Akhir Sebuah Kontemplasi, Tentang Sebentuk Keyakinan, Cinta, Secangkir kopi, Setumpuk Buku, Hp dan laptop Butut



Malam telah menjemput saya dari keriuhan hari. Bau sabun cair yang segar serta kucuran air saat mandi, perbincangan yang ceria dengan Bejo, dan secangkir kopi malam ini cukup membantu membangkitkan sesuatu yang tertimbun di kedalaman benak saya. Hah...., akhirnya tiba juga saya pada akhir kontemplasi yang tadi pagi tak tuntas. Ini tentang Sebentuk keyakinan, cinta, secangkir kopi, setumpuk buku, Hp dan laptot butut.

Ya.....bila kehidupan adalah sebuah perjalanan panjang umat manusia, maka kehidupan kita adalah perjalanan kita. Seyogyangnya sebuah perjalanan membutuhkan bekal. Tentang perjalanan hidup saya sendiri, tentu saja membutuhkan bekal. Sesuatu yang harus saya bawa agar perjalanan saya berlangsung lancar dan menyenangkan. Tadi saya telah memilah-milah hal-hal apa saja yang harus saya miliki agar hidup saya berarti. Maka inilah yang harus saya miliki, setidaknya menurut saya saat ini, yaitu sebentuk keyakinan, cinta, secangkir kopi, setumpuk buku, hp dan laptop. Tentu ini versi saya ya, saya yakin setiap orang punya pendapat sendiri.

Kenapa Hp dan laptop ? Hp sarana saya berkomunikasi dengan sahabat dan kolega, juga sebagai kamera bagi saya. Sedangkan laptop tempat saya menuangkan ide, pikiran, dan uneg-uneg saya. Mengapa secangkir kopi ? He, kalau belum ngopi saya agak lesu. Minum kopi membuat pikiran saya semakin lancar mengembara (mungkin ini hanya sugesti saya saja ya). Mengapa cinta ? Nah yang ini tidak perlu dijawab, semua sudah tau jawabannya. Hanya saja cinta bagi saya tidak perlu dilabelli dan dibatasi. Cinta padanya, cinta pada si dia, suami/istri (misal cinta saya pada Bejo). Bila dilabelli dan dibatasi akan membuat kita terbelenggu. Cinta pada manusia bisa memudar karena waktu, bahkan karena tibanya sang maut. Biarkanlah cinta menjadi cinta. Cinta sebagai bentuk pengasih dan penyayang Dia Sang Maha Segala yang mengalir pada diri kita manusia untuk kita sebarkan kepada semesta ini.

Bagaimana bila tidak ada Hp dan laptop, bisakah kita merekam peristiwa, menuangkan ide dan pikiran dan uneg-uneg kita ? Rasanya bisa. Saya pikir secara mendalam tadi, ya.... bisa. Saya bisa merekamnya dalam benak saya, saya bisa menuangkannya di dedaunan, saya bisa membisikkan ke sang angin, kepada rerumputan dan kepada langit, yang akan memendarkannya kepada semesta. Bagaimana bila tidak ada setumpuk buku ?, hehe saya bisa membaca buku alam. Semesta ini adalah buku seru sekalian alam. Dia bisa mengajarkan banyak hal yang bisa kita petik, kalau saja kita mau. Bagaimana bila tidak ada cinta...? Hehe, cinta tidak akan pernah berakhir. Alirannya akan selalu mengisi alam ini. Kitalah yang sering memutus alirannya, mematikan rasa cinta kita. Bagaimana bila tidak ada keyakinan ? Pasti mandeg, kita tidak akan bisa melangkah. Kalaupun melangkah, langkah kita tidak terarah, sempoyongan kan.

Begitulah sebuah kontemplasi yang tadi pagi tak tuntas. Sayapun seperti diingatkan bahwa bekal saya, bekal anda, bekal kita semua hanya bisa berarti bila kita masih mengarungi perjalanan hidup ini. Bekal kita tidak berarti lagi bila kita tak lagi bisa melanjutkan perjalanan kita, bila kita telah meregang nyawa. Selagi belum terlambat, manfaatkalah waktu anda, manfaatkanlah bekal anda, apapun itu. Khusus yang ini, ini hanya peringatan untuk diri saya sendiri. Bukankah saya, kita semua harus merenungi perjalanan hidup kita. Hari ini hari lahir saya dalam hitungan tahun masehi, alhamdulillah saya diberiNya kesempatan mengisi hari hingga sejauh ini. Semoga saya bisa memanfaatkan sisa perjalanan saya dengan baik. Selamat malam semua.

