Dua Perempuan Di Tengah Padang Ilalang Kering


Di suatu noktah di bumi ini, saat hari tengah terik. Dua perempuan tengah berjalan di tengah padang ilalang kering. Langkah kedua perempuan itu tegap. Matahari tepat di atas kepala keduanya. Pada benak mereka, sejuta harap dan impian tentang hidup yang baik bagi keluarga mengalir hangat di benak saat keduanya bergegas pulang sambil menjunjung setumpuk rumput dan kayu bakar di kepala.

Dua perempuan yang tidak sengaja saya temukaan saat kerinduan saya akan ilalang muncul lagi secara tiba-tiba siang ini. Bukan Ilalang indah seperti yang dulu saya temukan. Ini sehamparan ilalang kering. Dan keringnya ilalang ini mengapa malah menghadirkan gejolak indah nan penuh semangat di benak...? Sesuatu yang saya tak sanggup menjawabnya.

Pada bayangan belakang kedua perempuan itu, saya melihat semangat. Seolah keduanya tengah berjalan tepat di depan saya. Seakan saya bisa mendengar dengus nafas mereka juga obrolan singkat keduanya tentang beras, gula, garam yang tinggal secuil di gubuk mereka. Dan tiba-tiba saja saya teringat pada Atuzah, tokoh rekaan pada postingan saya dahulu. Entahlah. Mungkin itulah jawaban kenapa gejolak itu hadir dengan indah di benak.

Dua perempuan yang berjalan di tengah padang ilalang kering itu menghadirkan semangat. Seperti semangat seluruh perempuan di seluruh penjuru dunia yang menginginkan gubuknya berasap karena ada yang bisa dimasak disana, dengan tawa anak-anak mereka berderai di dalamnya. Ini seperti menyadarkan saya, bahwa hari yang sudah Kamis ini musti disyukuri. Ya bukankah kita semua musti bersyukur bahwa ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk keluarga kita, untuk sekitar kita, untuk alam ini. Bukankah begitu kawan....?

Comments

  1. Alhamdulillah...
    Kita mesti bersyukur dengan apa yang kita miliki.
    Apapun yang diramu kemudian dihidangkan dalam bentuk perenungan oleh Mbak Elly, pasti maknyoos buat dibaca....

    ReplyDelete
  2. ilalang itu rumput yang eksotis. tidak mati oleh kemarau, hijau bestari du musim hujan.
    gemerisik dedaunan yang saling bergesekan dan gatal yang ditimbulkan jika tersentuh kulit sungguh membuat rindu kampung halaman, dimana masa kecil dihabiskan memikat burung pipit di kebun ilalang, indah banget :)

    ReplyDelete
  3. semangat yang menggebu kini masih milik mereka bunda, kita hanya memilikinya sebatas bayangan dan angan saja.hanya mereka yg bersungguh2 menjalani ricuhnya bebatuan kehidupan ini

    aku,engkau dan yg lainnya mungkin hanya ada kobaran semangat saat kita tau keadaan mereka , tetapi jika esok kita dihadapkan dengan suatu masalah.... kita tak punya lagi semangat seperti halnya mereka . yang menurut saya setiap hari adalah masalah buat mereka namun mereka tetap saja bisa melangkah,tanpa henti

    ReplyDelete
  4. Maka nikmat-Nya yang mana lagi yang sudah kita dustakan.. Jadi makin bersyukur atas hidup kita, tapi juga makin semangat untuk berbuat lebih baik. Semangat..!!

    ReplyDelete
  5. Mensyukuri nikmat yg telah kita dapatkan , kesehatan ,rezeki dan anugerah rasa syukur itu sendiri yg harus kita syukuri.. Alhamdulillahirobbilalamin...

    ReplyDelete
  6. saya juga merenung bu.. kenapa hari diberi nama hanya sampai 7? kenapa ngga setiap hari sampai kiamat kelak memiliki nama berbeda...?

    ReplyDelete
  7. Semoga saja semangat dari dua perempuan itu menular kepada kita.........

    ReplyDelete
  8. @Stiawan, he, bisa aja.Tulisan bang Iwanlah yang maknyos
    @Baho, ya itulah kerinduan yang saya rasakan juga
    @Ahmad F, paling tidak empati kita bisa meringankan langkah mereka, apalagi kalau kita bisa membantu memberdayakan mereka.
    @Ajeng, itulah pointnya sist
    @Ateh75, amin
    @Ivan, insyaallah van.
    @Mas Ichang, hahaha, ngitung hari sampai kiamat, dengan nama hari berbeda, bisa gempor mas
    @Noor's blog, yep, harus itu.

