Si Ulil Jahil Yang Makin Ingin Membara



Masih Ingat Ulil tokoh animasi Kak Seto...? Ya Ulil, ulat yang jahil. Ulat, sebagaimana kita tau adalah hewan kecil yang senang menggeliat di dedaunan dan dahan. Tapi Ulil yang saya maksud ini ya benar-benar Ulil. Ini Ulil Abshar Abdalla. Ulil yang ini, bagi saya jahil juga. Jahil, karena pendapat-pendapatnya sering membuat merah telinga para uwak dan paman saya. Bukan hanya itu kini Ulil makin ingin membara.

"Saya meletakkan Islam pertama-tama sebagai sebuah organisme yang hidup, sebuah agama yang berkembang sesuai dengan denyut nadi perkembangan manusia. Islam bukan sebuah monumen mati yang dipahat pada abad ke-7 masehi, lalu dianggap tak boleh tersentuh tangan sejarah". Itulah alinea pembuka tulisan Ulil Abshar Abdalla yang berjudul "Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam" , dimuat di Harian Kompas pada tanggal 18 November 2002 (Ulang tahun saya ke sekian). Sebuah kado manis untuk Ultah saya. Ini anggapan ge-er saya sendiri lho, wong dia saja tidak kenal saya.

Sebagai sebuah tulisan yang saya anggap kado, dulu tulisan itu saya renungkan sekali. Waktu itu saya sering terperangah, terperangah tidak senang pada tulisan, pendapat sang Komandan JIL ini. Ternyata...., kurun waktu hampir tujuh tahun bisa membuat saya berubah. Kini, saya agak sedikit memahami kejahilan pikirannya. Entahlah. Mungkin saya sedang agak bosan saja dengan kekakuan saya sendiri selama ini. Ijtihad saya, dulu, mungkin saya pandang secara keliru.

Sekarang si Ulil ini, konon kabarnya, mencalonkan diri sebagai Calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Mungkin dia ingin makin membara ya. Bagi saya pribadi, sesekali NU dipimpin oleh orang muda dengan pikiran segar, kenapa tidak. Cuma, saya agak tidak setuju saat dia bilang pengawasan ceramah (ketika heboh soal teroris) perlu dilakukan. Pendapatnya yang itu, bagi saya berlebihan.

Baiklah, tanpa harus setuju seratus persen dengan pemikiran bung Ulil ini, saya setuju Islam atau agama apapun selalu memberi ruang pada umatnya untuk berpikir jernih, berpikir dengan hati nurani. Islam sebagaimana agama lain manapun, haruslah memberi keyakinan pada umatnya sebagai pilihan terbaik tanpa harus mengatakan pilihannya yang paling baik dan menganggap pihak lain salah/keliru. Wallahu a'lam bishawab. Tolong dipahami dengan santai ya. Kalau mau, direnungkan juga boleh kok.

Gambar diambil dari sini

Comments

  1. analisa yang patut direnungkan nih...

    bisa jadi tambahana pemikiran saya mbak..

    ReplyDelete
  2. Kirain si Ulat jahil,..
    Aku segera mengunjungi rumah maya beliau..
    makasih yah Mbak..

    ReplyDelete
  3. Beneran deh,henny pikir mau cerita tentang ulilnya kak seto ^^
    Beliau mencalonkan diri menjadi ketua NU ya mbak?wah..boleh juga nih Indonesia,petinggi-petingginya sekarang rata-rata masih muda

    ReplyDelete
  4. yah kirain apa...... hehehe....
    ternyata eh ternyata Om gw ada disini....
    hm... sejak kapan dia jadi Om ku?? heheh...
    Aku sllu bertentangan dgn pmikirannya yg liberal.....

    ReplyDelete
  5. langsung rame tuh dikunjungi temen2 mbak elly, weh..kok namanya hampir sama ya brasa di lidah..ully-l dan elly-l , hehe

    kebebasan berpendat dalam islam diberi ruang untuk hidup dan merdeka, asal tidak menyentuh sendi2 dasar Kitab Suci yang telah terpahat baku sejak ia diturunkan.

    ReplyDelete
  6. ada ya tokoh ulil? baru tahu nih, mbak

    ReplyDelete
  7. weleh.. Ulil jadi ketua NU...??? weleh2. Tapi, sepemikiran kali yah sama Gus Dur? *nah lho...* hehehe...

    Saya gak selintas mbak ama pemikirannya Ulil dan JIL nya. hehehe...

    ReplyDelete
  8. Pemikiran Ulil tentang islam di Indonesia memang cukup fenomenal. Baru dan menyegarkan sekaligus banyak pula yang tidak sepakat. Tak lepas dr pendidikan yang ia tempuh mulai peasntren sampai Boston.
    Soal pengawasan ceramah oleh polisi yang sempat mencuat, saya sependapat dg Ulil, bahwa pengawasan memang perlu, tapi tak perlu diungkap ke publik dan tidak perlu di awasi semua. jadi yang diawasi tidak setiap masjid seperti zaman Orde Baru. Yang diawasi hanya kelompok yang ditengarai terkait dengan jaringan teroris. Masjid NU, Muhammadiyah, atau Betawi tak usah diawasi. Tapi kalau polisi mau mengawasi semua masjid, ya, harus ditentang.
    tks.

    ReplyDelete
  9. wah si ulil nya SI KOMO yah?temen kecil saya bu.....hehe...tp masa sih dy terjun di dunia politik?hehe selamat malam......met lebaran ya bu...maaf lahir batin...maaf telat....

