Pagi Di Atas Daun
Pagi di atas daun. Ia akan selalu tiba tanpa bisa ditolak kedatangannya. Seperti tibanya sinar mentari yang menyembul di balik pepohonan setiap hari. Pagi di atas daun ini menimbulkan nuansa tersendiri saat saya tatap. Di atasnya ada setetes embun. Embun yang juga tak bisa ditolak kedatangannya. Bahkan selalu ditunggu sang daun. Maka daun dan embun saling melengkapi keindahan pagi ini. Pagi di atas daun, hm.....indah bagi saya. Betapa semesta selalu mengalir dan mengajari kita tentang sesuatu, apa saja, yang tertangkap oleh jiwa kita yang terbatas ini. Selamat pagi dunia.
kebanyakkan yg kita lihat adalah bukti kekuasaan Allah swt..tapi pda mereka yg tidak mendapat pertunjuk tidak terasa apa-apa...hanya melihat sja
ReplyDeletehttp://paksuu.com
Sejuknya embun pagi! kadang ada pelangi menyertainya, keindahan sang Pencipta yang hanya bisa dilukis saja oleh manusia!
ReplyDeletepagiii ....
ReplyDeletealhamdulillah, masih dapat menatap embun di dedaunan.
Maka nikmat Allah yang manalagi yang bisa kita dustakan? (QS. Arrahman 13)
@Zumairi, ya pada tiap sesuatu selalu ada hikmah
ReplyDelete@Nuansa Pena, begitulah kira-kira sobat
@Annie, siip mbak.
Selamat pagi mbak...kata-kata postingan ini sangat memberi inspirasi di pagi ini..
ReplyDeleteSelamat pagi juga mbak, dan saya mengoment di pagi yang basah dan dingin di guyuran hujan.. ;)
ReplyDeleteMalam merayap menjemput pagi. Tenang dan pasti: Anggun mengalun waktu, lembut membuai ruang. Gelap melekat tanah, hitam mencumbui alam.
ReplyDeleteMalam semakin merangkul, mengikis rasa membongkar tabir. Kuat dan agung, perkasa merasuki segala. Malam murka dan sedih meratapi bumi.
Malam menjemput pagi, mencumbui dini hari membangkitkan keheningan. Sang Daunpun menjemput dengan birahi kesejukan.
demikianlah yang berlangsung setiap harinya sebagai Sunnatullah.
@Dinoe, selamat pagi sobat
ReplyDelete@Andrie, pagi sobat. Asyik dong pagi diiringi hujan
@Stiawan, mantap bang Iwan.
Setetes beningnya embun menyegarkan semangat pagi ...
ReplyDeleteSelamat pagi mba ( saat ini udah siang nih mba he he )
Selamat siang dunia. He he he telat tiba di sini.
ReplyDeletePagi di atas daun, diksi yg manis. Filosofinya sangat mengena.
"kopi di atas daun" hehehe lho kok diksinya jauh banget ya bedanya dg diksinya bunda Elly. Ngopi siang yukk, bunda.
ReplyDeletedan ketika pagi tiba, ketika aku harus terbangun..maka yang tersaji didepan mataku adalah hari baru...cerita baru...yang selalu aku tunggu sejak malam aku berangkat tidur...
ReplyDeletepagi diatas daun, adalah penanda mulainya hari baru...hidup baru
nice posting Mbak, mengalir...indah...penuh makna...
terima kasih sahabat...
fotonya bagus sekali, mbak. bikin merinding.
ReplyDeletesama kayak mbak fanny, fotonya bagus...
ReplyDeleteteman, sekarang Yunna pindah rumah di http://yunna-mylifediary.blogspot.com/
datang dan tengok aku ya!!!
semua tiu termasuk nikmat Allah yang patut kita Syukuri apabila kita terbangun di pagi hari dan kita masih diberi Umur atau masih dalam keadaan hidup
ReplyDeleteMet weekend mbak!
ReplyDelete@Ateh75, siang juga teh
ReplyDelete@Ivan, ya, siang van
@Kedai kopi, diksi sekenanya van. Udah ngupinya.
@Sekar Lawu, sama-sama mbak Ayik.
@Sang Cerpenis, thanks mbak, he, foto asal jadi
@Yunna, siang sobat. Nanti saya berkunjung deh
@Munir Ardi, siip, alhamdulillah.
@Fanda, met weekend juga mbak.
waktu terus bergulir mbak tak ada yang mampu menahannya meski hanya sedetik saja. met weekend mbak...
ReplyDeleteIndahnya... hmm.. membuat saya tersentak, krn pembacaan saya hari ini adalah tentang penciptaan dunia.
ReplyDeletemoga restu bumi pagi ini memeluk hari-hari qt dalam kedamaian dan kebahagiaan. have a nice day mba newsoul
ReplyDeletewuaaah.. udah beberapa hari ini saya menikmati pagi dengan matahari tegak diatas kepala say.. uhuhuhuhu... molor terus sih... hihihihi
ReplyDelete@Trimatra, siip, selamat weekend juga Tri
ReplyDelete@G, thanks G
@Rosi Aja, amin. Have a nice day, too
@Rangga,he dasar anak kost. Selamat sore sobat.
terkadang saya merasa bagaikan embun yang menetes di atas daun....tak mampu menyatu dengan partikel yang ada di bawahnya...tapi terkadang pula saya merasa seperti daun...yang memberdayakan lapisan lilin untuk menolak partikel embun yang jatuh di atas saya
ReplyDeletetidak akan bisa ditolak kedatangannya...sebuah pemaknaan akan takdir yg indah...
ReplyDeleteWaduh ....
ReplyDeleteKetinggalan kereta daku.
Selamat malam kawan..
Esok pagi kan selalu datang
nice poem
Gambaran pagi yg indah dan damai...
ReplyDeleteSemoga pagi-2 kita akan selamanya spt itu mbak.
@Aditya, ya sobat begitulah faktanya. Tidak setiap tetesan embun akan membasahi daun, sabagian (yang mengandung lapisan lilin seperti daun keladi dan daun digambar ini) cuma menempel dan meninggalkan bulatan indah. Itulah seninya persinggungan setetes embun di daun.
ReplyDelete@Kabasaran, thanks sobat
Reni, amin mbak.
Pagi yang indah, selalu indah dengan aktifitas yang bersemangat
ReplyDelete