    ReplyDelete
  9. Benar, bu ... kita selalu bisa menemukan hikmah dan ibrah dari setiap hal sekecil apapun di sekitar kita. Hal itu, pada waktunya, akan melahirkan kearifan dalam setiap diri.

    ReplyDelete
  10. kalau tidak kerena keaadaan mreka tidak akan sperti itu.... keadaan lah yg mbuat ,mrekA SPERTI ITU... seandainya kida dlm keadaan yg sperti itu... mka kita juga akan sperti mreka...

    ReplyDelete
  11. demi keluarganya mereka melakukan apapun. salut buat wanita.

    ReplyDelete
  12. sebetulnya, banyak perempuan perkasa di muka bumi ini...asli mbak!

    ReplyDelete
  13. Jadi teringat pada bapak-bapak petani yg aku amati waktu aku nyepi beberapa bulan lalu, mbak. Begitu giatnya mereka berjalan kaki menggendong sepikulan rumput untuk makanan lembu mereka. Kadang mereka harus bolak-balik beberapa kali dalam satu jam itu...

    ReplyDelete
  14. Bersyukur kepadaNYA adalah hal yang paling terpenting dalam hidup.
    Nice posting Mbak Elly, specially di dukung sama photonya yang mantep :).

    ReplyDelete
  15. kucoba untuk mencari ilalang tempat dimana dulu aku pernah mendengar bisikan tentang keindahan negeri kemakmuran rakyat dan indahnya negeri kami tetapi ternyata semuanya sirna dan memang tak pernah ada, yang ada hanya ilalang kering dan mati dan akupun tersadar untuk tak pernah lagi berharap tentang sesuatu yang memang tak pernah ada nice posting mbak dan memang selalu saraf dengan makna

    ReplyDelete
  16. SUITTTT..SUITTTTTT
    MBAK ELLY MAIN KE TEMPATKU YAK..
    ADA HADIAH BUAT MBAK ELLY
    DI AMBIL YAK


    :)

    ReplyDelete
  17. SUITTTT..SUITTTTTT
    MBAK ELLY MAIN KE TEMPATKU YAK..
    ADA HADIAH BUAT MBAK ELLY
    DI AMBIL YAK


    :)

    ReplyDelete
  18. SUITTTT..SUITTTTTT
    MBAK ELLY MAIN KE TEMPATKU YAK..
    ADA HADIAH BUAT MBAK ELLY
    DI AMBIL YAK


    :)

    ReplyDelete
  19. @all (annie, nanLimo, Ernut, Psg Iklan, Fanda, JengSri, Munir, Becce_lawo, dll) terimakasih komentarnya. Spirit ilalang kering pada dua perempuan itu semoga menular pada kita. Becce, wow, terimakasih ya hadiahnya.

    ReplyDelete
  20. Kegagalan manusia adalah kegagalan memaknai relitasnya menjadi sebuah bentuk syukur
    Keberhasilan manusia ialah keberhasilan untuk melihat nimat dalam setiap hal, setiap waktu, setiap tempat, bahkan setiap sel-sel dunia.

    ReplyDelete
  21. Hmmmmm.....
    Bersyukur maka ringanlah beban jiwa kita.

    Salut nih masih punya waktu untuk nyantai.
    Kapan ya duduk di bukit Ilalang sambil memandangi kambing yang berlarian menyambut senja hari.

    ReplyDelete
  22. Dua perempuan di tengah padang ilalang, yang memikul semangat dalam pundaknya dan menggenggam impian dalam tiap langkahnya.
    Dua perempuan di tengah padang ilalang yang tak pernah surut langkah meski peluh berkawan lelah.
    Dua perempuan di tengah padang ilalang membuatku tertunduk malu karena hasrat untuk menyerah pada ketidakberdayaan.

    ReplyDelete
  23. @Insan, ya...semesta telah mengajarkan cara mensyukuri apa yang ada dengan penuh hikmah, kalau saja kita membuka mata kita.
    @Ari, hey kemana saja. Ketemu objeknya secara langsung mungkin sulit, selancari saja sobat.
    @Reni, siip mbak.

    ReplyDelete
  24. kasihan banget ya itu para perempuan yang bekerja keras

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.