Penumpahan Resah Di FB Yang membosankan
Kenapa saya bosan, kalau tidak bisa disebut eneg, dengan penumpahan resah sebagian besar orang-orang...? Belum ada jawabannya. Kenapa saya mulai muak dengan hasrat sebagian besar orang-orang yang begitu bernafsu ingin menasehati dan menceramahi orang lain...? Juga belum ada jawabannya. Begitulah kebosanan saya pada hingar bingar keresahan di FB. Sebuah situs jejaring sosial terlaris saat ini, yang mungkin juga anda ikuti.
Saya melihat status yang dituangkan berisikan nasehat, penggalan ayat suci dan hadist sangat dipaksakan, terlihat sekedar menutupi resah. Entahlah. Mungkin saya berlebihan. Ketika hal ini sempat saya kemukakan secara jujur di status saya. Salah satu dari penceramah instant itu menjawab secara terburu-buru. "mba.....saya sedang menasehati diri saya sendiri", begitulah katanya. Saya takjub. Kalau begitu kenapa tidak diresapi saja sendiri dalam hati, tanpa harus menumpahkannya di home, dan memaksa orang-orang untuk membacanya, ujar saya dalam hati, hiks.
Begitulah. Mungkin saya memang sedang berlebihan. Mungkin itulah jawabannya. Akhirnya, supaya aktivitas silaturrahim dengan kolega, karib dan kerabat di situs tersebut tetap berjalan lancar dan santai, orang-orang dengan kecenderungan tadi biasanya saya hindari. Sebuah cara instan juga. Bagaimana pendapat anda...?
Gambar diambil dari sini
Saya melihat status yang dituangkan berisikan nasehat, penggalan ayat suci dan hadist sangat dipaksakan, terlihat sekedar menutupi resah. Entahlah. Mungkin saya berlebihan. Ketika hal ini sempat saya kemukakan secara jujur di status saya. Salah satu dari penceramah instant itu menjawab secara terburu-buru. "mba.....saya sedang menasehati diri saya sendiri", begitulah katanya. Saya takjub. Kalau begitu kenapa tidak diresapi saja sendiri dalam hati, tanpa harus menumpahkannya di home, dan memaksa orang-orang untuk membacanya, ujar saya dalam hati, hiks.
Begitulah. Mungkin saya memang sedang berlebihan. Mungkin itulah jawabannya. Akhirnya, supaya aktivitas silaturrahim dengan kolega, karib dan kerabat di situs tersebut tetap berjalan lancar dan santai, orang-orang dengan kecenderungan tadi biasanya saya hindari. Sebuah cara instan juga. Bagaimana pendapat anda...?
Gambar diambil dari sini
status di FB itu kadang2 dibuat untuk pencitraan diri lho bu :D
ReplyDeletecontoh : lagi di changi, pesawat delay.... :P
kadang itulah hal yang bikin aku males bikin FB...
ReplyDeleteQiqiqiqi....
ReplyDeleteKlo saya paling takjub sama org yg statusnya berisi misalnya: "Ohh Tuhan, tolong kuatkan aku, walaupun orang2 selalu mengira diriku tanpa beban dan masalah, mrk melihat aku tegar dan kuat, karena aku tak pernah mengeluh, mrk tak tahu betapa berat bebanku. Biarlah aku yang menanggungnya sendiri, dan teman2ku hanya melihat aku yang ceria dan selalu menghibur mereka tanpa mengeluh."
O__o Ummm.... trus yg barusan itu apa dunk kategorinya ya? who are you kidding??? Dan status semacam itu begitu sering di-post oleh ybs. dalam kalimat yg variatif tp intinya sama, ngeluh tapi merasa tidak mengeluh.
Lucu sih... makanya saya "hide" aja dia, spy saya ga terlalu gampang sakit perut hampir tiap hari menemukan "sharing"-nya itu.
Ya, itulah FB. Hidup BLOG!
ReplyDeleteMungkin ada orang yg seharusnya jadi blogger tapi malah aktif di fb
ReplyDeletehe he..saya juga sempet sebel dg status di fb saya yg satu lagi. saya punya 2 akun fb. dan salah satu akun fb itu berisi fb teman2 di dunia nyata. status mereka rata2 ya ttg ayat2 alkitab. jadi bete deh. kesannya norak gitu. saya juga pernah sih nulis status ayat alkitab tapi lama2 saya sadar kayaknya status spt itu cuma bikin sebel orang yg membacanya. akhirnya, sekarang saya gak pernah lagi ngutip ayat alkitab.
ReplyDeleteWuakakakak... muak niye...xixi..duh jangan marah yah... Ya untungnya aku gag punya fb, jadi gag tau kayak gituan. Mungkin buat sok2an ajha kali yahhh...
ReplyDeletePiiss yoo...
pendapatku mbak, aku juga gi resah nih kapan yah kira2 saya bisa jadi petromax disini. sulit banget brasanya , hihikz
ReplyDelete^malah ga nyambung^
bu elly...saya boleh minta alamat facebook ga?plis ya add fb saya link nya udah ada di blog kok..... :)
ReplyDeleteBanyak Positipnya kok kalo niat kita mbak!
