ikutin temanya.

    ReplyDelete
  24. Bagi saya, menulis bagai kita mengobrol, jadi apapun yg kita obrolkan ya itulah yg tertuang dalam tulisan , jadi bila tidak ada yg diobrolkan ya sudah jngan memaksakan diri sama seperti halnya menulis, mungkin begitu ya mba dari saya.

    * Mohon maaf baru mampir kembali.

    ReplyDelete
  25. Bagiku menulis sama dengan melepaskan beban.

    ReplyDelete
  26. sebenarnya tidak ada yang dibebani kalo memang melakukannya dengan ikhlas :)

    ReplyDelete
  27. Bagi saya menulis itu untuk menuangkan unek2, ada kalanya saya ingin dibaca orang, ada kalanya saya hanya ingin menulis saja tanpa perlu ada mata yang menganalisa apalagi menghakimi.

    ReplyDelete
  28. Idem dengan para sahabat, menulis itu melepaskan beban...ibarat mengeluarkan uneg-uneg tanpa harus menunggu seseorang yang mau mendengarkan...

    ReplyDelete
  29. @all (Stiawan, Isti, Syifa, Fanda, Sang Cerpenis, Latifah, Kabasaran, Henny, G, semuanya) terimakasih komentarnya yang super mantap ini. Ya, mari menulis apa adanya tanpa harus menjadi beban. Hanya, seperti kata mbak fanny, kalau sedang kerja tiba-tiba ilham menulis datang bisa membebani kerja ya, hehe.

    ReplyDelete
  30. menulis utk sampaikan isi hati ye kak elly

    ReplyDelete
  31. melepas semua beban pikiran mbak...
    kalau menulis,,aku bisa jadi jujur tanpa kebohongan...

    menjadi diri sendiri tanpa berbohong itu meringankan pikiran...

    ReplyDelete
  32. buat aku sih.. menulis adalah tempat menuangkan isi kepala yang dah numpuk..

    kadang saat menulis semuanya akan lebih mudah mengalir mengungkapkan perasaan daripada kalo langsung menyatakan dengan omongan..menulis adalah hal yang menyenangkan (kecuali dalam artian menulis dengan pulpen dan kertas ya.. itu capek kalo banyak2 buat saya..

    ReplyDelete
  33. yupz,... buat saya menulis merupakan salah satu cara melepaskan beban yang ada dalam hati dan otakku... seperti mbak... memiliki blog seperti saya memiliki wadah buat menuliskan apa yang ada dalam otak dan pikiranku dengan bebas... kalo dah nulis lega dan rinnnnggggggannn rasanya... hehe

    ReplyDelete
  34. aku seringkali agak terbebani mbak, karena kurang pinter nulis, maka blog memang fasilitas saya untuk belajar menulis, bukan untuk mencari uang...entah kapan, tapi saya banyak menemukan guru menulis saya di blogsphere termasuk mbak :) thanks mbak..

    ReplyDelete
  35. @all (Paksu, Yunna, Brencia, Ida Donald, Zahra, semua) terimakasih atas komentar yang mantap ini. Mari menulis apa saja yang hendak ditulis, sesuai kebutuhan dan keinginan kita. Selamat beraktivitas.

    ReplyDelete
  36. Tulisan adalah bahasa hati,menulis artinya hati sedang bicara...Jika hati kita bicara keindahan akan lahir kata,kalimat,dan tulisan yg indah..Jika sedang sedih,maka tulisan yg lahir jg akan memantu£kan kesedihan..So,menulis hakikatnya menelanjangi tubuh fisik dan biarkan hati kita yg terlihat,terdengar dan tersentuh..menulis bknlah beban..Melainkan cara hati menyampaikan bahasanya...Nice post

    ReplyDelete
  37. buatku menulis itu melepaskan beban mba ^^
    blog buatku adalah sahabatku,tempatku mencurahkan segala hal yg ada dipikran,hati,bahkan yang hanya sepintas kulihat.

    ReplyDelete
  38. saya kira, eh bukan mengira-ngira seeh tapi sesuai dengan apa yang ada dan terpublish di blog saya bahwa menulis itu adalah sebuah output dari hasil buah pemikiran kita (baik itu awalnya dari yang dirasa maupun yang terasa)

    tapi bisa juga menulis itu sebuah beban, misalnya beban setoran tulisan dari seorang wartawan yang diburu deadline, ato juga penulis novel, cerpen, dlsb yang dikarenakan da kontrak :D *nah kalo ini saya mengira-ngira* (lol)

    ReplyDelete
  39. Kalau Bryan, menulis untuk berbagi opini.......... Salam kenal Dari BloG @rfian, Bryan butuh opini dari mbak untuk perkembangan blog saya (maklum masih blogging 1 bulan)
    kunjungi http://blog-arfian.blospot.com ya... thanks...

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.