Gambar diambil dari sini

Comments

  1. malam bunda..

    waktu terus berjalan tanpa ada alasan untuk menghadangnya dan memperistirahatkan perjalanan panjang..jaman telah memberikan kita fasilitas sebagai sarana mempermudah kesulitan yang bisa kita manfaatkan dalam bentuk apapun. mari terus melangkah dan pekikkan suara kemenangan..dan jangan lupa ngupi..heheh

    ReplyDelete
  2. kalau saya mlh g doyan kopi, hdp saya lum lngkap,mata ìni lum trbuka lebar,dn fikhrn ini lum bs menghayal scr smpurna,sblm menghisam sebatang rokok LOS AGELESS alias L.a....

    ReplyDelete
  3. time flies very fast...sometimes we even don't realize that..till we learn how much we miss...

    ReplyDelete
  4. kalo aku.ditambah lagi satu,..yaitu rokok he he he maklum belum bisa berhenti merokok sambil ngeblog.

    ReplyDelete
  5. Di sini saya belum mengucapkan hari jadimu mba...selamat Milad ya,semoga hari ini bertambah bermakna dengan bekal yang sempurna amin..

    ReplyDelete
  6. finalisasi yang mengesankan :) setiap hari harus mencari bekal...

    ReplyDelete
  7. Hidup ada awal dan akhir... Alangkah baiknya Di awali dengan bagus dan di akhiri dengan bagus juga...

    ReplyDelete
  8. kalau belum ngopi saya agak lesu. Minum kopi membuat pikiran saya semakin lancar mengembara (mungkin ini hanya sugesti saya saja ya)

    saya kutip dikit bunda,... kayaknya tak pernah absen ya sidia ??? (kopi}

    ReplyDelete
  9. Sesuai doa saya visi yg semakin luas dan bijak

    ReplyDelete
  10. Akhirnya tuntas juga kontemplasinya ya, mbak. Pasti terputus oleh kesibukan pagi harinya. Memang semua itu adalah yang terpenting dalam hidup manusia dewasa ini, terutama cinta. Semoga di tahun mendatang mbak Elly semakin mantap dalam menjalani hidup, apalagi dengan bekal yg sip!

    ReplyDelete
  11. Post Mba mengingatkan saya pada satu adegan dari masa lalu, tepatnya ketika saya masih kuliah. Di satu pagi saya dan teman2 sedang asyik nongkrong sambil berbincang ringan. Tak tau dari mana awalnya, tiba-tiba tema perbincangan kita mengarah ke masalah akhirat. Tentu sja dengan bekalnya sekalian. Karena umumnya manusia selalu merasa takut bila tak berbekal.
    DI adegan itu aku ingat sekali waktu temanku, Lucky bertanya pada teman yang lain, Dilly yang biasa dipanggil Joker.
    "Kalo lo mati entar bekal lo apa jok?"
    Spontan, ringan, tak berbeban, si Joker menjawab, "Inomie sama telur"

    Awalnya jawaban itu tak mensitumulus apapun bagi diriku. Namun semakin ke sini (meminjam istilah Mba, mengalami perjalanan)saya jadi pengen ketawa sendiri. Jawaban nakal temanku itu semacam menjadi antitesis atau lebih tepatnya penyangkalan. Penyangkalan bagi pemahaman umum yang mapan, bahwa manusia bisa mengumpulkan bahan sebagai bekal di perjalanannya dan untuk persembahan pada Tuhan.

    Di satu titik tertentu saya berpikir, mereka pertanyaan untuk diarahkan pada diriku sendiri: apa yang dapat menjadi bekalku kelak di akhirat? lalu apa yang bisa kita persembahkan untuk Nya?
    Semakin aku mereka dan berusaha menginventarisir "bahan-bahan" bekal tersebut,mulai dari amal sampai apapun, semakin aku mendapatkan diriku berlaku congkak.
    Congkak karena merasa bisa dan mampu berbuat atau mengumpulkan sesuatu di depan Sang Maha.
    Apa yang bisa kita perbuat sehingga kita dapat selamat di perjalanan kembali menuju Nya??
    Adakah bahan dari tangan kotor ini layak dipersembahkan kepada Dia Yang Suci?

    Akhirnya saya berpikir bahwa "bekal saya adalah sama dengan yang membekali saya." Karena yang membekali hidup ini adalah Cinta-Nya, maka bekal sayapun hanyalah Cinta-Nya.
    Saya tak sanggup meyiapkan dan membawa bekal apapun. Biarlah mengandalakan yang ada di Sana.
    Lalu perbuatan yang kita anggap kebaikan selama ini??Sudah lah abaikan saja. itu hanya indomie dan telur di hadapan restoran megah yang serba istimewa...
    Maaf mba kalo respon saya panjang dan mungkin agak tidak kontekstual dengan"bekal" yang dibahas di post ini.
    Ini hanya curahan hati, hehe

    ReplyDelete
  12. hidup tanpa hp dan laptop memang bagai makan sayur tanpa garam. hehhehe..

