Titik Dimana Kita Berdiri

Ya, titik dimana kita berdiri jelas bukan titik yang sama. Noktah kita berbeda. Saya berdiri di titik saya. Anda berdiri di titik anda sendiri. Sedang mereka, ya berdiri di titik mereka. Begitulah bisikan sepoi-sepoi sang Angin Selatan di sisi kanan saya soal Titik Dimana Kita Berdiri. Saya baru saja merampungkan kegiatan domestik saya di hari libur (mencuci, memasak, dan memeriksa tanaman saya). Hari yang sederhana, tapi denting detiknya tadi tiba-tiba saja menghantarkan saya pada perenungan ini.

Titik dimana saya berdiri, biasanya titik dengan aksis X dan Y yang terpola acak. Hanya, tetap X dan Y yang saling menyinkronkan walau mereka tak saling kenal. Sedangkan aksis anda, walau beda koordinatnya saya kira tida jauh berbeda. Paling tidak meski pola kita berbeda, pada akhirnya kita menuju muara yang sama. Meskipun titik kita berbeda, faktanya kita sering bertemu di jagad ini. Kita bertemu di jagad nyata, di jagad mayapun begitu. Tentu saja. Jagad ini satu, kita menempati bumi yang sama. He, saya kira alasannya bukan sekedar itu saja.

Kita sering bertemu di jagad ini juga karena karena ada sesuatu pada kita semua. Kita memiliki siklus energi semesta yang sama. Ya walaupun koordinat kita berbeda, polanya berbeda, arah aliran konon menuju titik yang sama. Perjalanan energi semesta ini seperti sebuah siklus. Kita bergerak ke titik yang sama. Barangkali inilah alasan kenapa spirit dan soul pemikiran seseorang dimasa lampau muncul kembali pada sesosok teman kita, kerabat atau pada kita sendiri. Aliran spirit/ide/soul berputar dan menyebar di alam semesta ini, Lalu beputar memasuki bentuknya sendiri. Demikianlah. Mungkin ini juga alasannya kenapa kejahatan dengan pola yang selalu baru tapi nadanya sama dengan kejadian lama juga selalu muncul dari zaman ke zaman.

Begitulah kawan. Barangkali itulah alasan kenapa kita sering "merasa" sreg, dekat, familiar dengan orang tertentu walau sebelumnya kita tidak saling kenal atau sebaliknya. Alasannya karena tempat dimana kita berdiri , alam semesta ini, adalah tempat dimana energi berupa spirit/ ide dan pikiran kita yang bernama umat manusia ini mengalir, menghilang, lalu muncul lagi dengan bentuk baru tapi ide dasarnya tetap sama.

Wallahu a'lam bishawab. Silahkan direnungkan bila berkenan. Paling tidak mari kita renungkan bahwa selain titik dimana kita berdiri, ada titik-titik lain yang juga harus kita akui keberadaannya, kita hormati dan kita pahami. Titik milik orang lain, kelompok lain yang sebetulnya sama saja muaranya dengan titik milik kita, yaitu menginginkan kebaikan bagi dunia ini. Kalaupun ada yang menyebrang arah, yah....cuma sedang salah arah saja. Saya pamit dulu ya. Angin selatan baru saja menghantarkan suara khas dari masjid di dekat rumah saya, adzan Johor yang berkumandang. Selamat siang semua.

Gambar diambil dari sini

Comments

  1. Titik disini kuberdiri kan selalu mengingat dimana sahabat mayaku berada,selamat siang mba Elly.

    Sebuah perenungan disiang hari yg menggugah ,nice post seperti biasa...

    ReplyDelete
  2. Titik dimana saya berdiri berbeda jauh dengan titik dimana Mbak elly berada dipertemukan dengan garis koordinat melalui absis yang memotong sumbu x, dengan sebuah obyek yang bernama blogosphere.

    Mantap mbak...