ReplyDeletegw masa bodo aja, yg penting bisa seneng2 main game dan cuci mata... wkwkwkkkk...
ReplyDeleteSaya malah terbiasa menanggapi hal-hal yang kadang tak berselera dengan hati saya. Saya menganggapnya sebagai bentuk ekspresi saja. Mau marah, kesal, sedih, jengkel, ya biasa saja. sebuah kompleksitas hidup yang sangat niscaya. Toh bagai saya tidak merugikan kok. hehehe...
ReplyDeleteSalam kenal, bu...
Wah baru kali baca postingan bunda yang bernada kesel kayak gini, barangkali yang nulis seperti itu jadi penceramah ngga kesampaian bun...he..he
ReplyDeletebuat saya, facebook hanyalah sekedar selingan, yg utama adalah ngeblog. Hidup Blogger Indonesia..!!
ReplyDeleteMembaca ulasan Mba Ekky ini, jadi ingak akan teman baru deh Mba, hehehe
ReplyDeleteBila berkenan, coba deh Mba baca2 komen di (kira2) empat recent post saya. (Yg paling utama post ttg ucapan natal)
Sekalian saya juga minta pendapat Mba bagaimana seharusya saya bersikap terhadap teman baru itu....
Trims. Good post
@all (Baho, Yunna, G, Ivan, Munir, Fanny, Ducky, Trimatra, Aditya, Ronaldo, Bang Ais, Bahaudin Amyasi, Noor, Kang Sugeng, Insanitis37, semuanya) terimakasih pendapatnya. Ya begitulah hingar bingar status di FB. Penumpahan resah, sibuk berkhotbah, ada juga yang pamer aktivitas dan status sosial seperti kata Baho. G, hehehe, betul yang seperti itu juga saya temukan. Insan, nanti saya meluncur. Selamat beraktivitas kawan.
ReplyDeleteSekarang gini aja kali ya,dari pada kita ngomong yang ga karuan mendingan kata2 mutiara atau kata bijak untuk update status di FB ,kan bermanfaat buat orang lain ,kenapa harus muak bila status orang dng nasehat dan ayat.dng begitu kan kita jadi saling mengingatkan.dan itupun hak mereka.maaf bila saya tidak sependapat.
ReplyDelete@Humaira, bu saya suka kata-kata memotivasi, apalagi kata-kata mutiara dan kata-kata bijak. Ayat suci, tentu saja bermanfaat bagi kita, tidak bisa kita pungkiri. Tetapi bila penggunaannya sekedar mencari pembenaran atas pengungkapan resah (karena masalah RT, ditinggal istri/suami) dan cari perhatian, seperti yang saya liat dan seperti yang juga diungkapkan G di atas, terus terang itu membuat saya agak muak. Karena memaksa orang harus membaca keresahannya. Tulisan ini saya buat bukan untuk ngomong tidak karuan seperti yang anda maksud, justru mencari sesuatu yang karuan. Ini tempat kita sharing pengalaman kita seharihari. Jika anda tidak sependapat, tidak mengapa. Itu bisa saja. Terimakasih kunjungannya ya.
ReplyDeleteAnda tidak sendirian...hampir 30 teman saya pengguna FB mengeluhkan hal yang sama...whats wrong?
ReplyDelete@Alfaromablawa, yep sobat. Tentu saja tidak salah. Seperti halnya pengungkapan hal ini juga tidak salah. Pemecahannya, tentu, berpulang pada kita masing-masing. Ada yang dengan meng"hide" orang-orang dengan kecenderungan tsb, teman lain mungkin lain lagi.
ReplyDeletebegitulah ... di Fb ragam orang dapat terlihat. Beberapa bulan lalu saya sempet 'nek' juga. Lalu tak pernah buka-buka lagi. Tapi beberapa hari lalu kembali saya masuk, sekedar melihat perkembangan saudara yang tinggal berjauhan.
ReplyDeleteMaaf mbak, saya baru bisa koment lagi. Kemarin koment saya di 'tekwan' malah ngilang da keburu lemot. Dicoba lagi malah error. Yaaah akhirnya saya nyerah.
Tapi Alhamdulillah, sekarang saya bisa masuk.
Sudah lama saya nggak update FB saya mbak...
ReplyDeletesoalnya banyak komentar macem2...
Dalam diri saya pribadi melihat bahwa , hegemoni ‘kesenangan semu’ dan dibungkus dengan ‘persahabatan maya’ ditampilkan dengan mudahnya celoteh dan status dalam facebook yang terkadang melindas semua tata krama tentang Malu, tentang menjaga Kehormatan Diri dan keluarga.
Saya malah gak pernah update status sejak dua hari bikin account.
ReplyDeleteFhoto (gambar)pun cuma ada satu, itu juga ditempelin sama penjagawarnet yang ngajarin buka account. hiks
hikkksss,...saya sudah tidak punya FB mba...^_^
ReplyDeleterosi ngabsen ...