    ReplyDelete
  10. ikutan comment juga, kalau pemikiran mas ulil aku tidak terlalu suka karena terlalu liberal, aku sih lebih senang dgn tokoh muda macam yang islami macam uz. mansur yang sering ceramah topik sedekah...mantap loh ceramahnya.

    ReplyDelete
  11. @all, terimakasih komentarnya. Mantap. Selamat pagi, selamat beraktivitas.

    ReplyDelete
  12. Ulil ? kyK nya brU dgEr skrang...

    Oia Mohon maaf lahir bathin ya Mbak....

    ReplyDelete
  13. @Yans, iya, pendapatmu soal pengawasan ceramah masjid itu, sama persis ya dengan pendapat si ulil.

    ReplyDelete
  14. itu memang pendapat Ulil bulik. saya tinggal menyepakatinya saja. hehe.

    ReplyDelete
  15. apa gak terlalu liberal ya, buat NU yg terkenal dgn konvensionalitas-nya.

    atau barangkali NU memang perlu 'penyegaran'dlm tubuhnya.?

    ReplyDelete
  16. kyknya kemaren aku udah baca posting ini N berkomentar lria dech , tapi kok ngga ada yah bu ? kmn yah , ulil , aku baru tau nama ini !

    ReplyDelete
  17. maaf bu...saya td apa salah masukin komen?maaf ya.........

    ReplyDelete
  18. Ternyata dia sedang mencalonkan jadi ketua NU ....

    aku nggak pernah denger namanya ......
    Aku baru tau nih orang ...

    ReplyDelete
  19. si ulil sekarang jadi sorotan ya???hehe

    salam

    ReplyDelete
  20. hmmm, sangat obyektif perspektif dari bunda terhadap ULIL. Muantabb!

    ReplyDelete
  21. Semua orang bebas berpendapat dan harus bisa mempertanggungjawabkannya...
    Islam itu indah yaaa *komen gag nyambung*
    ehem tgl lhrnya kok lbh tua aku sehari seeeh :) bisa rayain bareng sist! *pengiritan mode ON*

    ReplyDelete
  22. Aku pernah dengerin mas Ulil ini bertahun2 lalu dalam sebuah seminar. Lupa temanya, kayaknya dia org yg cerdas dan terbuka wawasannya.

    ReplyDelete
  23. hmmmmm . .. . perlu direngkan dulu nih.

    ReplyDelete
  24. @all, sekali lagi terimakasih komentarnya. @Inuel, wah apa lg error inet ya. Komeng lagi juga gak apa-apa.
    @Fanda, ya untuk yang satu itu, dia cerdas, saya setuju mbak Fanda.

    ReplyDelete
  25. sebaik keluarga NU harus menjauhkan dari pemikiran-pemikiran si Ulil, Cak Nur Colis M., Gus Dur, dan masih banyak lagi ....termasuk syafi'i Ma'arif, termasuk Pak Amien Rais, Maksudnya ini dalam tataran pemikiran islam yang menyangkut daerah-daerah tertentu (rawan) yakni akidah islam khususnya yang berhubungan dengan ushul, dan masalah fur'iyah pada umumnya karena orang-orang ,yang saya sebut di atas khususnya tidak mem[punyai .kapasitas bicara agama, tetapi boleh-boleh saja bicara agama yang menyangkut sesuatu sudah jelas misal bahwa shalat berjama'ah itu penting itu (sudah maklum/diketahui semua) sebaiknya masyarakat wajib tau khususnya orang yang sedang menuntut ilmu agar tidak salah langkah, bahwa saya tau mereka2 yang di atas ini bicara lah dengan kapasitasnya, baik budayawan politik, sejarah, pendidikan dan pemikiran (plural filsafat) kalo hal2 pokok jelimet bukan kapasitas mereka saya tau persis maka ayo kerja samanya untuk memberi pengertian masyarakat islam pada umum dan khususnya pada penuntut ilmu. jangan keblat kepada mereka kecuali hal2 yang berkenaan dengan bidangnya.
    Dan usaha kita muspro kalau kita umat islam ingin memerangi si Jil tetapi kita tidak tau akan asal mulanya Jil itu terjadi dan tolong kepada Keluarga Besar NU maupun Muhammadiyah apa sebenarnya Jil itu bisa terjadi dan berkembang ? ini konsep yang paling efektif selain di atas yakni reformasi akidah dan kita sendiri belum sadarkan diri sudah betulkah akidah islam kita "jangan2 kita mau memerangi Jil ternyata kita sendiri Jil juga" Jil Tanpa sadar. kita tidak tau hati kita lemah maka dengan kelemahan hati dan akal pikiran tentunya mau tidak mau harus kembali kepada al Qur'an dan as Sunnah yang soheh, hindarkan lah sejauh-jauhnya perasaan setimen,. taklid, ta'asup, fanatik mazhab, partai, golongan , organisasi dsb... hilangmkanlah kesombongan itu semuanya agar al Qur'an/Al Hadist masuk (bisa menerima kebenaran wahyu) Firman Allah: "Ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. Karena dia melihat dirinya serba cukup". (QS Al Alaq: 6-7) Beda dengan Jil sebagaimana kata si Ulil "bahwa daya kekuatan akal intelektual sama dengan wahyu menurut si Ulil wahyu masih turun, dan hukum Tuhan tidak ada " .... bahw a pernyataan ini sanngat mwenggelikan maklum emanya bidangnya/kapasitasnya itu ya kelemahannya (kesesatanya) itulah kelebihannya, ... sukron.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.