    ReplyDelete
  3. suatu titik yang tak tau jawabannya namun merasakan sebuah titik

    ReplyDelete
  4. Titik saya titik yang diatasnya terdapat lubang yang akan selalu memperlihatkan blog orang-orang bijaksana seperti anda nice posting bu

    ReplyDelete
  5. ada sesuatu bagi kita semua... energi yg sama.. wah dalem ya, sista... ia mungkin saya sreg dg baca2 postingan di sini, sebab kdg jadi inspirasi bagi saya, kayak liat bunga, ikhlas, mikir positif dan postingan ayuk Elly :) lainnya...

    thanks ya... energi positifnya nyampe di blog bebek... xixixi

    ReplyDelete
  6. pi wiken juga ya sist.. aku baru pulang kondangan nih...

    btw, skg kumandang adzan magrib telah datang.. aku juga mau sholat dulu ah....

    ReplyDelete
  7. Nah, kalau titik sembunyi saya, terkadang ada pada rasa keminderan hehehe...*maaf yah mbak, tadi saya ngegosipin mbak di rumah mas Ivan, yang review tentang mbak Elly* :)

    Bukan sembunyi mbak, sedang bernyanyi hati, untuk mencari titik koordinat yang sesuai dengan hati dan jalan-Nya. Insya Allah

    ReplyDelete
  8. satu titik..hmmm lagi ga bisa loading bu hikz hikzz..lagi ga konsen maap yah bu lagi ga bisa kasih coment yang bagus..

    masih di diklat??

    met malming yah bu

    ReplyDelete
  9. Meskipun kita berada dalam titik yang berbeda, ternyata ada juga garis penghubung antara kita, mbak. Kalau tidak ada garis penghubung itu (blog), aku tak akan mengenal mbak Elly. I'm glad we're a friend... ^_^

    ReplyDelete
  10. titikku berpijak disini adalah dimana saya sedang belajar pd langkah2 yang seharusnya tdk membawa ragu...

    nice post, mbk ...
    cocok buat renungan malam ini :)

    *iya, mbak..kpn nih ngobrol lagi... :)

    ReplyDelete
  11. Kita Mulai dari titik yang sama dan berakhir juga di titik yang sama.. Tapi kita lah yang menentukan titik itu mau di bawa kemana...

    ReplyDelete
  12. hmm..menarik sekali ulasan ibu...
    titik dimanapun kita berdiri dijagat raya ini, hanya satu titik mempertemukan. yaitu di hati.
    kira-kira...benar gak bu...

    ReplyDelete
  13. @all, terimakasih komentarnya. Saya sedang ngupi pagi di titik saya berdiri dan bertemu anda semua pada titik anda sendiri di postingan ini. betapa kecilnya dunia. Ya, siklus energi dunia telah berpendar di jagad ini mempertemukan kita semua. Mari lanjutkan aktivitas kita.

    ReplyDelete
  14. hmmmm.... kadang kita memang suka lupa dimana kita berpijak di titik mana kita berdiri yg pasti semuanya harus tetap berada di jalan yg di ridhoi.

    Numpang kenal ini blog saya juga Mbak elly, Mobile Blogging Tutorial

    ReplyDelete
  15. Itulah misteri hidup, mbak. Pada satu titik tertentu kita akan bersimpangan jalan dengan seseorang, yg kadang membawa perubahan besar dalam hidup kita.

    ReplyDelete
  16. Titik di mana aku berdiri hari ini adalah titik kenangan ketika ibundaku tercinta mengikat tali sepatuku saat aku mau berangkat ke sekolah. Saat itu aku masih kelas 1 SD, belum bisa mengikat sepatu sendiri.

    ReplyDelete
  17. Lihatlah deras sungai-sungai itu...
    Mereka berbeda, memiliki liuk dan batu masing-masing...
    Namun tahukah engkau, sungai-sungai itu akan bersatu di muara yang sama.

    Good post bu!!!

    ReplyDelete
  18. mantap tulisannya. mencerahkan sekali :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.