ReplyDeletehemm, sy ma ngga begitu aktif fesbukan mba, paling cuma ngintip statusnya temen2 hehehe
ReplyDeletedi fb juga boleh berdakwah..bukan untuk berseronok saja
ReplyDeleteHe..he mbak,. saya ngga terlalu pusing masalah status di FB
ReplyDeleteemang kadang nyebelin kalo lihat status "sok suci" begitu
kalo saya sih FB buat santai
buat ketawa2, buat kumpul sama teman
jadi ngga dibuat berlebihan..
Status FBku muncul klo PLN ngajak perang urat syarap alias mati lampu ...:D
ReplyDeleteSaya resah melihat beberapa status siswa saya dan sempat mengingatkan supaya tidak mengeluh dan menggerutu di Fb. Sekarang saya sedang mengembangkan semangat ngeblog ke siswa saya. Dengan adanya fasilitas tautan saya dapat mengikuti perkembangan kreatifitas tulisan siswa saya.
ReplyDeleteAlhamdulillah ada beberapa yang akhirnya tertarik untuk mengaktifkan lagi blognya.
Terima kasih sharingnya. Saya dapat pembelajaran baru di sini.
hahaha...FB. masih saja membuat resah dan gelisah. FB sepertinya telah menjadi ajang penumpahan rasa yg berlebihan, Ssst..semestinya malu pada semut merah. hehe
ReplyDeleteSemoga sehat selalu bu. Salam
Aku setuju dgn Humaira. Kupikir FB maupun blog adalah media ekspresi diri dan penumpahan uneg2, mbak. Dan itu adalah hak kita semua. Di satu sisi kita jadi tahu karakter dan kondisi teman2 kita, dan di sisi lain kita jg banyak belajar. Kalo pun kita tak suka dan merasa risih, tak perlu ditanggapi. Pake fasilitas 'Hide' aja di FB, atau kalo di blog ya ga usah baca dan komen. *kata Gus Dur: gitu aja kok repot...*
ReplyDeleteFB klo digunakan untuk hal yang berguna ilmu,tawsiah ,motifasi dll ok
ReplyDeletekalau FB hanya bertutur sapa sama teman lama
ReplyDelete@all (Annie, Stiawan, Rumah ide dan Cerita, SeNja, Just Rosi, Paksu, Itik Bali, pRof, Puspita, Yans dalan Jeda, Fanda, Jalani Hidup Apa Adanya, semuanya), terimakasih komentarnya. Ya...., penggunaan FB atau apapun sudah pasti sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Memang hak setiap orang untuk menyampaikan uneg-uneg juga keresahan, seperti hak setiap orang juga menyatakan pendapatnya soal ketidaknyamanan tersebut. Pengungkapan keresahan, masalah sangat privacy, ini yang sering melewati batas kepantasan. Seperti yang disebutkan bang Iwan, tidak jelas lagi mana ranah privat dan mana ranah publik, orang sudah tidak lagi sungkan mengungkapkan keresahan masalah pribadi kepada khalayak di FB. Kalau saya, hehe, seperti yang saya sebut di atas, mudah saja, ya saya hide mereka. Tentu tidak repot, ya kan mbak Fanda.
ReplyDeletebanyak cara untuk meluapkan perasaan seseorang, mungkin itu salah satu cara mereka untuk berexpresi, dan tentunya mereka ingin diperhatikan..tapi saya juga belum tahu apakah luapan itu benar2 asli dari perasaan..
ReplyDeletebiarin aja deh bunda..toh nti mereka bosen juga..hehe (mungkin)
@Sigit, ya ya ya, saya juga mengerti mereka. Masalahnya, kita terpaksa mendengar keluh kesah orang yang tidak begitu kita kenal (hanya karena mereka mengadd.kita). Kalau keluhan para sahabat sih (baik di dunia nyata ataupun maya), insyaallah saya ada waktu untuk berempati. Masalahnya, sebagian besar golongan tersebut tidak kita kenal. Kelihatannya memang suka membebani dunia dengan keluhan dan keresahannya, keluhan dan keresahan yang tidak ada habisnya. Keresahan masalah pribadi,masalah RT, kok ditulis di status, kirim sms kek ke sahabat, atau bikin tulisan sekalian di blog, beres, hehehe.
ReplyDeletehihihi....
ReplyDeletebarusan banget ada yg bikin status bunyinya :
"aah,percuma!bikin status juga dari tadi g ada yg ngomen"
what????
heeellooooo...so that's what status for bun....(menurut mereka)
INGIN DIKOMENTARI....hahahaha
miris bacanya juga....*sambil geleng2 kepala
tidak fb tidak blog semua ada etikanya, seharusnya...
ReplyDeleteMbak, saya juga jengah dengan fenomena FB seperti ini, dan mohon maaf....pelakunya sebagian besar adalah Kaum Wanita.....
ReplyDeletethanks buat infonya
ReplyDeletenice post
ReplyDelete