    ReplyDelete
  13. ada duit juga donk mbak. ntar ga bisa beli laptop, hp dan kopi. hehe. kalo bagi ak yg bikin hidup lebih berarti mungkin laptop, hape, keripik, dan koneksi internet cepat. hehe.

    ReplyDelete
  14. membaca lebih detail kontemplasinya

    ReplyDelete
  15. wah ada yang ultah tho? met hari jadi bu.. semoga umur yang tersisa semakin barokah.

    anda manusia modern bu...
    manusia yang lebih jadul dari ibu mungkin hanya membutuhkan cinta, keyakinan, kopi dan cangkul.... hehehe.

    artinya mereka hanya menjalani hidup menghidupkan hari dan tidur....

    ReplyDelete
  16. Aku baru menyadari betapa seringnya aku meluangkan sebagian waktuku untuk berkontemplasi akhir-akhir ini. Aku berusaha membaca tanda-tanda alam yang diciptakan Tuhanku untukku dan semua insan-Nya..

    Setiap detik waktu berjalan, tiada waktu yang kita dibiarkan sedetikpun oleh sang Khaliq..kita selalu dijaga, dilihat dan diberi petunjuk dan yang paling indah adalah diberi KEHIDUPAN...

    Kadang, kita terlalu sombong, untuk menyadari semua yang telah kita terima sejak kita terlahir hingga sekarang ini.

    Kita merasa paling benar, kita merasa paling pintar, merasa paling jago dalam segala hal, merasa memiliki..Padahal, semua ini bukan milik kita!!

    Ketika kita menyayangi seseorang dengan sepenuh hati, dan setelahnya kita dibiarkan terjerat oleh perihnya sayatan dan goresan luka yang ditorehkannya untuk balasan sayang yang kita berikan, tidak sedikit dari umat manusia yang justru menyalahkan Tuhan mereka! naudzubillah,,, Hanya Tuhan lah tempat kita kembali :)

    ReplyDelete
  17. @all (Sigit, Rahasia yang terabaikan, Ernut, Ivan kavalera, Duo emak, Ateh75, Sibaho, Laksm Embun, Ahmad F, Munir Ardi, Fanda, Insanitis37, Fanny, Andie Gokil, Mas Ichang, Stiawan Dirgantara, semuanya) terimakasih atas komentarnya yang muantap ini. Ya....ini hanya tulisan perenungan atas metafora kehidupan kita. Perenungan saya tentu khususon (subjektif)sifatnya, ala saya pada sikon sekarang. Setiap orang perenungannya akan berbeda. Intinya mari kita manfaatkan waktu kita sebelum ajal menjemput. Modal utamanya cuma keyakinan dan cinta. Yang lain-lain, he, cuma pelengekap penderita.

    ReplyDelete
  18. bingung mau komen apa...
    yang jelas, semua perjalan selalu ada akhirnya. dan sebelum mencapai akhir kita harus bisa menemukan semua hal yang kita jadikan bekal dna pegangan...

    ReplyDelete
  19. Ayuk Ely,
    selamat ulang tahun yaaa...semoga apa ang diangankan dan dimpikan menjadi kenyataan...* halaah...emang mimpi apa ? )
    Wish U all the best,
    Diam2 aku pengagum postinganmu...

    ReplyDelete
  20. malam mak cik... hehe...

    masih doyan ngupi ya, kayaknya gag pernah lepass tuh... lesu ya.. waa udah kecanduan tuh..

    hp dan leptop... ckck.. dunia modern.. klo hp kayaknya ia ya, klo leptop,aku sih gpp soale kan bisa pake hp hehe (sok keren ih akuu)

    cinta.. no comment deh.. setujah dg sist Elly, biarkan ia mengalir..mantaabbbbbhhh

    ReplyDelete
  21. hal yang harus saya miliki supaya hidup saya lebih berarti? imajinasi dan buku :P

    ReplyDelete
  22. wah saya masih tahap pembelajaran nih mbak... thanks pandangannya.

    ReplyDelete
  23. Menggugah saya untuk lebih berpikir, tentang bekal dan akhir dari perjalanan.
    Tks bu.

    ReplyDelete
  24. Kelamaan gak BW, jadi duduz mo komennya :(

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.